Pertemuan Lintas Sektor, Panewu Tepus, Alsito, SSos: "Generasi Stunting Akan Menjadi Beban Pembangunan...!"

Koresponden: Dwi Lestyandari, SIKom (PKB Tepus)

TEPUS - Program pencegahan stunting merupakan program nasional yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai upaya untuk mencetak generasi yang sehat secara jasmani maupun rohani. Upaya ini juga dilakukan di Kapanewon Tepus, salah satunya dengan melakukan upaya pencegahan secara masif dan bersinergi dengan lintas sektoral yang ada. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya stunting, sehingga upaya pencegahan dan penanganannya juga harus dilakukan dengan membangun sinergi antar lintas sektoral yang mendukung.

Pertemuan lintas sektoral dalam upaya pencegahan stunting yang ada di Kapanewon Tepus dilaksanakan pada Rabu (28/09) merupakan pertemuan yang ketiga. Kegiatan ini bertempat di Aula Kapanwon Tepus yang langsung dipimpin oleh Panewu Tepus, Alsito. Adapun peserta dalam pertemuan ini adalah Forum Koordinasi Pimpinan Kapanewon Tepus, Kepala KUA Tepus, Kepala Puskesmas Tepus I dan Tepus II, lurah se- Kapanewon Tepus, bidan anggota TPK, kader KB dan kader PKK dan tokoh masyarakat. 

Dalam sambutannya Panewu Tepus menyampaikan bahwa tugas kita semua melaksanakan upaya pencegahan stunting agar stunting di Kapanewon Tepus mencapai standar minimal yaitu 14% bahkan bisa mencapai zero persen sehingga membutuhkan kerjasama yang saling mendukung dan berkesinambungan agar dilapangan dapat terlaksana dengan optimal. 

"Pemerintah kalurahan dengan adanya rembug stunting akan memberikan alokasi anggaran bagi upaya mendukung program percepatan penurunan angka stunting yang ada di masing-masing kalurahan. Karena pembangunan itu tidak hanya membangun fisik semata, menyiapkan SDM yang tangguh untuk masa yang akan datang merupakan hal yang harus dilakukan saat ini agar keberlangsungan pembangunan bangsa ini dapat berjalan dengan baik. Dengan SDM yang cerdas dan sehat harapannya mampu mengisi pembangunan bangsa ini dan memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa. Apabila banyak generasi yang stunting tentunya akan menjadi beban pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, karena alokasi anggaran akan lebih banyak disedot oleh ranah kuratif atau pengobatan," tegas Alsito.

Pada pertemuan lintas sektoral ini disampaikan laporan status gizi balita dan ibu hamil oleh UPT Puskesmas Tepus I yang meliputi laporan dari wilayah Kalurahan Sidoharjo dan Sumberwungu. Dalam laporan ini dipaparkan status gizi balita di Kalurahan Sidoharjo dan Sumberwungu, prevalensi balita underweight kalurahan Sidoharjo dan Sumberwungu, prevalensi balita stunting Kalurahan Sidoharjo dan Sumberwungu, prevalensi balita stunting Kalurahan Sidoharjo dan Sumberwungu dan data ibu hamil bulan Januari-Agustus dengan status bumil kategori sehat, anemia dan KEK. Pemaparan ini diharapkan menjadi bahan pijakan bagi pelaksanaan program bulan yang akan datang.

Sedangkan dari UPT Puskesmas Tepus II juga menyampaikan hal yang sama, yaitu pemaparan status gizi balita dan ibu hamil yang langsung dipaparkan oleh Kepala UPT Puskesmas Tepus II, dr Damayanti, MPh, yang secara rinci memaparkan dari masing-masing wilayah yang diampu meliputi Kalurahan Giripanggung, Kalurahan Tepus, dan Kalurahan Purwodadi.

Dalam sesi diskusi dan tanyajawab banyak sekali masukan dan saran yang disampaikan oleh para peserta diantaranya disampaikan oleh Lurah Purwodadi, Sagiyanto, SIP, yaitu agar memberikan peningkatan kapasitas tata cara ukur yang benar kepada kader sehingga memiliki kesepahaman yang sama, kemudian memohon agar kalurahan diberikan data yang rinci agar bisa membantu penangganan dan pencegahan dilini lapangan. Karena, katanya, tanpa memegang data by name by address, maka Kalurahan menjadi buta untuk mengambil kebijakan dalam penganggaran. 

Lain halnya usulan dari Lurah Sidoharjo, Evi Nurcahyani, SIP, yang menyampaikan bahwa agar lebih meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar lintas sektoral sehingga segala permasalahan bias diatasi lebih awal. 

Sedangkan usulan dari Lurah Sumberwungu, Ispramoyo, disarankan agar ada inovasi yang dilakukan oleh kader dan pemerintah kalurahan dengan mengunjungi balita yang tidak menimbangkan ke posyandu serta menaikkan insentif bagi kader untuk menambah motivasi kerja kader.

Usulan yang disampaikan oleh Babinsa Sumberwungu, Teguh, mohon ada kalibrasi alat ukur secara berkala sehingga hasil pengukuran memiliki validitas yang tinggi dan tidak menimbulkan bias. 

Sedangkan beberapa saran dan usulan dari Kepala KUA, Muhammad Syukur, SHI adalah agar ada kesepahaman alur pelayanan bagi catin terutama pemasangan elsimil bagi catin. Hal ini juga disampaikan oleh Edy Subambang, S.Sos selaku Koordinator Penyuluh KB bahwa aka dibuat alur pelayanan bagi catin yang nanti akan ditempel di tempat-tempat publik agar dapat dipahami oleh masyarakat.

Adapun beberapa kesepakatan yang diperoleh dari kegiatan pertemuan ini adalah adanya kesepakatan untuk saling berkoordinasi dan berkomunikasi antar lintas sektoral dan membangun sinergi yang kuat bagi upaya pencegahan stunting serta menciptakan inovasi-inovasi kegiatan dalam rangka pencegahan stunting yang ada di Kapanewon Tepus.(*)

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine