IKAN IS DISESAR atau ANTING 13 SISI, Inovasi Penyuluhan 1000 HPK dari PKB Playen

Koresponden: Slamet, Playen

PLAYEN | Dengan diberlakukannya tatanan kehidupan new normal pada bulan Juni 2020 lalu, maka beberapa dinas/instansi mulai melaksanakan kegiatan-kegiatan pertemuan, seperti rapat, penyuluhan, atau sosialisasi. Demikian juga di Kalurahan Dengok Kapanewon Playen, yang menjadi salah satu dari 10 locus stunting di Kabupaten Gunungkidul. 

Beberapa kegiatan telah dilakukan dalam rangka mendukung program pencegahan stunting di Kalurahan Dengok, dengan tetap mengacu pada protokol kesehatan, yaitu semua peserta diwajibkan memakai masker, cuci tangan memakai sabun/handsanitizer dan pemeriksaan suhu sebelum memasuki ruangan. Demikian pula untuk ruangan yang digunakan, diatur sedemikian rupa sehingga tetap menjaga jarak aman.

Kegiatan Sosialisasi Materi dan Media KIE Pro PN yang dilaksanakan pada Selasa, 16 Juni 2020, menjadi tonggal dimulainya kegiatan di era new normal.  Kegiatan dalam rangka mensosialisasikan media penyiapan generasi emas  sesuai dengan kearifan lokal tersebut dilaksanakan oleh Perwakilan BKKBN DI Yogyakarta bekerjasama dengan Balai Penyuluhan KB Kapanewon Playen. 

Sesuai dengan protokol kesehatan, maka kegiatan yang melibatkan peserta sebanyak 55 orang tersebut dibagi menjadi 3 kelas. Materi sosialiasi terdiri atas 4 tema, yaitu Penanaman dan penerapan nilai karakter melalui 8 Fungsi Keluarga oleh Kabid KSPK Perwakilan BKKBN DIY, Peran Ayah dalam Pengasuhan oleh praktisi/psikolog, BKB kit Emas oleh Kasubid Balnak Perwakilan BKKNN DIY, dan Menjadi Orangtua Hebat dalam Pengasuhan oleh Kabid KB DP3AKBPM dan D Kabupaten Gunungkidul. Keempat narasumber menyampaikan materi tersebut secara bergiliran dan bergantian dari dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain.

Tindak Lanjut di Kapanewon
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan sosialisasi tersebut, Pengurus IMP dan Penyuluh KB wilayah Kalurahan Dengok menyelenggarakan rakor desa pada tanggal 2 Juli 2020. Pada acara Rakor pertama setelah 4 bulan ditiadakan akibat pendemi covid tersebut Penyuluh KB mengajak para kader untuk mendukung berbagai kegiatan dalam upaya pencegahan stunting. 

Ditetapkannya Kalurahan Dengok sebagai lokus stunting lebih kepada upaya preventif, yaitu untuk mencegah terjadinya stunting. Oleh karena itu kegiatan penyuluhan disamping diberikan kepada sasaran prioritas yaitu ibu hamil dan ibu punya baduta, juga diberikan kepada sasaran penting, yaitu ibu balita, remaja putri, termasuk para lansia. 

Penyuluh KB berharap agar kader IMP Kalurahan Dengok membuat suatu gerakan untuk mendukung pogram lokus stunting, misalnya terkait dengan peningkatan kesertaan ber-KB dan pemenuhan gizi keluarga dengan pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam sayur, buah, atau untuk berternak.

Kegiatan intervensi penanganan stunting juga dilakukan oleh Pemerintah Kalurahan Dengok, Puskesmas Playen II, dan Balai Penyuluhan Keluarga Berencana Kapanewon Playen. Puskesmas Playen II melaksanakan kegiatan berupa pelatihan kepada kader yang dilaksanakan 2 kali, yaitu tanggal 8 Juli dan 22 Juli 2020. Pemerintah Kalurahan mengadakan kegiatan rembug stunting pada tanggal 8 Juli 2020, sebagai forum untuk mengusulkan kegiatan-kegiatan pencegahan stunting pada tahun 2021. 

Sementara dari Balai Penyuluhan KB Kapanewon Playen, intervensi pencegahan stunting dilakukan dalam bentuk penyuluhan stunting di tingkat padukuhan, dengan sasaran Posyandu dan Kelompok BKB. Pada bulan Juli ini kegiatan dilaksanakan 6 padukuhan. Penyuluhan tersebut dilaksanakan dengan menggunakan anggaran dana BOKB bulan Juli untuk 4 padukuhan, sedangkan untuk 2 padukuhan dengan dana BOKB bulan Maret yang pelaksanaannya ditunda karena adanya pandemi covid-19.

Kegiatan Penyuluhan tentang stunting di Kalurahan Dengok telah dilaksanakan di 6 padukuhan yaitu tanggal 17 Juli di Dengok V, tanggal 21 Juli di Dengok IV, tanggal 23 Juli di Dengok VI tanggal 24 Jul di Dengok II dan Dengok III, tanggal 28 Juli di Dengok I. 

Sebagai pemateri dalam penyuluhan tersebut adalah Penyuluh KB wilayah Desa Dengok, Slamet didampingi oleh Penyuluh KB Kapanewon Playen yang lain, yaitu Drs Edy Pranoto, Sukartini, Mugimin secara bergiliran. Drs Edy Pranoto dan Mugimin menyampaikan materi tentang 1000 HPK dan Stunting, Slamet menyampaikan materi tentang Pengasuhan anak, sedangkan Sukartini menyampaikan materi tentang pentingnya Deteksi Tumbuh Kembang Anak dengan Kartu Kembang Anak (KKA) serta menjelaskan kembali tentang cara pengisiannya.

Pengertian 1000 HPK
Yang dimaksud 1000 HPK adalah seribu hari pertama kehidupan seseorang dihitung sejak dalam kandungan selama 270 hari sampai usia 2 tahun atau 730 hari. Penghitungan versi lain yaitu 280 hari dalam kandungan dan 720 hari setelah lahir. Pada masa 1000 HPK terjadi pembentukan organ tubuh, pembentukan otak, perkembangan sistem metabolisme tubuh dan sistem kekebalan tubuh. 

Pada saat lahir perkembangan otak seseorang telah mencapai 25 persen, usia 2 tahun mencapai 80 persen dan pada usia 6 tahun mencapai 100 persen. Maka 1000 HPK disebut periode emas karena menentukan kesehatan dan kecerdasan seseorang, atau window opportunity (jendela peluang), yaitu peluang untuk menyerap berbagai pengetahuan dan kemempuan melalui pengalamannya dengan mudah. 

Apabila dalam 1000 HPK terjadi malnutrisi (kekurangan gizi) kronis, akibatnya akan berjangka panjang, yaitu: anak akan mudah terserang penyakit saat bayi dan balita, meningkatkan resiko penyakit kronis (diabetes, penyakit pembuluh darah, jantung, otak), menyebabkan anak stunting (anak pendek), penurunan tingkat kecerdasan anak, serta bayi perempuan yang kurang gizi maka kelak akan beresiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

Salah satu dampak dari kekurangan gizi dalam 1000 HPK adalah terjadinya stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah usia dua tahun yang disebabkan kekurangan gizi pada waktu yang lama (kronis). Penyebab stunting, antara lain: faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun balita, kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi, masih terbatasnya layanan kesehatan, masih kurangnya akses kepada makanan bergizi karena harganya tergolong mahal, serta kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Dampak dari stunting, antara lain: anak mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang, berisiko terkena penyakit berhubungan dengan pola makan, fungsi-fungsi tubuh tidak seimbang, postur tubuh tidak maksimal saat dewasa, mengakibatkan kerugian ekonomi.

Urgensi Pengasuhan Anak
Slamet selaku Penyuluh KB wilayah Kalurahan Dengok dalam setiap pertemuan menambahkan penjelasan tentang 1000 HPK dengan menyampaikan materi tentang pengasuhan anak. Menurutnya praktik pengasuhan memiliki 3 tujuan, yaitu memastikan bahwa anak berada dalam kondisi sehat dan aman, menyiapkan anak menjadi pribadi yang produktif atau mandiri, dan mewariskan nilai-nilai budaya. Prinsip dalam pengasuhan meliputi 3 hal yaitu: asah (kebutuhan akan stimulasi mental yang merupakan dasar untuk proses belajar anak), asih (kebutuhan emosi dan kasih sayang), asuh (kebutuhan fisik seperti pemberian ASI, gizi, imunisasi, pengobatan, kebersihan, rekreasi, bermain).

Pengasuhan kepada anak dapat dimulai sejak anak di dalam kandungan, yaitu upaya untuk menjadikan janin tetap dalam kondisi yang sehat dan berkembang dengan baik. Wujud dari pengasuhan tersebut, antara lain:
1. Pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil, yaitu dengan konsumsi makanan bergizi seimbang (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral) dan memperbanyak minum air putih
2. Ibu hamil minum tablet penambah darah sebanyak 90 butir selama kehamilan
3. Periksa kehamilan secara rutin untuk mendeteksi tumbuh kembang janin. Selama kehamilan minimal 4 kali, yaitu pada tribulan pertama 1 kali, tribulan ke dua 1 kali, dan tribulan ke tiga 2 kali.
4. Stimulasi perkembangan janin, misalnya dengan mengelus perut sambil mengajak berkomunikasi, memperdengarkan ayat suci atau musik klasik.
5. Menjaga kesehatan fisik dengan melakukan olahraga ringan sesuai kondisi ibu hamil.
6. Mengelola emosi, mempertahankan suasana hati yang positif agar tidak cemas atau takut.
7. Melakukan kebiasaan yang menyenangkan, misalnya membaca buku, jalan santai.

Slamet menegaskan bahwa untuk dapat memenuhi pengasuhan tersebut di atas, yang justru perlu diperhatikan oleh ibu yang sedang hamil adalah dari awal harus merasa bahagia dengan kehamilannya. Slamet juga menjelaskan bahwa pengasuhan anak dalam kandungan juga hendaknya dilakukan oleh suami. Peran suami yang dapat dilakukaan pada saat isteri hamil, antara lain: memberikan perhatian dan dukungan (mendengarkan keluhan isteri), ikut memperhatikan perkembangan janin (mendampingi ketika periksa), membantu pekerjaan rumah. 

Inovasi PKB: IKANISDISESAR, ANTING 13 SISI
Sebagai upaya memaksimalkan tumbuh kembang anak pada 1000 HPK, maka pengasuhan dilakukan dari lahir sampai usia 2 tahun, dan dilanjutkan sampai anak berusia 5 tahun. Terkait dengan materi tentang pengasuhan anak balita, Slamet mencoba merumuskan langkah-langkah apa saja yang bisa dilakukan oleh orangtua dalam pengasuhan anak balita. Rumusan langkah-langkah tersebut bertujuan agar mudah diingat sehingga membantu para kader dalam menyampaikan penyuluhan. 

Hasil rumusan tersebut disampaikan pada penyuluhan stunting ke-3 di Padukuhan Dengok VI bertepatan dengan Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli 2020. Rumusan tersebut berupa sepuluh langkah yang semuanya menggunakan kata berakhiran -si, yaitu, inisiasi, ASI, gizi, imunisasi, stimulasi, deteksi, edukasi, sosialisasi, afeksi dan kontrasepsi. 

Kemudian, sehari berikutnya tanggal 24 Juli bertepatan dengan hari Jumat, bertempat di balai Padukuhan Dengok II rumusan tersebut ditambah dengan sanitasi sehingga menjadi 11 langkah dan kemudian diberi nama anting sebelas sisi (antisipasi stunting dengan melakukan 11 langkah, yang semuanya menggunakan kata  berakhiran -si). 

Pada penyuluhan stunting ke-6 di balai Padukuhan Dengok I tanggal 28 Juli 2020, rumusan tersebut ditambah lagi menjadi 13 langkah. Sehingga kemudian namanya diubah menjadi anting tiga belas sisi. Ketiga belas langkah tersebut, yaitu:

1. Inisiasi Menyusui Dini: bayi yang baru lahir langsung diberikan kesempatan memulai sendiri untuk menyusu (mencari puting ibunya)
2. Kontrasepsi: merencanakan kelahiran anak dengan menghindari 4 T sehingga dapat memberikan pengasuhan (asah-asih-asuh) secara optimal. Caranya dengan penggunaan alat kontrasepsi
3. ASI: ASI ekslusif selama enam bulan dan dilanjutkan sampai usia anak 2 tahun
4. Nutrisi/gizi: kecukupan asupan gizi bagi ibu menyusui dan pemberian MP-ASI sesuai umur anak
5. Imunisasi, pemberian imunisasi dasar lengkap dan vitamin untuk memberikan kekebalan tubuh
6. Stimulasi, merangsang kemampuan anak agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal
7. Deteksi: deteksi tumbuh kembang dengan mengikuti kegiatan Posyandu memakai KMS dan KKA, sehingga dapat diketahui apabila terjadi keterlambatan dalam pertumbuhan atau perkembangan.
8. Intervensi, tindakan yang diberikan kepada anak yang mengalami keterlambatan, baik pertumbuhan, maupun perkembangannya.
9. Sanitasi, kebersihan dan kesehatan diri serta lingkungan dengan menerapkan PHBS dan STBM: cuci tangan pakai sabun, stop BABS, pengelolaan air minum, pengelolaan sampah, dan pengelolaan limbah cair rumah tangga. Termasuk ketersediaan air bersih.
10. Edukasi: pendidikan bagi balita sesuai tingkat perkembangannya, misalnya melalui PAUD sehingga anak memiliki persiapan memasuki pendidikan selanjutnya (pendidikan formal)
11. Sosialisasi: anak usia 2 tahun sudah memiliki kebutuhan sosialisasi dengan teman seusianya
12. Afeksi: memberikan pengasuhan kepada anak dengan penuh kasih sayang.
13. Rekreasi, mengajak anak untuk menikmati pemandangan alam sekitar, tidak perlu jauh yang penting anak akan merasa senang dan mendapatkan pengalaman baru.

Dan untuk lebih memudahkan dalam mengingat ketiga belas sisi tersebut, kemudian juga dibuat singkatannya, diambil dari huruf paling depan, yaitu IKANISDISESAR. Secara sederhana dapat diartikan sebagai ikan yang sudah disesar (dibersihkan kotoran dan durinya). Perumusan ini supaya lebih mudah diingat saja. Kemudian untuk sebutan anting 13 sisi, bahwa angka 13 merupakan angka yang mempunyai makna tersendiri sehingga juga akan mudah diingat. Disamping itu angka 13 juga sesuai dengan momentum saat ini yaitu Hari Ulang Tahun IPeKB ke-13.

Diharapkan agar rumusan ini bisa dijadikan materi oleh para kader IMP di Kalurahan Dengok sebagai locus stunting dalam memberikan penyuluhan tentang pengasuhan anak balita sekaligus sebagai upaya mencegah dan mengatasi stunting.(*)
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine