WOW...! Binwin Angkatan 27 Oleh KUA Girisubo, Ternyata Sebagian Besar Catin Sudah Donlot dan Masuk di Aplikasi "Elsimil"

Oleh: Sabrur Rohim, SAg, MSI (kontributor Girisubo)

GIRISUBO - Kegiatan sinergis 3 sektor kembali digelar dalam rangka menyiapkan para calon mantin (catin) sebelum memasuki kehidupan berumahtangga. Tiga sektor tsb adalah KUA Kapanewon Girisubo, UPT Puskesmas Girisubo, serta BPKB Girisubo. Sebagai penyelenggaranya (leading sector) adalah KUA Girisubo. 

Peserta kegiatan ini adalah para calon mantin yang terdiri atas 20 pasangan. Sehingga total kurang lebih (seharusnya) diikuti oleh 40 orang peserta. "Namun karena berbagai alasan, misalnya karena ada peserta yang sedang bekerja, baik kedua-duanya atau salah satunya, jadi yang hadir kali ini memang tidak lengkap. Tetapi alhamdulillah hampir 2/3 peserta yang hadir. Ini sudah luar biasa dan melampaui espektasi," kata Giyatno, petugas dari KUA Girisubo.

Acara dilaksanakan di RM Jatiroso, Duwet, Jerukwudel, pada Rabu - Kamis (12-13/05), dimulai sejak pukul 09.00 WIB sd selesai. Acara tsb bertajuk, "Bimbingan Perkawinan Bagi Calon Pengantin Angkatan ke-27". Dalam sambutannya, yang dilanjutkan dengan materi, "Perkenalan dan Kontrak Belajar Mempersiapkan Keluarga Sakinah", Kepala KUA Girisubo, Hernawan, SHI, menyampaikan apresiasi kepada segenap peserta yang telah meluangkan waktu untuk menghadiri undangan. Menurut Hernawan, kegiatan ini sangat penting untuk memberi bekal kepada calon mantin sebelum memasuki kehidupn berumahtangga. "Makanya nanti banyak materi yang akan disampaikan oleh narsum, baik dari KUA, dari bidan, maupun dari penyuluh KB, dengan harapan akan menambah literasi, wawasan, saat mengarungi kehidupan berkeluarga," ujar Hernawan.

"Terlebih lagi, kita di Gunungkidul sekarang sedang mengalami masalah stunting. Ini menjadi tugas berat para bidan, penyuluh KB, penyuluh agama Islam, untuk memberi edukasi kepada calon pengantin, bagaimana agar setiap pasangan suami istri betul-betul memiliki perencanaan yang matang dalam pernikahan, kehamilan, persalinan, pengasuhan anak, dst, supaya anak-anak mereka kelak tidak mengalami stunting. Kita ditarget oleh pemerintah agar angka stunting di Gunungkidul, juga secara nasional, tidak sampai 14% pada 2024 mendatang. Kita berpacu dengan waktu. Makanya kita harus bersinergi. Tidak hanya menjadi kewajiban petugas saja, tetapi juga masyarakat," tegas Hernawan.

Sebagai narsum dalam kegiatan Binwin tsb, selain dari Kepala KUA Girisubo, ada 4 orang. Yang pertama adalah Sunarti, AMd dari UPT Puskesmas Girisubo yang memang membidangi program KRR, yang menyampaikan materi, "Menjaga Kesehatan Reproduksi dan Keluarga." Yang kedua adalah Sabrur Rohim, SAg, MSI selaku PLKB dari Balai Penyuluhan KB Girisubo, yang menyampaikan materi, "Menyiapkan Generasi Berkualitas". Narsum ketiga adalah M Bahtiyar Rifa'i, SHI selaku penyuluh KUA, di mana beliau menyampaikan materi, "Mengelola Psikologi dan Dinamika Keluarga." Yang terakhir adalah Dr H Asrofi, MHum (Ketua MUI Gunungkidul), yang menyampaikan materi, "Memenuhi Kebutuhan dan Mengelola Keuangan Keluarga; Refleksi dan Evaluasi."

Secara khusus, Sunarti menekankan pentingnya kematangan fisik, perencanaan reproduksi, pengasuhan anak (baduta dan balita), serta perilaku hidup yang sehat yang harus dilaksanakan oleh setiap pasangan. Dengan cara-cara tsb insya Allah keluarga akan sehat dan tentunya akan melahirkan generasi yang sehat dan terbebas dari stunting.

Sementara itu, Sabrur Rohim, selaku penyuluh KB melakukan dialog interaktif dengan seluruh peserta seputar "4 Terlalu". Dari hasil dialog tsb, alhamdulillah, lebi dari 90% peserta (catin) umurnya sudah ideal (perempuan di atas 21 tahun), hanya 3 orang yang di bawah 21 tahun; rerata ingin punya 2 anak saja, ada 2 pasangan yang ingin punya anak 3, satu pasangan ingin punya 1 anak saja; merencanakan jarak kelahiran minimal 3 tahun, 2 pasangan ingin jarak 5 tahun, 1 pasangan ingin jarak kelahiran 7 tahun; semua peserta ingin mengakhiri kehamilan pada 35 tahun, 1 pasangan ingin mengakhirinya di usia 40 tahun.

Hal yang menarik dalam dialog tsb, hampir semua peserta telah mengetahui bahwa cara mengatur kehamilan adalah dengan ikut program KB. Bahkan ada yang luar biasa, di mana ada 3 calon suami yang menyatakan berkomitmen untuk memakai kontrasepsi kondom saja. Alasannya, sayang istri, tidak ingin tubuh istri kemasukan obat-obat kimia.

Yang menggembirakan lagi, ketika disampaikan materi Elsimil, ternyata sebagian besar peserta sudah mendonlot aplikasi tsb dan sudah menginput data diri ke dalam aplikasi tsb. Ini benar-benar hal yang sangat positif, dan tidak lain berkat kegigihan dan kesungguhan para kader TPK, para bidan, penyuluh KB, penyuluh agama Islam, penghulu, dalam mengedukasi, mengajak para remaja calon pengantin agar menggunakan aplikasi tsb. Harapannya, dengan berperan dalam aplikasi tsb, maka kondisi pasangan usia subur, utamanya si istri, bisa diketahui dan dipantau baik menjelang konsepsi, saat hamil, persalinan, serta masa-masa pengasuhan sampai bayi usia 2 tahun.

Disampaikan oleh Sabrur juga, bahwa keterlibatan para catin dalam pencegahan dan penurunan angka stunting di Gunungkidul sangat penting, dan itu diimplementasikan melalui donlot dan berinteraksi di aplikasi Elsimil tsb.(*)    


0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine