TPPS Tingkat Kapanewon Dikukuhkan, Siap Bersinergi Percepat Penurunan Stunting di Paliyan

Kontributor: Purwadi, SHI & Tri Nurhidayati, SSos (Penyuluh KB Paliyan)

PALIYAN - Acara pengukuhan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kapanewon Paliyan diselenggarakan hari Selasa (31/5), bertempat di aula Kapanewon Paliyan dan dikukuhkan oleh Panewu Paliyan. Acara dihadiri oleh seluruh Forkompinkap Kapanewon Paliyan, ditambah Kepala Puskesmas, Kepala KUA, lurah, kader KPM dan pihak-pihak yang terkait dengan program penurunan stunting di wilayah Kapanewon Paliyan berjalan dengan khidmat dan lancar. 

Panewu Paliyan, Drs Yulihadi Handoyo, dalam sambutannya menyampaikan bahwa stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dihadapi dunia, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Stunting menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kematian, daya tahan tubuh yang rendah, kurangnya kecerdasan, perkembangan otak terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental. "Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan akibat akumulasi ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai usia 24 bulan,” kata Yulihadi.

Lebih jauh dijelaskan oleh Yulihadi, bahwa dampak stunting tidak hanya dirasakan oleh individu yang mengalaminya, tetapi juga berdampak terhadap roda perekonomian dan pembangunan bangsa. Hal ini karena sumber daya manusia stunting memiliki kualitas lebih rendah dibandingkan dengan sumber daya manusia normal.

Setelah kegiatan pembacaan Surat Keputusan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kapanewon Paliyan dan dikukuhkan oleh Panewu Paliyan, acara dilanjutkan dengan penyampaian ketugasan TPPS oleh Erlando Henriquez selaku pendamping program penurunan stunting Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta untuk wilayah Gunungkidul.

Dalam materi, Peran TPPS dan TPK dalam Percepatan Penurunan Stunting di Tingkat Kapanewon, disampaikan oleh Edo, sapaan akrabnya, bahwa stunting disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung yaitu faktor maternal, faktor genetik, kualitas asupan makanan, pemberian ASI ekslusif, dan penyakit infeksi. 

Selain faktor langsung, "Stunting juga disebabkan oleh faktor tidak langsung yaitu sosial ekonomi, tingkat pendidikan, pengetahuan ibu, budaya, serta faktor sanitasi dan lingkungan," ujar pria kelahiran Ngada, Nusa Tenggara Timur.

Lebih lanjut Edo manyampaikan bahwa penurunan stunting memerlukan intervensi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif. Intervensi gizi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi gizi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung. Selain mengatasi penyebab langsung dan tidak langsung, diperlukan prasyarat pendukung yang mencakup komitmen politik dan kebijakan untuk pelaksanaan, keterlibatan pemerintah dan lintas sektor, serta kapasitas untuk melaksanakan.

Untuk memastikan komitmen bersama dalam percepatan penurunan angka stunting, tegas Edo, perlu dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), di mana TPPS tsb dibentuk secara berjejang dari tingkat pusat hingga tingkat Kalurahan. TPPS merupakan kerja lintas sektoral dalam rangka penanganan stunting. Tugas awal tim tersebut adalah mengidentifikasi dan menginventisasi wilayah yang membutuhkan perhatian khusus.

TPPS tingkat Kapanewonn selanjutnya memiliki tugas untuk menyediakan data, melaksanakan pendampingan lapangan, melaksanakan pengawasan, perencanaan kegiatan serta mengkoordinasikan peningkatan kerjasama dan kemitraan dengan pemangku kepentingan di tingkat Kapanewon. Dan tidak kalah penting melaporkan penyelenggaraan percepatan penurunan stunting yang sudah dilakukan setiap bulannya atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

Dasno SSos, selaku Panewu Anom Paliyan dan Ketua Pelaksana TPPS Kapanewon Paliyan menyampaikan harapannya bahwa dengan pelaksanakan upaya percepatan penurunan stunting yang terintegrasi, dimana seluruh komponen masyarakat  berjalan beriringan dengan pemerintah, tujuan mempercepat perbaikan gizi di wilayah Kapanewon Paliyan dapat tercapai.(*)

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine