Ajak Bhabinkamtibmas Gunungkidul Berperan dalam Percepatan Penurunan Stunting, AKBPK Sinungwati: "Gunakan Sarana Media Sosial...!"

Koresponden: Sabrur Rohim, SAg, MSI (PKB Girisubo)

WONOSARI - Dalam rangka menggalang peran mitra ataupun lintas sektor untuk percepatan penurunan stunting, diselenggarakan kegiatan, "Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting kepada Bhabinkamtibmas di Wilayah Gunungkidul". Lokasi kegiatan ini di RM Mbok Seneng, Wonosari, Gunungkidul, dimulai sejak jam 08.30 WIB sd selesai. 


Kegiatan ini diselenggarakan oleh Perwakilan BKKBN DIY yang bersinergi dengan Polres Gunungkidul. Hadir dalam kegiatan ini Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Shodiqin, SH, MH beserta jajarannya (termasuk Korbid Adpin Rohdhiana Sumariati, SSos, MSc), Kapolres Gunungkidul AKBP Edy Bagus Sumantri, SIK, Kasubdit Bhabinkamtibmas Polda DIY, AKBPK Sinungwati, SH, MIP, Koordinator Satgas Penurunan Stunting Provinsi DIY, Asteria Heni, ST, MT, Kasat Binmas Polres Gunungkidul, AKP Mujiman, Kepala DPMKPPKB Gunungkidul yang diwakili Kabid KB Dalduk, Muh Amirudin, SSos, Ketua DPC IPeKB Gunungkidul, Ir Sulistyana, serta para bhabinkamtibas se-Kabupaten Gunungkidul (per kapanewon diwakili oleh 4 orang personil).

Acara dimulai dengan pembukaan, berdoa, dilanjutkan  menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Setelah itu, acara berlanjut dengan sambutan yang pertama-tama disampaikan oleh Kepala Perwakilan BKKBN DIY. Dalam sambutannya, Shodiqin, SH, MH menyampaikan terimakasih dan apresiasi atas fasilitasi dari Kapolda DIY dan Polres Gunungkidul sehingga kegiatan sosialisasi kepada Bhabinkamtibas kali ini bisa terlaksana dan berjalan dengan baik. Kaper BKKBN DIY juga mengatakan bahwa kegiatan sosialisasi kali ini merupakan tindak lanjut dari audiensi Perwakilan BKKBN DIY dengan Polda DIY beserta jajarannya pada 1 November yang lalu di Mapolda DIY. 


Tidak Perlu Menunggu 2024 

Disampaikan oleh Shodiqin juga bahwa BKKBN adalah lembaga non-departemen, non kementerian, bahwa BKKBN hanya memiliki kepada badan dan strukturnya hanya sampai di tingkat provinsi (perwakilan), sehingga kepanjangan tangan secara langsung di pemerintah kabupaten/kota tidak ada. "Untuk inilah kami membutuhkan kerjasama dan bantaun dari lintas sektor, mitra kerja, di setiap tingkatan wilayah demi terlaksanakanya program-program BKKBN, khususnya adalah OPD-OPD yang menangani program Bangga Kencana di kabupaten/kota," ujar Shodiqin. 

Kaper BKKBN DIY mengatakan bahwa berdasarkan Perpres No 72 Tahun 2021, BKKBN ditunjuk oleh Presiden RI sebagai ketua pelaksana, ketua koordinator, untuk percepatan penurunan stunting secara nasional. 

"Sebagaimana diketahui, bahwa menurut aturan global (internasional) yang ditetapkan oleh PBB, angka stunting tidak boleh lebih dari 20%. Sedangkan di Indonesia, berdasarkan survei status gizi tahun 2021, angka stuntingnya masih tinggi, yakni sebesar 24,4%. Dengan kondisi ini, maka kita semua dituntut untuk mempercepat penurunan stunting, dengan target di tahun 2024 tidak boleh lebih dari 14%. Kita bersyukur bahwa pada perkembangan terakhir, kondisi stunting di DIY ada pada kisaran 17,5%, nomor 3 setelah Bali dan DKI Jakarta. Untuk konteks DIY, darii 17% tsb, yang tertinggi kasusnya adalah Gunungkidul di kisaran 20%, sedangkan yang terendah adalah Kulonprogo sebanyak 14%.  Untuk itulah kami sudah berkoordinasi dengan dinas/lintas sektor di provinsi dan kabupaten/kota untuk mempercepat penurunan stunting, tidak harus menunggu sampai 2024, kalau bisa di tahun 2022 ini sudah turun menjadi 14%," ujar Shodiqin. 

Untuk mewujudkannya, BKKBN membuat terobosan dengan membentuk TPPS dari tingkat nasional sampai dengan kecamatan/kapanewon, bahkan untuk lebih menyasar lagi ke lapangan maka hingga desa/kalurahan, yakni dengan dibentuknya TPK (tim pendamping keluarga) di setiap kalurahan/kapanewon yang terdiri atas bidan desa, kader PKK, dan kader PPKBD, yang bertugas mendampingi keluarga-keluarga yang berisiko stunting baik catin, ibu hamil, atau ibu menyusui/ibu baduta. "Anggota TPK tsb juga sudah mendapatkan pelatihan atau orientasi pada Desember 2021 dan Juni 2022 yang lalu," ujar Shodiqin.

"Pendampingan kepada catin agar sejak dini mereka mempersiapkan diri sebelum pernikahan dan kehamilan, agar mereka tidak melahirkan bayi-bayi yang stunting. Pendampingan kepada bumil agar mereka menjalani kehamilan secara sehat, memeriksakan rutin kehamilannya, agar bayi yang dilahirkan kelak menjadi bayi-bayi yang sehat. Pendampingan kepada sasaran ibu nifas (pasca persalinan) bertujuan agar ibu pasca salin memberikan pola asuh yang baik sampai anak usia 2 tahun, di mana yang terpenting adalah bagaimana agar ibu menyusui minimal 6 bulan secara eksklusif (tanpa campuran apa pun)," tegas Shodiqin. 

Untuk kerja pendampingan oleh TPK kepada sasaran, terutama catin, disampaikan oleh Kaper BKKBN DIY ihwal adanya aplikasi android bernama Elsimil, "aplikasi elektronik siap nikah dan hamil". Dengan aplikasi tsb, kata Shodiqin, akan bisa diketahui siapa-siapa catin yang berisiko dan tidak. Bagi yang berisiko maka akan didampingi oleh TPK di dalam menjalani kehamilannya, sampai melahirkan, sampai anaknya usia 2 tahun. 


Dukungan TNI dan Polri

Dijelaskan oleh Kaper bahwa acara hari ini juga sebagai tindak lanjut pertemuan BKKBN Pusat dengan TNI dan Polri pada 28 Agustus 2022 yang lalu di Jakarta, di mana sudah ada komitmen dari TNI dan Polri untuk mendukung secara tuntas, paripurna percepatan penurunan stunting. 

Perwakilan BKKBN DIY sendiri, menurut Shodiqin, pada 14 Maret 2018 telah menandatangani MoU bersama dengan Polda DIY dalam pelaksanaan program Bangga Kencana di DIY. Pada waktu itu penandatangan Perwakilan BKKBN DIY adalah  Kaper Drs Bambang Marsudi, MM, sedangkan dari Polda DIY adalah Brigjen Pol Drs H Ahmad Dofiri, MSi, di mana perjanjian tsb berlaku selama lima tahun. 

Sebagaimana sudah dijelaskan di awal bahwa percepatan penurunan stunting membutuhkan kerjasama dan kolaborasi lintas sektor, termasuk di dalamnya adalah dari kepolisian. 

"Acara hari ini bertujuan untuk menggalang komitmen dan partisipasi instansi kepolisian di Gunungkidul, dan lebih ke bawah lagi para bhabinkamtibmas di masing-masing wilayah, untuk bersama-sama mensukseskan program percepatan penurunan stunting ini. Pelaksanaan sosialisasi ini sudah dirancang di tingkat provinsi DIY agar bertahap, tidak serentak. Kita mulai dari Gunungkidul, karena sebagaimana saya jelaskan di awal tadi, karena angka stunting di Gunungkidul paling tinggi di antara 5 kabupaten/kota yang ada di DIY," ujar Kaper BKKBN DIY.

Pada praktiknya di lapangan nanti, poin pentingnya, Shodiqin meminta kepada para bhabinkamtibmas untuk membantu para TPK di kalurahan di masing-masing wilayah (kapanewon) di dalam mendampingi catin, bumil, dan bufas yang berisiko stunting. 


Media Sosial 

Materi atau sambutan selanjutnya disampaikan oleh Kapolda DIY, yang dalam hal ini diwakili oleh  Kasubditbhabinkamtibmas, AKBP Sinungwati, SH, MIP. Dalam paparannya, Sinungwati mengingatkan kepada para bhabinkamtibmas agar mereka tidak usah merasa tambah beban, merasa berat, dengan tugas baru ikut berpartisipasi dalam mensukseskan program pemerintah untuk percepatan penurunan stunting. 

"Selama ini bhabinkamtibmas sudah berpengalaman bekerjasama dengan dinas sosial dalam pendampingan pencairan bantuan tunai, dengan dinas kesehatan dalam program vaksinasi warga masyarakat, dan kini ada tugas baru dalam percepatan penurunan stunting. Tambahan tugas ini menunjukkan bahwa bhabinkamtibmas selama ini bisa diandalkan oleh pemerintah, itulah kenapa diamanahi dengan tugas lain. Jangan khawatir juga karena dalam praktiknya di lapangan kita bekerjasama dengan banyak sektor, ada panewu, ada lurah, ada bidan, ada kader PKK, ada kader KB, dan sebagainya," ujar Sinungwati.

Sinungwati menyarankan kepada bhabinkamtibmas pentingnya sarana media sosial untuk promosi dan edukasi kepada warga masyarakat, karena di era sekarang media sosial sangat lekat dengan kehidupan masyarakat. 

"Saya minta kepada setiap bhabinkamtibmas untuk membuat video edukasi atau kampanye pencegahan stunting, diposting di Tiktok atau Instagram, lalu jangan lupa dikoneksikan dengan akun media sosial Polda DIY, jadi kami akan tahu bahwa para bhabinkamtibmas benar-benar terlibat aktif dalam program ini," ajak Sinungwati. 

Atas ajakan tersebut, semua bhabinkamtibmas yang hadir (perwakilan 4 personil per kapanewon) menyatakan siap.

Setelah usai materi oleh Kasubditbhabinkamtibmas, acara dilanjutkan penyampaian materi dari Korbid Adpin Rohdhiana Sumariati, SSos, MSc, diwakili oleh dr Fatkhurrahman, dengan tajuk,"Audit Kasus Stunting," serta Koordinator Satgas Penurunan Stunting Provinsi DIY, Asteria Heni, ST, MT, yang menyampaikan materi "Sosialisasi Stunting".

Sebelum zuhur acara penyampaian materi sudah selesai, lalu acara pun ditutup dan dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan siang bersama.(*)  

 


0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine