Musim Pengantin, Jangan Lupa Cegah Stunting..!

Oleh: Dra Lilih Eryani (PKB Semin)


ORANG Jawa meyakini bahwa pada bulan-bulan tertentu adalah bulan yang baik untuk melaksanakan hajatan. Seperti juga bulan Syawal, misalnya, yang kebetulan adalah bulan yang kalau menurut keyakinan dan hitungan orang Jawa merupakan salah satu bulan baik untuk melaksanakan hajatan pernikahan. Pada bulan Syawal inilah biasanya merupakan puncak orang punya hajat tersebut (musim pengantin), apalagi pada bulan syawal bagi masyarakat Gunungkidul biasanya baik para calon pengantin maupun kerabat yang merantau di luar daerah sedang berkumpul dalam momen lebaran atau mudik lebaran. Pada momen inilah kemudian sekalian dimanfaatkan untuk menyelenggarakan hajat pernikahan.

Momen ini sangat tepat dimanfaatkan bagi jajaran pemangku kepentingan dan para pelaksanan dalam rangka pelaksanaan program percepatan penurunan stunting.

Memastikan para calon pengantin telah melakukan persiapan terkait kehidupan berkeluarganya kelak menjadi sangat penting dalam rangka pencegahan stunting. Dalam hal ini perlu peran bersama/kolaborasi berbagai pihak sangat diperlukan untuk pencegahan stunting ini, yakni al:

1. Peran kader Tim Pendamping Keluarga (TPK)

Tim Pendamping Keluarga merupakan sekelompok tenaga pendamping yang terdiri dari bidan, kader TP PKK dan kader KB yang melaksanakan pendampingan diantaranya kepada calon pengantin/calon PUS dan keluarga yang meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program bantuan sosial serta surveilans/pengawasan/pengamatan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting.

Tujuan pendampingan yang dilakukan oleh kader TPK adalah memastikan setiap catin atau calon PUS berada dalam kondisi siap menikah dan siap hamil pada saat melangsungkan pernikahan.

Tugas dalam pendampingan calon pengatin ini meliputi:

a. Pendampingan catin menggunakan aplikasi pendampingan keluarga, yakni
- menginformasikan kepada catin/calon PUS untuk melakukan registrasi di aplikasi Elsimil
- menginformasikan tentang tata cara melakukan registrasi di Elsimil
- memastikan calon pengantin memeriksakan kesehatannya di fasilitas kesehatan terdekat, untuk mengetahui risiko melahirkan anak stunting
- memfasilitasi dan memastikan catin/calon PUS memasukkan hasil pemeriksaan kesehatan kedalam Elsimil

b. Melakukan KIE pencegahan stunting pada fase catin dan memastikan catin mendapatkan informasi pencegahan stunting secara menyeluruh meliputi:
- memberikan informasi kepada catin fasilitas kesehatan mana saja yang bisa dikunjungi di wilayah terdekat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
- menjelaskan hasil skrining berupa kondisi risiko melahirkan anak stunting pada catin berdasarkan hasil aplikasi Elsimil
- menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh catin untuk memperbaiki faktor resiko (tergantung hasil skrining dari Puskesmas)
- memantau dan memastikan kepatuhan catin dalam mengkonsumsi suplemen peningkatan status gizi sesuai anjuran
- menginformasikan dan memfasilitasi catin mengikuti kelas dan/atau mendapatkan materi bimbingan perkawinan di institusi agama masing-masing
- melakukan KIE penundaan kehamilan terhadap PUS baru yang belum layak hamil.

2. Peran Faskes
Faskes berperan melakukan konseling tentang kesehatan reproduksi dan pemeriksaan kesehatan dalam fase pranikah. Selain memahamkan kespro pada catin, para calon pengantin akan mendapat pemeriksaan untuk mengetahui status kesehatannya yang meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, kadar hemoglobin dan biasanya juga pemeriksaan HIV/AIDS.

3. Kementrian agama/KUA
Peran KUA yakni melaksanakan bimbingan perkawinan (Binwin). Binwin merupakan program prioritas nasional sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan merupakan revitalisasi program Kursus Calon Pengantin (Suscatin) yang telah dilaksanakan di KUA selama ini.

Kementerian Agama (Kemenag) mengadopsi isu stunting di dalam kurikulum dan modul bimbingan perkawinan (Binwin). Tujuannya untuk mencegah bertambahnya kasus stunting.

Sasaran program Binwin eliputi calon pengantin (catin) yang sudah mendaftar nikah dan remaja  usia nikah (19-25 tahun) yang belum mendaftar nikah.

Tujuan Binwin adalah menyiapkan calon keluarga agar memiliki kecakapan secara psikologis, sosial, dan hukum-hukum keluarga..

Adapun materi wajib dari Bimbingan Perkawinan ada 8, yaitu: 
- Membangun Landasan Keluarga Sakinah
- Merencanakan Perkawinan Yang Kokoh Menuju Keluarga Sakinah
- Dinamika Perkawinan
- Kebutuhan Keluarga 
- Kesehatan Keluarga 
- Membangun Generasi Yang Berkualitas 
- Ketahanan Keluarga Dalam Menghadapi Tantangan Kekinian.

4. Jajaran BKKBN/Penyuluh KB

Peran penyuluh KB adalah menyampaikan pemahaman tentang pengendalian penduduk dan 1000 HPK dalam rangka membangun generasi yang berkualitas termasuk didalamnya tentang pra konsepsi kepada calon pengantin, dengan cakupan al:

a. Kesehatan reproduksi kaitannya dengan pengendalian penduduk

Bahwa menikah dan melahirkan pada usia muda (sebelum usia 20 tahun) selain tidak tepat menurut kesehatan dimana pada usia itu organ reproduksi belum matang, hal itu juga akan berpeluang lebih besar terhadap jumlah kelahiran yang dihasilkan.

Menurut teori Robert Maltus, laju pertumbuhan penduduk itu seperti deret ukur sedangkan laju pertumbuhan pangan seperti deret hitung. Artinya bahwa laju pertumbuhan penduduk lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan pangan. Dan dampaknya dalam waktu panjang manusi akan mengalami krisis sumber daya alam dan berebut untuk mendapatkan pangan jika laju pertumbuhan penduduk tidak ditekan/dikendalikan.

b. Pembentukan generasi berkualitas dimulai dari pra konsepsi

Konsepsi adalah bertemunya sel telur dengan sel sperma untuk bersatu sehingga membentuk zigot, lalu menjadi embrio sebagai cikal bakal janin dan inilah awal mula terjadinya kehamilan. Konsepsi yang sehat harus dipersiapkan sejak 3 bulan sebelumnya karena sperma yang keluar hari ini adalah hasil produksi sejak 75 hari sebelumnya. Ada beberapa catatan penting tentang konsepsi yang dikutip dari pernyataan dr. Hasto Wardoyo, SpOG (K) antara lain:

-  Pada masa konsepsi (sperma bertemu sel telur) harus benar-benar sehat/bagus;
- Sperma yang dikeluarkan hari ini adalah diciptakan 75 hari yang lalu, sehingga
persiapan sperma yang sehat harus dipersiapkan 75 hari sebelum menikah;
- Terjadi perbedaan antara sperma dari perokok dengan yang tidak merokok;
- Laki-laki butuh 20 juta/cc sperma untuk bisa menghamili. Bagi laki-laki yang normal bahwa 1 x ejakulasi akan menghasilkan 3-5 cc, sehingga bila kurang dari 60 juta sperma tidak menghamilkan.

Pada saat pra konsepsi ini, ujar dr Hasto, baik calon wanita maupun laki-laki harus benar-benar menyiapkan kesehatannya agar nantinya bisa menurunkan keturunan/generasi yang sehat juga. Penting untuk calon pengantin mengkonsumsi gizi dalam rangka mempersiapkan calon anak yang berkualitas. Bagi calon pengantin perempuan: minum asam folat, tablet TD, vitamin D sejak 90 hari sebelum menikah. Sedangkan calon pengantin laki-laki mengkonsumsi Zinc, vitamin C, serta tidak berendam di air hangat dan mengurangi merokok sejak 75 hari sebelumnya.

Namun pada kenyataannya banyak para calon pengantin yang akan sibuk dengan persiapan pesta pernikahan (pra resepsi) yang relatif membutuhkan biaya yang besar namun tidak paham atau lupa memperhatikan pentingnya mempersiapkan konsepsi (pra konsepsi) yang membutuhkan biaya yang sangat murah.

c. Pentingnya Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan

1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) adalah masa selama 270 hari dalam kandungan sampai dengan anak berusia 2 tahun. 1000 HPK dimulai sejak sembilan bulan dalam kandungan (9x30 hari) = 270 hari, tahun pertama kelahiran (365 hari), dan tahun kedua kelahiran (365). Masa 1000 HPK sangat penting bagi tumbuh kembang buah hati dan dapat menentukan perkembangan kecerdasan secara jangka panjang. 

Tidak optimalnya perkembangan otak pada masa ini juga akan berpengaruh terhadap kehidupan buah hati di masa depan. 1000 HPK sangat penting karena seluruh organ penting dan sistem tubuh mulai terbentuk dengan pesat. Perkembangan yang dimulai adalah kesehatan saluran cerna, perkembangan organ metabolik, perkembangan kognitif, pertumbuhan fisik, dan kematangan sistem imun. Kondisi kekurangan gizi pada masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yaitu sejak masa konsepsi sampai anak umur 2 tahun, tidak hanya akan memberikan dampak jangka pendek seperti terjadinya gangguan perkembangan otak, pertumbuhan dan ‎metabolic programing pada masa kehamilan tapi juga akan berpengaruh pada kualitas kesehatan di masa mendatang (masa tua). Sehingga masa 1000 HPK ini disebut “periode emas” karena pada masa itulah stunting dapat terjadi dan sekaligus dapat dicegah atau masih dapat dikoreksi.

Empat hal penting yang harus dilakukan pada 1000 HPK antara lain:
- Kebutuhan nutrisi. Kebutuhan zat gizi harian penting diperhatikan bahkan sejak mengetahui kehamilan;
- Selama 6 bulan ibu harus memberikan ASI eksklusif. ASI merupakan pangan yang memiliki zat gizi lengkap;
- Ortu memberi stimulasi kepada baduta;
- Keluarga harus menjaga kebersihan.

Apabila peran para pihak di atas bisa dilakukan dengan baik maka program percepatan penurunan stunting yang dilakukan dari hulu akan membuahkan hasil sesuai yang diinginkan.(*)

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine