Selamat Purna Tugas, Pak Anggoro


Koresponden: Sabrur Rohim, SAg, MSI (Girisubo)

Wonosari | Jumat (12/06) adalah hari yang sangat berkesan, hari penuh haru-biru, bagi Drs Anggoro Triatmojo dan teman-teman PKB se-Gunungkidul. Hari itu, sehabis zuhur dilangsungkan pertemuan dalam rangka perpisahan berkenaan dengan purna tugas Pak Anggoro, sapaan akrabnya, setelah lebih dari 30 tahun mengabdi sebagai PKB. Pangkat/jabatan terakhir beliau adalah PKB Ahli Madya, golongan IV/c.

Hadir di ruang Mbangun Desa gedung DP3AKBPMD Gunungkidul Kepala Dinas Sujoko, SSos, MSi, Kabid KB Dalduk Dra Dwi Iswantini, Kasi KB-KS Muh Amirudin, koordinator PKB se-Gunungkidul, serta Pak Anggoro sendiri.

Ketua Paguyuban Koordinator PKB Gunungkidul, Dra Supriana (Koordinator PKB Panggang), dalam sambutannya menyampaikan terimakasih atas kesediaan para koordinator PKB untuk hadir dalam acara ini. Pak Pri, panggilan akrabnya, juga sangat berterimakasih kepada Pak Anggoro untuk dedikasi dan kebersamaannya selama ini dalam kerja dan kinerja sebagai PKB. Pak Pri berharap bahwa jalinan persaudaraan, silaturahmi, antara Pak Anggoro dengan semua teman-teman PKB tidak terputus meski sudah memasuki masa pensiun per 1 Mei silam.

Menanggapi sambutan Pak Pri, dalam sambutannya Pak Angoro juga mengucapkan terimakasih yang tulus kepada semua rekan PKB atas kebersamaanya selama ini. Banyak pengalaman suka dan duka selama bersama teman-teman mengabdi sebagai ASN, tetapi lebih banyak sukanya, lebih banyak gembiranya, kata Pak Angoro. Mengamini Pak Pri, Pak Anggoro tetap berharap bahwa meski sudah pensiun beliau akan tetap berkomunikasi, berhubungan, dengan teman-teman PKB Gunungkidul. Beliau berkomitmen akan tetap ikut memajukan program Banggakencana meski di jalur yang berbeda di tengah-tengah masyarakat.

Secara khusus, Pak Anggoro menyampaikan kesan yang luar biasa tentang Kepala DP3AKBPMD Gunugkidul, Sujoko, SSos, MSi. “Bapak kita, Pak Sujoko, adalah orangtua kita yang luar biasa, yang begitu ngayomi, penuh perhatian, dan bertanggungjawab penuh dengan kepentingan teman-teman PKB semua. Kita masih ingat bagaimana dulu Bapak berjuang dengan getol terkait dengan alih kelola PKB ke BKKBN Pusat, sehingga prosesnya relatif cepat ketimbang teman-teman dari kabupaten kota yang lain. Begitupun soal pembangunan gedung BPKB, kalau tidak melalui kerja Bapak tentu kondisinya tidak seperti sekarang,” ungkap Pak Anggoro.

Kepala DP3AKBPMD, Sujoko, SSos, MSi, dalam sambutannya mengatakan bahwa apa yang beliau lakukan adalah memang sudah seharusnya, bahwa teman-teman PKB merupakan kepanjangan tangan beliau dalam mensukseskan program-program di Dinas kepada masyarakat, sehingga sudah sepatutnya diperjuangan dan diakomodasi kepentingan-kepentingannya, baik itu menyangkut kepegawaiannya, kesejahteraannya, dll.

Pak Joko, panggilan akrab beliau, menyampaikan pesan khusus kepada Pak Anggoro, bahwa penisun, purna tugas, adalah sesuatu yang lumrah, sesuatu yang lazim dan pasti akan dialami oleh setiap ASN. “Saya sebentar lagi juga akan menyusun Pak Anggoro. Saya tanda tangan slip gaji tinggal 4 kali lagi, karena per 1 November saya juga akan masuk purna tugas,” ungkap Pak Joko.

Kadis berharap kepada Pak Anggoro agar tetap bersemangat menjalani kegiatan sehari-hari setelah memasuki masa purna tugas. “Selain itu, yang penting lagi perlu saya sampaikan di sini, bahwa jalinan silaturahmi dengan teman-teman PKB agar tidak terputus. Begitupun sebaliknya, kepada teman-teman PKB yang lain agar terus menjalin hubungan, tidak hanya dengan Pak Anggoro saja, tetapi juga PKB lainnya yang mungkin sudah masuk purna tugas juga. Jangan sampai putus komunikasi,” kata Pak Joko.


Seusai sambutan Kepala Dinas, acara dilanjutkan penyerahan kenang-kenangan dari Paguyuban Koordinator PKB Gunungkidul, diserahkan secara simbolik oleh Ketua Paguyuban, Drs Supriana, serta kenang-kenangan dari Kepala DP3AKBPM dan D, diserahkan langsung oleh Sujoko, SSos, MSi, kepada Drs Anggoro Triatmojo. 


Awal Karir PNS

Drs Anggoro Triatmojo merupakan pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah berkerja di BKKBN kurang lebih selama 33 tahun. Beliau purna tugas pada tanggal 01 Mei 2020 silam. “Setelah masuk masa pensiun ini, kegiatan saya justru lebih intensif bersama teman-teman di gereja melalui kegiatan paduan suara. Untuk kegiatan lainnya yakni berolahraga di lingkungan rumah dengan jalan sehat pagi ataupun sore hari,” kisah Anggoro.

Anggoro mengisahkan bahwa selama 33 tahun bekerja, jika dibagi waktu dalam perkerjaaan itu kurang lebih sebagai berikut. Pada tahun 1987 dia diangkat menjadi CPNS/PNS di BKKBN Lampung sampai dengan tahun 1996, kemudian mengajukan mutasi untuk pindah kembali ke Yogyakarta DIY dan kebetulan diterima mutasi di BKKBN Kabupaten Gunungkidul.

Di Kabupaten Gunungkidul, kali pertama bertugas di BKKBN sendiri selama 2 tahun, kemudian 1,5 tahun sebagai PKB di Kecamatan Wonosari melalui ujian penyuluh KB dan dilakukan juga kegiatan latihan dasar umum PLKB.

Setelah di Wonosari, kemudian Anggoro pindah lagi ditugaskan di Kecamatan Tanjungsari lebih kurang 10 tahun. Selama itu, Anggoro dan juga seluruh PKB pernah bergabung dengan Dinas Kependudukan dan KB serta pernah juga tergabung dengan Dinas Kesehatan sehingga nama dinasnya berubah menjadi Dinas Kesehatan dan KB.

Setelah di Kecamatan Tanjungsari, Anggoro kemudian dipindahtugaskan di Kecamatan Playen lebih kurang selama 3 tahun. Pada tahun 2012, Anggro dipindahtugaskan lagi di Kecamatan Patuk sebagai Penyuluh KB dan sampai pensiun tahun 2020 ini.


Suka Duka
“Selama bertugas 33 tahun tentunya banyak suka dan duka. Kemudian sebagai PKB tentunya semakin bervariasi lagi pengalaman suka dan dukanya. Kalau saya berbicara soal suka dan dukanya, saya merasa lebih banyak sukanya, karena banyak teman, banyak kawan, banyak saudara. Sebagai penyuluh, dukanya kalau pada musim hujan sedih rasanya karena pagi hari harus berangkat naik sepeda motor itu,” kisah Anggoro.

“Pengalaman yang lebih indah bagi saya yaitu selama di Kecamatan Patuk, khususnya saat ada kegiatan lomba desa. Sudah 5 atau 4 tahun terakhir ini diberikan tugas baru. Bukan di seksi pembinaan kelompok kegiatan yang menyatu dengan kegiatan penyuluh KB, tetapi saya ditugaskan menjadi di seksi kesenian paduan suara dan budaya. Sudah 4 tahun teakhir ini saya setiap ada kegiatan lomba evaluasi perkembangan desa dibuatkan SK untuk duduk di seksi kesenian paduan suara dan budaya. Ini menyenangkan bagi saya, sesuai minat dan hobi saya,” kata Anggoro.

“Satu hal yang menarik pada saat kegiatan evaluasi perkembangan desa pada tahun 2019 lalu,” kata Anggoro, “di mana kami turut mendukung Desa Nglangeran bisa meraih juara 1 tingkat Kabupaten Gunungkidul dan pada saat itu juga Nglangeran maju ke tingkat provinsi, namun sangat disayangkan di tingkat provinsi hanya memperoleh juara 3. Itu pengalaman yang terbaik bagi saya.”

Pada saat lomba desa tingkat kabupaten, kisah Anggoro, untuk Nglanggeran yang juara 1 saya diminta oleh DP3AKBPMD untuk menciptakan lagu Mars Nglanggeran yang kebetulan belum ada. “Ini tantangan. Sehingga dengan semampunnya saya berusaha untuk coba mengambil peran, menciptakan atau mengaransemen lagu yang digabung-gabung sehingga terwujudlah lagu Mars Nglanggeran itu,” ujarnya.


***

Drs Anggoro Triatmojo lahir di Yogyakarta pada 5 April 1960. Istrinya adalah Therisia Wajar Hastuti, yang lahir di Semarang, 29 Januari 1970. Dari pernikahan mereka, Tuhan mengaruniakan dua anak, yakni Rahardian Krisditya Purnomo yang lahir 22 Juni 1993, serta Dea Alice Octa Renatasari, lahir 19 Oktober 1996.(*)

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine