Kader IMP Harus Memiliki Semangat 3 M: Mumpuni, Mrantasi, Migunani

Oleh: Slamet, SST (PKB Playen)

PLAYEN | Pada hari Selasa (25/10) telah diselenggarakan kegiatan, "Pembinaan Lini Lapangan", bertempat di aula Kapanewon Playen lantai 1. Peserta kegiatan adalah PPKBD dan Sub PPKBD dari 4 kalurahan, yaitu Banyusoco, Bleberan, Getas, dan Dengok. Materi disampaikan oleh Slamet selaku Penyuluh Keluarga Berencana dengan wilayah kerja 4 kalurahan tsb.

Penyampaian materi diawali dengan menjelaskan bahwa lini lapangan adalah aktivitas penyelenggaraan operasional program Bangga Kencana di wilayah yang paling dekat dengan kelompok sasaran. Atau diartikan sebagai kegiatan yang bersentuhan langsung kepada masyarakat. Masyarakat yang menjadi sasaran Program Bangga Kencana saat ini bukan hanya pasangan usia subur, tetapi menjangkau keluarga pada umumnya. 

Dalam keluarga terdiri dari beberapa unsur, yaitu orangtua, anak, dan anggota keluarga lainnya. Dari segi umur ada balita, ada remaja, ada lansia. Sebagai pelaksana atau tenaga di lini lapangan adalah Penyuluh KB dan dan kader IMP (Institusi Masyarakat Pedesaan). IMP terdiri atas PPKBD, Sub PPKBD, kelompok KB, dan kader poktan.  

Kegiatan utama di lini lapangan adalah pembinaan kesertaan ber-KB dengan sasaran PUS, diikuti dengan kegiatan-kegiatan lain dalam mewujudkan ketahanan keluarga (pembangunan keluarga). Kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan ketahanan keluarga, antara lain pembinaan keluarga balita (BKB), pembinaan keluarga remaja (BKR), pembinaan keluarga lansia (BKL), pembinaan kepada remaja (PIKR), serta pembinaan ekonomi keluarga (UPPKS). 

Bentuk-bentuk kegiatannya sesuai yang  tercantum dalam 6 peran bhakti IMP, antara lain pertemuan, KIE dan konseling, serta pencatatan dan pelaporan. 

KIE dan konseling merupakan bentuk pembinaan kepada kelompok sasaran, sedangkan pencatatan dan pelaporan adalah administrasinya. Kegiatan pembinaan dan administrasi sama-sama penting, antara keduanya harus selaras dan seimbang. Keduanya harus dilaksanakan secara berkelanjutan. Misalnya kita memberikan penyuluhan kepada PUS agar menjadi peserta KB, kemudian kita menyusun laporan berupa data PUS dan kesertaan ber-KB. Tidak berhenti di situ, namun kemudian data tersebut harus kita gunakan untuk pembinaan selanjutnya.

Di samping kegiatan-kegiatan yang disebutkan di atas, saat ini di lini lapangan kita sedang menggalakkan kegiatan pencegahan stunting. Sebagai kepanjangan tangan dari BKKBN, kader IMP menjadi pelaku utama kegiatan tersebut. Apalagi dengan dibentuknya Tim Pendamping Keluarga, di mana salah satu personilnya adalah kader IMP. Bersama bidan dan kader PKK, Kader IMP sangat berperan pada kegiatan pendampingan kepada kelompok sasaran, yaitu remaja calon pengantin, ibu hamil, ibu pascasalin, serta baduta dan balita. Kegiatan TPK antara lain penyuluhan dan pendampingan. Penyuluhan dan pendampingan kepada remaja calon pengantin menggunakan aplikasi Elsimil, pendampingan kepada ibu hamil dan ibu pascasalin dilaporkan melalui Google form. 

Slamet mengingatkan bahwa dalam melakukan penyuluhan kepada masyarakat, kader harus memanfaatkan media yang telah dibagikan, yaitu poster pintar. Poster pintar telah ditempel di setiap balai padukuhan (posyandu). Media itu harus dimanfaatkan untuk memberikan penyuluhan kepada ibu hamil maupun ibu baduta. Disamping itu untuk membantu kader dalam memberikan penyuluhan, disampaikan rumusan pencegahan stunting yang disebut 25 Pesan Penting (pencegahan stunting).

Kader IMP memegang peran pentingnya dalam kegiatan di lini lapangan, baik dalam pembinaan kesertaan ber-KB, pembinaan ketahanan keluarga, maupun dalam mendukung percepatan penurunan angka stunting. Slamet menyebut, untuk menjadi kader yang handal perlu memiliki semangat 3 M, yaitu mumpuni, mrantasi, dan migunani:

- Mumpuni 

Mumpuni berarti mampu atau berkompeten. Kader adalah orang yang memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam menjalankan tugas-tugasnya. Kemampuan dan pengetahuan tersebut didapat dari belajar, membaca, mendengarkan, dan mengikuti kegiatan-kegiatan penyuluhan.  

- Mrantasi

Mrantasi artinya cekatan atau trengginas. Dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki kader akan menjalankan tugasnya dengan penuh semangat. Kader akan selalu cekatan dan trengginas dalam menjalankan tugasnya.

Kader merupakan kepanjangan tangan pemerintah. Dalam pelaksanaannya kader memiliki banyak seragam, misalnya sebagai kader sehat (Puskesmas/Dinkes), kader PAUD (Dinas Kesehatan), kader pembangunan masyarakat (Pemerintah Kalurahan). Dalam menjalankan perannya terkadang terjadi tumpeng tindih atau pelaksanaanya bersamaan. Juga bersamaan dengan kegiatan di masyarakat. Maka kader harus bisa membagi waktu dan berbagi tugas.

- Migunani

Migunani berarti bermanfaat bagi sesama. Karena banyaknya peran yang dijalankan oleh kader IMP, maka keberadaannya dibutuhkah oleh masyarakat. Kader berperan sebagai sumber informasi, fasilitator, koordinator kegiatan, termasuk dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.(*)

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine