Baksos Pemasangan Alat Kontrasepsi IUD dan Implan di Klinik Mitra, Selang

Kontributor: Drs Basyori Mahfud & M Roby (PKB dan pramusaji Wonosari)



WONOSARI |
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DP3AKBPM dan D) Gunungkidul bekerjasama dengan Perwakilan BKKBN DIY menggelar bakti sosial pelayanan KB di Klinik Mitra, Selang, pada Senin-Rabu (9-11/11).

Pada Senin, pelayanan ini sendiri disaksikan oleh Kepala Bidang KB DP3AKBPM dan D Gunungkidul dan jajaran PKB dari BPKB Kapanewon Wonosari. Bakti sosial pelayanan KB gratis tersebut merupakan program dari Perwakilan BKKBN DIY.Menurut Kabid KB, Dra Dwi Iswantini, baksos ini dilaksanakan untuk melayani akseptor yang berminat mengikuti program KB dengan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), yaitu IUD dan implan dengan sasaran sebanyak 140 akseptor KB MKJP di seluruh wilayah di Kabupaten Gunugkidul.

Antusiasme masyarakat, dalam hal ini para ibu, yang datang mengikuti pelayanan KB, hal tersebut sesuatu yang luar biasa. Menurut Dwi, hal itu menunjukan semakin banyak masyarakat yang ingin mengikuti program KB. Menurut Dra Umi Wasriyati, MM, Koordinator PKB Wonosari, even ini juga sekaligus bisa mengugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya kehamilan yang direncanakan serta menigkatkan kesadaran tentang pentingnya penggunaan kontrasepsi serta menggiatkan edukasi seksualitas dan reproduksi.

Dalam kegiatan ini, komitmen dan dukungan dari para mitra dalam pelaksanaan program pembangunan keluarga, kependudukan, keluarga berencana (Banggakencana) sangatlah urgens. Lebih khusus lagi adalah para pasangan usia subur (PUS), yang mengikuti program ini dalam rangka penundaan, mengatur jarak dan mengakhiri kehamilan, peran sertanya sangat besar demi terselenggaranya kegiatan baksos pelayanan KB ini. Kiranya, dengan itu semakin banyak masyarakat yang mengikuti program keluarga berencana. Demikian ditegaskan Umi.

Sementara itu, PKB Wonosari yang lain, Dwiarti Novitasari, SH, mengatakan bahwa kesuksesan program KB, selain ditentukan oleh kesertaan masyarakat dalam ber-KB juga oleh peningkatan jumlah peserta KB baru, dan keberlanjutan peserta KB aktif. Untuk itu, menurut Novi, diperlukan dukungan dari stakeholder, provider medis, mitra kerja, organisasi profesi, dan lainya dalam pelayanan KB tersebut.

Sebagai tambahan informasi, dikarenakan kegiatan pelayanan KB bergerak tersebut di laksanakan di tengah pandemi covid-19, panitia dan peserta KB wajib mematui protokol kesehatan, yakni memakai masker, cuci tangan, dan menjaga jarak. Bahkan, setiap akseptor yang datang untuk memasang dan membongkar alat kontrasepsi wajib cek suhu tubuh.(*)

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine