Ketua Kampung KB Tegalsari: "Di Masa Pandemi, Cegah Kehamilan, dan Gunakan Alat Kontrasepsi!"

Koresponden: Dra Lilih Eryani, Semin

Kunjungan jajaran PKB Semin di Kampung KB Tegalsari.
Saat ini dunia tengah dilanda musibah besar yaitu virus corona yang dikenal dengan Covid-19.  Dampak dari Covid-19 ini begitu luas di segala sektor kehidupan, baik di kota, di desa bahkan di pelosok-pelosok negeri. Bagi orang yang berusia dibawah 100 tahun bahkan baru mengalami kejadian ini pada saat ini juga, karena menurut sejarah kejadian "pageblug" serupa terjadi pada seabad yang lalu, atau persisnya tahun 1920.

Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan wabah si-Covid ini, tak terkecuali masyarakat di Kampung KB Tegalsari.

Tegalsari adalah sebuah Kampung KB dengan lingkup padukuhan yang cukup luas di wilayah Desa Semin dengan penduduknya sebanyak juga 964 jiwa dari 350 KK yang ada. Mereka juga tak mau ketinggalan juga bersemangat berperan preventif dalam pencegahan Covid-19 ini. Dikatakan pencegahan karena memang di wilayah Kecamatan Semin termasuk Desa Semin, terkhusus lagi di Kampung KB Tegalsari sampai saat ini alhamdulillah belum ada kasus Covid-19 ini.

Senin, 11 Mei 2020,  di Balai Padukuhan Tegalsari, Supriyanto ketua Kampung KB mengadakan pertemuan terbatas yang hanya diikuti oleh Sub PPKBD dan kader KB di wilayah Tegalsari dan dihadiri oleh Penyuluh KB Kecamatan Semin. Acara digelar dengan tetap mengikuti protap pencegahan Covid-19.

Diadakannya acara pertemuan tersebut adalah dalam rangka pembagikan masker sebagai rangkaian kegiatan pencegahan Covid-19 di Kampung KB Tegalsari. Selain, telah dilaksanakan juga kegiatan lain berupa penyemprotan disinfektan untuk rumah dan fasilitas umum, ronda malam serta penutupan gang di malam hari untuk antisipasi tindak kejahatan.

Pengadaan 350 masker diperuntukkan semua keluarga,  di mana pembagian diwakili oleh kader KB di masing-masing RT yang hadir dalam pertemuan. Hal ini untuk menghindari kerumunan masa.

Sambil menyelam minum air tentunya, karena masker yang dipesan berlogo KB terbaru dengan tujuan selain sebagai alat pelindung diri terhadap Covid-19, logo di masker juga bertujuan mengingatkan tentang pentingnya program Keluarga Berencana.

Dalam kesempatan tersebut, kepada para kader yang merupakan perwakilan  masyarakat dari 6 RT, Supriyanto memberikan pengarahan tentang apa yang harus dilakukan masyarkat dalam pencegahan Covid-19, yakni dengan benar-benar mentaati anjuran pemerintah antara lain selalu memakai masker, jaga jarak dan mengurangi aktivitas keluar rumah bila tidak karena urusan penting, rajin cuci tangan dengan sabun, serta mengkonsumsi makanan yang bergizi.

"Terkait dengan social distancing, bila ada masyarakat yang sudah terlanjur mudik atau datang dari luar daerah, terlebih dari zona merah, agar melakukan isolasi mandiri. Bila tidak mau mentaati isolasi mandiri, maka akan ada sanksi sosial yang  diterapkan di Tegalsari, di mana masyarakat yang lain akan menjauhi orang tersebut," papar Supriyanto.

Selain itu, Supriyanto juga menghimbau para pasangan usia subur yang sudah memiliki 2 anak untuk tidak lagi menambahnya. "2 (dua) anak cukup, lah. Apalagi juga ada anjuran dari Kepala BKKBN Pusat, agar di masa pandemi ini, kehamilan ditunda dulu, dan untuk itu harus pakai alat kontrasepsi," katanya.

Menambahkan apa yang telah  disampaikan ketua kampung KB Tegalsari, Koordinotor Penyuluh KB Kecamatan Semin, Dra Lilih Eryani, menyampaian bagi PUS yang masih menginginkan momongan lagi karena anaknya baru satu dan bagi pengantin baru untuk bisa menunda kehamilan di masa Covid-19.

Hal ini, ujar Lilih, untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan, tentu saja dengan menggunakan metode kontrasepsi. Adapun  resiko resiko hamil di masa Covid-19 antara lain:

1. Hamil muda dapat menurunkan imunitas ibu karena sering mengalami mual, muntah dan berkurangnya nafsu makan. Imunitas yang turun  akan membuat ibu lebih rentan terhadap Covid-19

2. Saat ini petugas kesehatan memiliki prioritas untuk penangan Covid-19 sehingga lebih selektif dalam memilih pasien

3. Lima hingga sepuluh ibu hamil mengalami keguguran pada hamil muda, dan apabila terjadi pada masa pandemi covid-19 maka akan kesulitan mendapatkan pelayanan

4. Pengaruh Covid-19 terhadap kehamilan dan calon bayi masih harus dilakukan penelitian lebih lnanjut terkait efek negatif dan penanggulangannya, sehingga hamil di tengah  pandemi corona akan memiliki resiko tinggi.

Ditambahkan juga oleh PKB pembina wilayah, bahwa apabila masa berlaku alat kontrasepsi habis sedangkan PUS takut berkunjung ke fasilitas kesehatan karena khawatir tertular Covid-19, maka akseptor bisa memakai alat kontrasepsi sederhana yang relatif aman tidak perlu pengawasan petugas kesehatan, yaitu dengan memakai kondom terlebih dahulu.

Acara diakhiri dengan pembagian masker dan foto bersama.(*)
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine