Gebyar UPPKA Istimewa Gunungkidul di Telaga Jonge, Gusti Bendara: "Ciri Khas Anggota UPPKA, Mereka Membatasi Jumlah Anak dan Memakai Alat Kontrasepsi."

Koresponden: Sabrur Rohim, SAg, MSI (pimred Cahaya Keluarga)


SEMANU
| Bertempat di kompleks obyek wisata Telaga Jonge, Pacarejo, Semanu, berlangsung acara, "Gebyar Karya Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) Istimewa Gunungkidul", di mana even ini berlangsung selama 3 (tiga) hari, dari Rabu-Jumat (23-25 Nopember 2022). Selain bazar produk UPPKA, di even ini juga diselenggarakan pelbagai acara seperti seminar, atraksi budaya, penyuluhan GenRe, dan sebagainya. 

Kegiatan ini sendiri diprakarsai oleh BPD AKU (Andalan Kelompok UPPKA) DIY dengan mengandeng sejumlah lintas sektor baik di tingkat provinsi, kabupaten, Kapanewon Semanu, maupun Kalurahan Pacarejo. Utamanya, yang terlibat dengan hajatan BPD AKU DIY ini adalah Berbagi Peduli, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk DIY, serta DiskopUKM DIY, dengan dukungan pembiayaan dari Dana Keistimewaan DIY.   

Beberapa kelompok UPPKA dari sejumlah kapanewon ikut dalam acara ini untuk menampilkan dan juga memasarkan produknya. Ada kapanewon yang mengikutkan 1 kelompok, ada juga yang 2 kelompok. Yang menjaga stand UPPKA rata-rata 2 hingga 3 orang kader UPPKA. Produk yang ditampilkan beraneka macam, tetapi kebanyakan adalah kuliner (makanan), baik kering ataupun basah. 

Rabu pagi kemarin adalah acara pembukaannya di lokasi kegiatan, yang dihadiri oleh sejumlah pihak, antara lain:  Gusti Bendara, Kepala DiskopUKM DIY, Kepala DP3AP2 DIY, Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Ketua TP PKK Kabupaten Gunungkidul, Kepala Kundha Kebudayaan Gunungkidul, Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Kepala DPMKPPKB Gunungkidul, Kepala DinsosP3A Gunungkidul, Panewu Semanu, Lurah Pacarejo, dan pelbagai undangan lainnya. 

Acara dibuka dengan berdoa dan lanjut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Uniknya pula, setelah itu ada teriakan yel-yel "Salam GenRe" yang dipimpin oleh Duta GenRe Nasional asal Gunungkidul, Marsellia Septy Claudia yang hadir di even tsb bersama sejumlah personil Forum GenRe DIY. 

"Salam GenRe!" teriak Marsell.

"Salam!" jawab hadirin.

"Remaja GenRe!"

"Sehat! Cerdas! Ceria...!"

"GenRe Indonesia!"

"Saatnya yang muda, yang berencana...!"

Beberapa tokoh dan pejabat struktural kemudian tampil ke podium menyampaikan sambutannya. 

Gusti Bendara menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini akan dilakukan di semua kabupaten/kota di DIY. Jika sekarang di Gunungkidul, kegiatan senada baru saja diselenggarakan sepekan silam di desa wisata Kalurahan Hargotirto, Kulonprogo.

"Gebyar Karya UPPKA Istimiwa adalah sebuah program pengembangan potensi UMKM di tingkat keluarga, khususnya di kampung KB, yang berkolaborasi dengan desa wisata di DIY, yang bertujuan mempertemukan semua pihak mulai dari pemerintah, komunitas masyarakat, perangkat kapanewon dan jajarannya, pelaku industri wisata, dan investor, untuk memajukan UMKM berbasis kearifan lokal dan mengembangkan juga menjaga potensi parieisata yang berkelanjutan di DI Yogyakarta," papar Gusti Bendara. 

"Sebab," lanjut Gusti Bendara, "pertumbuhan ekonomi di Gunungkidul, selain ditopang oleh sektor pertanian, peternakan, dan UMKM, juga dikuatkan oleh sektor pariwisata dan SDA Gunungkidul yang melahirkan destinasi-destinasi wisata baru, yang kemudian membangkitkan geliat ekonomi di Gunungkidul." 

"Nah, Gebyar Karya UPPKA Istimewa ini hadir sebagai salah satu pendekatan kesinambungan dan keberlanjutan potensi UMKM dan pariwisata di Gunungkidul," tegas Bendara. 

Gusti Bendara juga menyatakan pentingnya menjaga dan memelihara kekhasan UPPKA, di mana anggotanya selain berperan aktif dalam pembangunan ekonomi dan kelompok, juga memperhatikan kesertaan KB. "Di UPPKA, salah satu persyaratan menjadi pengurus atau anggota yang minimal 10 orang itu, ibu-ibu juga harus dipastikan masih PUS, dan tidak lupa dipastikan memakai alat kontrasepsi, menjaga jarak anak, membatasi jumlah anak, dan seterusnya," ujar Bendara.

Kepala DinkopUMKM, Ir Sri Nurkyatsiwi, MMA, dalam sambutannya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan hari ini. "Ini sebenarnya bentuk dukungan kepada BKKBN yang menjadi leading sector dalam percepatan penurunan stunting di Indonesia. Kaitan dengan kegiatan ini jelas sekali. Stunting banyak terjadi pada keluarga yang tingkat perekonomiannya di gugusan bawah. Dengan kegiatan ini yang menyasar partisipasi UMKM, harapannya akan menimbulkan geliat ekonomi kelas menengah ke bawah, dan selanjutnya tentu akan berdampak peningkatan taraf kesehatan. Kalau ekonominya meningkat, tentu akses kepada menu dan bergizi dan bervitamin juga meningkat," ujar Siwi, sapaan akrabnya. 

Dalam kesempatan berikutnya, Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Shodiqin, SH, MH, menekankan bahwa salah satu pendekatan terbaik dalam pencegahan stunting adalah dengan pelaksanaan 8 fungsi keluarga yang selama ini digaungkan oleh BKKBN melalui para penyuluh dan kader di desa/kalurahan. "Dari ke-8 fungsi keluarga, salah satunya adalah fungsi ekonomi, yang mengandaikan bahwa institusi keluarga menjadi wahana bagi peningkatan pendapatan bagi seluruh anggota keluarga. UPPKA ini menjadi sarana bagi para akseptor kalangan ekonomi menengah ke bawah untuk mengimplementasikan fungsi ekonomi dalam keluarga ini," ujar Shodiqin. 

Setelah pelbagai sambutan, acar seremoni selesai dan dilanjutkan ramah tamah. Gusti Bendara diikuti oleh segenap tamu dan hadiri kemudian mengunjungi satu demi satu stand UPPKA untuk beramah-tamah dengan kader-kader UPPKA dan membeli produk mereka.(*)   


0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine