Dampak Pandemi Covid-19, Kasus Pernikahan Dini Naik! Panewu Anom Playen: "Bekali Anak Usia 13-20 Tahun dengan PKBR...!"

Oleh: Ria Mufidah (Kontributor Kap Playen)


PLAYEN
| Dalam upaya penanganan stunting, BKKBN merupakan tombak utama dalam penanganan kasus stunting di Indonesia. Namun, tidak mungkin BKKBN dapat berjalan sendiri dalam mengatasi masalah stunting tersebut. Oleh karenanya, bersama dengan faskes serta kader di lini lapangan kegiatan penanganan masalah stunting khususnya di wilayah Kapanewon Playen akan kuat dan sukses.

Dalam rangka itulah, pada hari Selasa (04/05) diadakan pertemuan Tri Komponen yang bertempat pada Balai Penyuluh Keluarga Berencana Kapanaewon Playen, pukul 10.00 WIB sd selesai. Yang hadir dalam even tersebut adalah Panewu Anom Playen, perwakilan dari 3 faskes serta PPKBD dari 13 kalurahan yang ada di Kapanewon Playen.

Pertemuan tersebut dibuka oleh Panewu Anom Playen, Esi Suharto, SE, yang menyampaikan dukungan penuh terhadap kader untuk melakukan sosialisasi program pencegahan stunting pada kelompok bina-bina, misalnya Posyandu/BKB, Posyandu lansia/BKL, karangtaruna/PIK-R serta kelompok-kelompok remaja masjid yang notabennya adalah pelajar serta mahasiswa. Karena di usia mereka memang sebaiknya diberikan ilmu untuk bekal dalam mempersiapkan rumah tangga yang sehat serta terencana.

Sambutan selanjutnya diberikan dari perwakilan UPT Puskesmas Playen I, Wiratnaningsih, AMd Keb, yang menyampaikan bahwa beberapa kasus stunting yang terjadi di Playen disebabkan oleh; ibu-ibu yang lilanya kurang, mempunyai riwayat penyakit menahun (TBC, dll), serta usia di luar fase reproduksi sehat (kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun). Dari tiga hal tersebut ternyata dapat menyumbang angka kelahiran bayi stunting. Oleh karenanya, pihak UPT puskesmas mengajak seta ibu kader tetap semangat dalam menjalankan amanah untuk bersama-sama memberikan pengertian pada masyarakat bahwa kasus stunting ini merupakan tanggung jawab kita bersama.

Pembahasan inti berjudul, “Isu Strategis Program Bangga Kencana”, disampaikan oleh koordinator PKB, Drs Edy Pranoto. Edy pada intinya menyinggung program pencegahan serta upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam penanganan kasus stunting di Kapanewon Playen.

Saat ini stunting merupakan isu utama pada bidang pembangunan keluarga. Karena dengan adanya pandemi covid-9 saat ini, ternyata kasus stunting di Indonesia semakin meroket. Hal tersebut di akibatkan banyak faktor, yaitu; perekonomian masyarakat yang menurun dapat menyebabkan kurangnya asupan gizi yang seharusnya dikonsusmsi oleh ibu hamil maupun ibu menyusui, banyaknya kasus hamil yang tidak diinginkan dikarenakan takut datang ke faskes untuk ber-KB, naiknya angka pernikahan dini diakibatkan banyaknya anak-anak yang tidak sekolah lalu terjerembab dalam pergaulan bebas, serta masih banyak lagi faktor pandemi covid19 yang dapat menyumbang naiknya angka pertambahan stunting di Indonesia.

Bahkan saat ini, di Kapanewon Playen sendiri, sejak Januari hingga akhir April 2021 sudah menyumbang angka pernikahan dini sebanyak 5 orang dari 91 pernikahan yang telah disahkan oleh Kantor Urusan Agama Kapanewon Playen. Dari hal tersebut terlihat bahwa kesadaran masyarakat mengenai pemahan stunting masih kurang. Faktanya angka pernikahan dini tergolong masih tinggi. Bahkan ibu-ibu muda saat ini sangat sulit untuk diberi masukan oleh ibu-ibu kader dengan alasan mereka lebih mengetahui teknologi informasi serta komunikasi.

Sebenarnya, tugas pencegahan stunting tidak hanya tanggung jawab dari seorang ibu saja, namun lebih tepatnya seluruh anggota keluarga berperan penting dalam tugas tersebut. Karena, seorang ibu yang sedang mengandung atau memiliki balita sangat membutuhkan kontribusi serta dukungan dari orang-orang terdekatnya. Terlebih jika ibu tersebut sambil bekerja, tentunya ia sangat membutuhkan bantuan dari suami/orang tua dalam merawat anaknya. Oleh karena itu penting adanya edukasi pada kelompok BKL dalam upaya pencegahan stunting.

Sesuai dengan pesan Panewu Anom, saat ini upaya pencegahan stunting yang sangat efektif adalah dengan pembekalan pada anak-anak usia 13 sd 20 tahun, yakni ihwal pentingnya persiapan kehidupan berumahtangga bagi remaja (PKBR).

Sebelum mengakhiri penyampaian materinya, Edy berpesan dengan penuh harap agar kader tetap semangat serta tetap ikhlas dalam mengemban tugas pencegahan kasus stunting yang ada di Kapanewon Playen khususnya.

Acara dapat berjalan dengan lancar dan hangat, terkadang diselingi dengan candaan serta diskusi-diskusi ringan terkait stunting serta capaian KB pada faskes di Kapanewon Playen.[^]

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine