Remaja Sehat, Stunting Lewat...!

Oleh: Ir Sihana Yuliarto (PKB Tanjungsari)

Remaja merupakan masa perkembangan peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa yang mencakup perkembangan fisik, intelektual, emosi dan sosial. Masa remaja umumnya terjadi dalam rentang usia 10 -24 tahun.

Masa remaja juga ditandai dengan perubahan pada diri anak, sebagai bentuk dari puberitas remaja. Perubahan yang terjadi umumnya:

1. Berat dan tinggi akan bertambah,
2. Tumbuh bulu pada kemaluan,
3. Payudara membesar (pada anak perempuan)
4. Menstruasi (pada anak perempuan). Dan mimpi basah (pada anak laki-laki),
5. Meningkatnya kemampuan berpikir,
6. Terjadinya perkembangan organ vital

Remaja yang sehat sangat menentukan untuk terwujudnya generasi berkualitas di masa yang akan datang tentunya bebas dari stunting. Stunting merupakan hal yang harus dicegah, karena merupakan ancaman utama dalam upaya mewujudkan generasi berkualitas di masa yang akan datang.

Stunting yang disebabkan karena kekurangan gizi dalam jangka panjang, sejak masih dalam kandungan sampai usia bawah dua tahun, tidak hanya berpengaruh dari aspek fisik saja (tubuh pendek/kerdil) dibanding teman seusianya, namun juga perkembangan otaknya terhambat. Ini menyebabkan menurunnya prestasi di sekolah, menjadi tidak produktif dan kreatifitas rendah.

Remaja sehat menjadi faktor penting dalam upaya menurunkan prevalensi stunting. Karena, remaja pada saatnya akan menikah. Mempunyai ketuturunan yang sehat tentu menjadi impian dari setiap pasangan, dan harapan besar tentunya mempunyai keturunan selain sehat, juga mempunyai tingkat kecerdasan yang baik, sehingga di masa depan mampu bersaing dalam prestasi dan produktifitasnya. 

Pencegahan stunting merupakan hal yang perlu diperhatikan, karena stunting merupakan faktor penghambat terwujudnya generasi unggul di masa yang akan datang. Remaja yang sehat sangat menentukan untuk keberhasilan menurunkan prevalensi stunting ynag ditargetkan pada tahun 2024 pada angka di bawah 14 persen.

Pola makan dengan gezi berimbang dan berolah raga secara rutin dapat dilakukan guna menjaga kesehatan remaja. Namun tidak kalah penting menjaga kualitas sel telur (pada perempuan), juga perlu dilalukan sebagai langkah mencegah lahirnya bayi yang stunting.

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam upaya memelihara kualitas sel telur pada perempuan, antara lain:

Jauhi Rokok
Untuk menjaga kualitas sel telur, remaja harus berupaya selalu jauhi rokok. Bahan kimia dalam rokok mengubah DNA dalam sel telur, membuat sel telur tidak bisa digunakan untuk pembuahan.

Wanita dilahirkan dengan sel telur terbatas, dan jumlahnya berkurang seiring bertambahnya usia. Menghindari kontaminasi dengan bahan kimia yang tidak pelu merupakan salah satu cara menjaga telur seorang wanita tetap sehat.

Kelola Stres
Remaja harus sehat, cerdas dan ceria, sesuai dalam salam GenRe. Stress dapat menghasilkan hormon seperti kortisol dan prolaktin, yang dapat menghambat atau menghentikan ovolasi, dan menghambat produksi telur. Aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan untuk mencegah stress, antara lain : yoga, meditasi, olah raga atau dengan mandi air hangat.

Makan Sehat
Makanan sehat dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Makanan sehat dapat membantu telur seorang wanita tetap sehat dan juga meningkatkan kesuburan.

Konsumsi sayuran hijau, biji-bijian utuh, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, sayuran segar dan buah-buahan secara rutin. Jauhi lemak trans, karbohidrat olahan, makanan olahan, atau daging, garam dan gula berlebihan.


Pertahankan Berat Badan Normal
Kegemukan dapat mengubah tugas mitokondria dan meningkatkan stress oksidatif, yang berdampak pada penurunan kesuburan dan kualitas telur. Kegemukan juga dapat mengubah keseimbangan hormon, menggangu ovolasi.


Aliran Darah Lancar
Kesehatan telur yang baik akan tercapai jika aliran darah yang kaya dengan oksigen mengalir ke ovarium. Aliran darah dalam tubuh, dapat dengan cepat berkurang jika kita mengalami dehidrasi. Jadi uasahakan minum 8 gelas setiap hari.

Dari ulasan di atas dapat disimpulkan guna mencgah stunting, remaja harus sehat, pada saat hamil kehamilannya juga harus sehat.

Seorang wanita yang memilki kualitas telur baik, pada saat hamil, dengan menjaga kehamilan dan memberi asupan gizi yang cukup, merupakan langkah untuk pencegahan stunting.

Remaja sehat menjadi faktor kunci untuk pencegahan kasus stunting. Dengan menjaga kualitas telurnya tetap baik melalui 5 langkah diatas, setelah menikah menerapkan pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan (HPK), harapan bayi yang dilahirkan bayi yang sehat dan bebas dari stunting.

Remaja sehat, kehamilan sehat ….. stunting lewat...!(*)
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine