Dari Lokmin UPT Puskesmas Girisubo, dr Devi Wardoyo: "Hepatitis Akut Misterius Tidak Ada Kaitannya dengan Vaksinasi Covid-19."

Koresponden: Sabrur Rohim, SAg, MSI (PLKB Kap Girisubo)

TANJUNGSARI - Bertempat di salah satu balai pertemuan di kompleks pantai Sepanjang, Gunungkidul, dilangsungkan pertemuan tingkat kapanewon dalam rangka syawalan dan halal bihalal UPT Puskesmas Girisubo dan lintas sektor, pada Sabtu (14/05) pagi. Balai pertemuan itu sendiri bergaya jawa (limasan) yang dikitari oleh bangunan-bangunan homestay yang bisa disewa, dan merupakan milik dari Bumdes Kalurahan Kemadang, Tanjungsari. 

Acara kurang lebih diikuti atau dihadiri oleh 80 orang, yang terdiri atas segenap karyawan/pegawai di lingkungan UPT Puskesmas Girisubo beserta lintas sektor, seperti Panewu dan jajarannya beserta anggota Forkompinkap (Polsek, Danposmil), Kepala KUA, lurah dan aparat kalurahan, penyuluh KB, kader kesehatan, serta kader KB (IMP) se-Girisubo.

Inti acara ini sendiri adalah lokakarya mini (lokmin) dalam rangka monitoring serta evaluasi program yang sudah berjalan, serta dalam rangka merancang program-program ke depan. Hanya saja, karena berbarengan dengan momentum Idul Fitri, maka kemudian dibalut dalam bentuk syawalan dan halal bihalal. 


Capaian Vaksinasi

Dalam sambutannya, Kepala UPT Puskesmas Girisubo, Pujianta, SKep Ners, menyampaikan terimakasih dan apresiasi atas kehadiran segenap undangan yang merepresentasikan semua sektor di wilayah Girisubo, di mana ini merupakan modal utama untuk bersama-sama memajukan pembangunan dan pelayanan masyarakat di Girisubo, khususnya terkait dengan kesehatan. Puji juga berterimakasih karena berkat kerjasama dari semua sektor di Girisubo, kegiatan vaksinasi alhamdulillah berjalan sukses dan sesuai espektasi. 

"Dari 26.282 penduduk Girisubo, kita ditargetkan untuk vaksinasi sebanyak 23.951. Berdasrakan data yang sudah divalidasi, untuk vaksin dosis 1 kita sudah mencapai 86.08%, untuk vaksin dosis 2 sebanyak 79.93%, sedangkan untuk dosis 3 sebanyak 34.42%. Kegiatan vaksinasi ini akan terus kita galakkan lagi dalam waktu-waktu ke depan untuk meningkatkan imunitas warga Girisubo, dan karenanya dukungan dan kerjasama dari bapak dan ibu sekalian tentu sangat penting dan kami harapkan. Sebab, dalam hal ini Puskesmas tentu tidak bisa bekerja sendiri," tegas Puji.


Spirit Pengabdian pada Masyarakat

Panewu Girisubo, Slamet Winarno, SSos, MM, yang hadir agak terlambat karena terlebih dulu hadir di acara lain di aula kapanewon, juga memberikan sambutan pengarahannya. Slamet sangat mengapresiasi kepada segenap lintas sektor yang hadir dalam acara syawalan dan halal bihalal dalam rangka lokmin ini, karena banyak di antara hadirin bukanlah karyawan Puskesmas yang notabene (harusnya) libur di hari Sabtu. "Spirit inilah yang harus terus kita jaga, yakni pengabdian kepada masyarakat tanpa mengenal waktu. Di kantor kapanewon juga saya tanamkan spirit seperti ini, sehingga tidak ada alasan kita menolak membantu masyarakat karena alasan hari libur. Kalau memang urusannya mendesak, darurat, dan tidak bisa menunggu hari Senin, ya apa salahnya kita bantu. Saya sering juga melakukan seperti itu," ujar Slamet. 

Menandai kegiatan syawalan dan halal bihalal, dalam even tersebut juga dilaksanakan ikrar bersama syawalan dan halal bihalal yang dipimpin oleh salah satu karyawan Puskesmas Girisubo, dalam hal ini Nurul Huda yang juga pembina wilayah Kalurahan Nglindur, Girisubo.

Dalam kesempatan tsb, Suharti, AMd Keb, yang merupakan koordinator program vaksinasi UPT Puskesmas Girisubo, menginformasikan jadwal vaksinasi keliling yang akan dilaksanakan di setiap kalurahan bertempat di balai kalurahan masing-masing se-Girisubo. Diharapkan oleh Bu Harti, sapaan akrabnya, agar pihak kalurahan beserta jajaran lintas sektor tingkat kalurahan bisa memfasilitasi untuk suksesnya kegiatan tsb.


Hepatitis Akut Misterius Tidak Terkait dengan Vaksinasi Covid-19

Dokter Devi Wardoyo, salah satu tenaga medis di UPT Puskesmas Girisubo, secara khusus diminta oleh Kepala UPT Puskesmas agar memberi penjelasan tentang fenomena hepatitis akut misterius. Dikatakan oleh dr Devi bahwa ada 5 jenis inveksi hepatitis di Indonesia, yakni hepatitis A, B, C, D, dan E. Dinamakan hepatitis misterius, karena tidak satu pun masuk dalam kategori 5 (lima) jenis ini pada hepatitis yang mewabah akhir-akhir ini dan sudah masuk di Indonesia juga, atau disebut juga "hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya".

Hepatitis di sini, lanjut Devi, adalah kondisi gagal hati, kerusakan hati, dengan gejala-gejala (untuk konteks Indonesia, sebagaimana dinyatakan dalam edaran dari Kemenkes RI belum lama ini) sbb: 72% demam, 55% mual, 50% muntah, 50% hilang nafsu makan, 46% diare akut. Gejala ini terjadi pada anak-anak dengan usia paling tua 16 tahun, dan sejauh ini (per 11 Mei 2022) sudah ada 18 kasus dengan distribusi sebarannya meliputi Sumatera Barat, Bangka Belitung, Sumatera Utara, Jawa Barat, DKI, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur.

"Yang perlu diketahui juga," lanjut Devi, "bahwa dari anak-anak yang terkena gejala hepatitis misterius ini, baik di luar negeri ataupun juga di Indonesia, di antara mereka ada yang masih usia balita. Hanya saja yang perlu digarisbawahi, bahwa tidak ada satu negara pun sejauh ini, termasuk Indonesia, yang sudah melaksanakan ataupun memprogramkan vaksinasi covid-19 pada anak-anak di bawah 5 tahun. Jadi tidak logis jika mengaitkan hepatitis misterius ini dengan vaksinasi covid-19." 

"Oleh karena itulah, belum lama ini IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dengan tegas mengatakan hepatitis misterius akut ini tidak disebabkan oleh vaksinasi covid-19. Sekarang para ahli, para dokter, masih mencari tahu penyebabnya, mempelajari secara epidemologis. Oleh karena itu, diharapkan bapak ibu semua menyampaikan informasi yang benar agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat," pungkas Devi.(*)  


0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine