PENTING! Ini Dia 10 Strategi BKKBN Atasi Putus Pakai Kontrasepsi di Masa Pandemi

Koresponden: Ir Sihana Yuliarto, PKB Tanjungsari, Ketua DPD IPeKB DIY

Ukik Kusuma Kurniawan, SKM, MPS, MA
Yogyakarta | Menjawab keresahan terjadinya baby boom pasca pandemi Covid -19 di DIY, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM dengan bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk Provinsi DIY menyelenggarakan wibinar dan live streaming dengan mengambil tema, "Mewaspadai Baby Boom Pasca Pandemi Covid-19 di DIY."

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Selasa, 12 Mei 2020 dengan menampilkan 3 (tiga) keynote speaker, yakni:

1. Dr Ukik Kusuma Kurniawan, SKM, MPS, MA, Kepala Perwakilan BKKBN DIY

2. Dr Joko Agus Pitoyo, MA, Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM

3. Fina Itriyati, MA, Dept Sosiologi UGM

Ukik Kusuma Kurniawan mendapat kesempatan pertama untuk menyampaikan materinya. Beliau mengangkat tema, ‘Strategi Pengendalian Penduduk dalam Mengantisipasi Baby Boom Panca Covid-19’.

Mengawali materinya Ukik menyampaikan ilustrasi tentang situasi kependudukan saat ini, yang antara lain:

Bahwa kepanikan masyarakat pada awal pandemi Covid-19 membutuhkan edukasi yang baik dan benar tentang apa, mengapa, dan bagaimana dengan penyebaran dan penanganan Covid-19.

Terjadinya krisis perekonomian di masa pandemi, lanjut Ukik, bagi sebagian kelompok masyarakat (buruh pabrik, karyawan toko, pedagang asongan, pekerja di bidang pariwisata, dll) dimungkinkan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK), menurunnya omset penjualan, daya beli masyarakat menurun, dan lain-lain.

Ditambhakn oleh Ukik, bahwa pelayanan kesehatan/pelayanan KB di faskes sangat rawan dikunjungi. Di sisi lain, terkait penyebaran atau penularan Covid-19 dengan adanya social/physical distancing, dikhawatirkan PUS tidak terlayani kontrasepsi sehingga terjadi putus pakai pemakaian kontrasepsi yang berdampak pada kehamilan yang tidak dikehendaki.

Kebijakan Stay at Home, tegas Ukik, mengharuskan interaksi yang lebih lama bagi keluarga di dalam rumah, yang berpotensi terjadinya kehamilan atau kekerasan dalam rumah tangga.

Kemampuan untuk bertahan hidup dimasa pandemi Covid-19 dengan asumsi tabungan yang dimiliki cukup untuk kebutuhan hidup (survival mode) mengingat belum dapat dipastikan kapan wabah ini berakhir.

10 Strategi BKKBN 

Pada kesempatan tersebut, Ukik juga menyampaikan data pelayanan KB masa Covid-19, dan diketahui ternyata kondisi pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap pencapaian program KB, salah satunya pencapaian peserta KB baru di semua mix kontrasepsi. "Diperlukan strategi yang tepat agar hal ini segera bisa teratasi," lanjut Ukik.

Guna mencegah putus pakai pemakaian kontrasepsi, BKKBN mengambil langkah strategi, yang tujuan pokoknya sbb:

1. Mempertahankan keberlangsungan peserta KB aktif
2. Meningkatkan capaian peserta KB baru

Ukik kemudian menyampaikan 10 strategi dari BKKBN guna cegah putus pakai pemakaian kontrasepsi, yakni:

1. Alternatif penggunaan alokon jangka pendek selama masa pandemi seperti, pil, suntik, dan kondom.

2. Menggerakkan secara aktif pola KIE yang gencar untuk dapat memberikan pemahaman tentang tetap perlunya dilakukan pelayanan KB dengan mengikuti prosedur pencegahan Covid-19.

3. Pemberdayaan peran PKB/PLKB untuk berperan aktif dalam penggerakan pelayanan KB pada masa Pandemi Covid-19.

4. Memantau pelayanan KB di faskes dan Praktek Mandiri Bidan.

5. Memberikan bantuan APD (masker dan handscoon) untuk pelayanan KB bagi PMB.

6. Mengembangkan hotline informasi pelayanan KB dan kespro.

7. Membuat aplikasi pemantauan ibu hamil, KBPPPK dan keberlangsungan pemakaian alat kontrasepsi (kerjasama dengan PD IBI dan UGM).

8. Memperkuat jaringan kemitraan dengan stakeholder dan mitrakerja (termasuk provider pelayanan KBKR) melalui WA group dan Webinar.

9. Membuat ILM (iklan layanan masyarakat) tentang himbauan memutus rantai penyebaran Covid-19 dan tetap ber-KB di masa pandemi Covid-19.

10. Memastikan ketersediaan alkon, baik di OPD KB kabupaten/kota maupun di faskes dan PMB.

Menutup materinya, Ukik mempunyai harapan besar agar 10 strategi dalam berjalan dengan baik, sehingga pencapaian program Banggakencana di masa pandemi Covid-19 tetap dapat berjalan dengan baik sesuai harapan.

***

Xenophobia dan Diskriminasi

Masuk sesi kedua, materi disampaikan oleh Agus Joko Pitoyo, di mana beliau mengangkat tema, "Dampak Covid-19 Terhadap Kependudukan di DIY."

Melalui materinya, Agus lebih fokus pada pengaruh pandemi Covid-19 pada kelahiran, kematian, dan migrasi.

Pada soal pengaruh pandemi Covid-19 pada kelahiran beliau menyampaikan, menurut WHO sejauh ini belum cukup bukti tentang pengaruh Covid-19 terhadap Fertility and Pregnancy.

Terkait kondisi pandemi Covid-19, kata Agus, disampaikan bahwa tanpa adanya intervensi kasus positif corona semakin banyak, demikian juga tanpa intervensi kasus kematian akibat corona juga akan semakin tinggi.

Sedangkan untuk pengaruh pandemi Covid-19 dan mobilitas penduduk, disampaikan terjadinya xenophobia dan diskriminasi terhadap migran sangat merajalela.

Saat wabah corona, banyak terjadi xenophobia dan diskriminasi terhadap migran. Migran dari daerah episentrum dipercaya atau dianggap membawa penyakit. Dilakukan berbagai usaha membatasi proses migrasi antar negara atau anatar daerah.

Menutup materinya, Joko menyampaian dua persoalanan utama yang dihadapi Indonesia yang membutuhkan kebijakan terpadu dan konprehensif terkait 2 hal, yaitu:

1. Mobilitas penduduk (pekerja komuter/sirkuler) di daerah episentrum selama wabah.

2. Migrasi kembali (mudik) perantau dari daerah episentrum ke daerah asal menjelang hari raya.

***

Strategi Antisipasi Baby Boom

Memasuki materi selanjutnya, sebagai narasumbernya adalah Fina Itriyati, MA, yang mengangkat tema, "Analisis Sosial Potensi Baby Boom."

Latar belakang Fina dalam materinya antara lain adanya penerapan Work From Home (WFH), dan munculnya potensi baby boom karena trend pengguna kontrasepsi menurun. Dari latar belakang tersebut muncul berbagai problem yang perlu untuk dipecahkan antara lain:

1. Potensi terjadinya baby boom pasca Covid-19

2. Akses terhadap layanan berkurang.

3. Potensi terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Solusi yang dapat dilakukan, menurut Fina, antara lain sbb:

1. Kampanye KB dilakukan semakin intens, yang dikuti dengan akses pelayanan kesehatan dan KB secara gratis.

2. Perlindungan terhadap perempuan dan anak yang rentan menjadi sasaran KDRT.

Jam 15.00 WIB acara berakhir, dengan meninggalkan banyak harapan, agar strategi yang dilakukan oleh BKKBN sebagai langkah antisipasi potensi baby boom pasca Covid-19 mendapat dukungan dari segenap stakeholder dan mitrakerja, sehingga baby boom pasca Covid-19 tidak akan terjadi, supaya upaya pencapaian program Banggakencana tetap dapat berjalan dengan baik.(*)
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine