Pendampingan Korban Bencana Puting Beliung di Kedungranti, Nglipar

Kontributor: Ir Sulistyana (Nglipar)


NGLIPAR | Masih segar di ingatan kita, musibah yang menimpa masyarakat Padukuhan Kedungranti terjadinya bencana alam puting beliung. Kejadian berlangsung kurang lebih selama 15 menit pada hari Kamis, 5 November 2020, sekitar pukul 15.45 WIB, secara tiba-tiba.

Kejadian berawal dari arah barat laut menuju Padukuhan Kedungranti dengan suara gemuruh, tak lama kemudian angin menerjang wilayah Padukuhan Kedungranti yang berada di sebelah timur Kalurahan Nglipar, berjarak kurang lebih 6 kilometer.

Kejadian ini tentu mengejutkan seluruh warga masyarakat yang tidak menduga akan datang angin puting beliung yang begitu besar. Angin puting beliung memporak-porandakan pohon-pohon, rumah, sarana prasarana yang ada di Padukuhan Kedungranti dalam sekejap saja.

Akibat kejadian itu banyak puluhan sarana prasarana yang mengalami kerusakan berat, sedang , maupun ringan. Dari 178 KK yang terdiri dari 3 RT, yang mengalami kerusakan 1 rumah roboh, 10 kerusakan sedang dan 39 kerusakan ringan. Angin yang kencang itu juga merobohkan 2 pohon yang menimpa rumah warga, serta banyak pohon-pohon yang melintang menutupi jalan.

Usai terjadinya puting beliung petugas, relawan pun segera mendatangi lokasi kejadian guna melakukan proses evakuasi dan guna penyaluran bantuan. Banyak relawan dari yang silih berganti untuk bergotong royong membersihan bahu jalan, dan mengevakuasi barang barang warga yang masih bisa terselamatkan. Banyak bantuan pun mengalir dari semua relawan baik berupa sembako, peralatan MCK, mie instan dan lain-lain. Akibat bencana alam tersebut warga pun banyak mengalami kerugian baik material dan non material.

Dalam menghadapi dan menangani bencana angin puting beliung di Padukuhan Kedungranti ada partisipasi dan peran semua sektor terkait (tingkat kapanewon, kabupaten, maupun provinsi) relawan, organisasi kemasyarakatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, baik secara kelompok maupun perorangan, termasuk dari BPKB Nglipar. Apalagi lokasi yang jadi korban adalah yang ada kampung KB-nya, yakni Kampung KB Kedungranti.

Koordinator PKB Nglipar, Ir Sullistyana, mengatakan, bahwa pasca bencana perlu pemulihan situasi dan kondisi guna kelangsungan hidup. Untuk itu pendampingan yang bersifat kelompok maupun individu sangat penting untuk meningkatkan semangat gotong royong, tolong menolong, dan peduli terhadap sesama.

Pendampingan dapat berupa bantuan secara materiil maupun non materiil dengan harapan situasi dan kondisi masyarakat pulih kembali dan dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan baik,” kata Sulis, sapaan akrabnya, saat menyerahkan bantuan kepada sejumlah warga Kampung KB. Ditegaskan juga oleh Sulis, bahwa dalam menghadapi situasi dan kondisi dimusim penghujan masyarakat diharapkan lebih waspada, berhati-hati, dan menjaga lingkungan alam dengan baik.(*)

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine