Pesan Sekda DIY kepada PKB: "Jadilah Penyuluh yang Kehadirannya dinanti oleh Masyarakat!"

Hari Selasa (3/12) berlangsung kegiatan tingkat provinsi, "Pertemuan Koordinasi Organisasi Penyuluh KB Tahun 2019", bertempat di ruang indraprasta, Lantai 3 Hotel Sahid Jl Babarsari Yogyakarta.

Acara diawali dengan berdoa, dilanjutkan menyanyikan secara bersama lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars KB. Kedua lagu ini sebagai pemupuk semangat nasionalisme serta komitmen untuk mensukseskan program KKBPK di DIY.

Setelah itu, disampaikan pengumuman dan penyerahan hadiah dari evaluasi "TNI Manunggal KKBPK-Kesehatan" dan "Kesatuan Gerkan PKK-KKBPK-Kesehatan" yang telah dilaksanakan pada 5 kabupaten kota di tahun 2019. Hasilnya, untuk kegiatan TNI Manunggal, juara pertama adalah Kodim 0732/Sleman, juara dua Kodim 0731/Kulonprogo, dan jawara ketiga Kodim 0730/Gunungkidul. Sedangkan untuk evaluasi Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan, sebagai juara pertama adalah PKK Kelurahan Mergangsan, Kecamatan Wirogunan, Yogyakarta, juara dua PKK Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Bantul, sementara sebagai juara tiga adalah PKK Desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Sleman. Perwakilan masing-masing peraih nominasi 1 sampai 3 itu pun maju ke panggung, menerima trofi dan dana pembinaan yang diserahkan secara simbolis oleh Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji, didampingi Plt Kaper BKKBN DIY, Rohdiana Sumariati, SSos, MSc.

Belum mencapai target
Kanthi Aryekti,  Kasubbid Hubungan antar Lembaga dan Lini Lapangan, dalam sambutan penyelenggaraannya mengatakan pencapaian masih rendah alias belum sesuai target yang diharapkan, sehingga membutuhkan kerja keras semua pihak. "IPeKB memiliki peran yang strategis untuk mengakselerasi capaian target, karena para penyuluh KB berada di lapangan dan berhadapan langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas para penyuluh KB menjadi sangat penting sebagai bekal dan modal dalam menggerakkan masyarakat. Acara hari ini dalam rangka itu, yakni untuk memberi bekal teknis sekaligus strategi bagaimana menggerakkan kader dan masyarakat untuk mensukseskan pendataan keluarga 2020 yang akan datang," tegas Kanthi.

PKB ibarat kamus
Sementara itu, Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya bahwa dibawah koordinasi BKKBN para penyuluh KB bisa melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dalam menggerakkan masyarakat untuk mengikuti program pemerintah tersebut.

"Saya ingin katakan di sini, bahwa penyuluh KB  adalah orang kunci dalam segala hal. Artinya, PKB itu ibarat kamus yang mengerti akan semua hal. Masyarakat selama ini menjadikan PKB sebagai tempat bertanya dalam hal apa saja, sehingga dengan demikian PKB harus tahu segala hal. Jika sampai PKB tidak bisa menjawab pertanyaan masyarakat, maka jelas itu akan mengurangi kepercayaan masyarakat," ujar mantan Kepala Disdikpora DIY itu.

"PKB mungkin tidak tahu, tetapi saya yakin PKB tahu bagaimana cara menjawabnya," lanjut Baskara, "oleh karena itu, penyuluh KB harus selalu mengasah pengetahuan dan pengalamannya, serta harus sering berdiskusi tentang persoalan-persoalan atau isu-isu yang berkembang di masyarakat, sehingga tidak ketinggalan zaman. Di lingkungan kantor, yang senior harus membimbing penyuluh yang yunior, dan sebaliknya, yang yunior juga harus memberi pengetahuan kekinian kepada yang senior, karena dalam beberapa hal penyuluh yang yunior lebih tahu ketimbang yang senior.  Intinya, antar sesama penyuluh harus saling bertanya dan saling berbagi informasi."

PKB jangan berhenti belajar
Baskara menambahkan, bahwa sasaran penyuluhan program KKBPK adalah seluruh masyarakat, baik yang generasi milenial maupun yang tua-tua. Tentu saja, dengan realitas seperti itu, ada perbedaan dalam hal materi yang disampaikan serta cara penyampaiannya. Misalnya saja yang kelihatannya spele, soal bahasa, tentu saja perlu bahasa yang berbeda antara yang disampaikan kalangan muda dengan kalangan tua. Maka, kata Sekda, sekali lagi strategi itu penting.

"Jika cara strategi tidak sesuai, padahal target sasarannya berbeda, maka  tentu saja pesan tidak akan sampai," tekan Sekda. "Maka, saya tegaskan sekali lagi, agar para penyuluh KB jangan berhenti belajar. Carilah sebanyak mungkin informasi sebagai bahan atau materi penyuluhan kepada masyarakat. Jadilah penyuluh yang kehadirannya ditunggu oleh masyarakat. Agar menjadi sosok yang kehadirannya ditunggu, teruslah meningkatkan kapasitas. Dalam banyak kasus, bisa jadi materi yang disampaikan sama, waktunya juga rutin, tetapi akan menjadi menarik jika seorang penyuluh membawakan materi itu  dengan cara yang baru atau sama sekali berbeda. PKB seperti itulah yang kehadirannya ditunggu oleh masyarakat. Jika kondisi seperti ini yang terjadi, maka menyampaikan materi akan menjadi lebih mudah, karena ada harapan besar masyarakat akan menerima dengan baik pesan-pesan kita. Lebih jauh lagi, karena penampilan dan sikap kita yang baik dalam menyampaikan pesan, maka bukan lagi hanya lisan atau apa yang kita ucapkan, tetapi bahkan tingkah laku akan menjadi contoh bagi masyarakat. Pandangan atau penilaian masyarakat bukan lagi pada jabatan, tetapi lebih pada bagaimana cara kita bersikap dan berperilaku. Nah, itulah yang harus dilakukan oleh penyuluh KB, yakni bagaimana meningkatkan pengetahuan, kapasitas, skill, strategi menyampaikan pesan kepada masyarakat."

Pergeseran paradigma
Terkait dengan kegiatan Pendataan Keluarga tahun 2020, Sekda mengatakan bahwa tentu saja itu suatu proyek atau kegiatan yang penting, karena menyangkut pembaruan validitas data keluarga. Akan tetapi, meski disibukkan dengan kegiatan pendataan keluarga, hendaknya pekerjaan rutin penyuluhan kepada masyarakat  harus selalu dilaksanakan. "Tadi saya katakan, bahwa yang penting bukan masalah teknis seperti apa materinya, kapan jadwalnya, tetapi apa pesan-pesan yang ingin kita sampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya," kata Sekda.

"Hanya saja," lanjut Baskara, "memang terkait dengan pesan-pesan pemerintah, khususnya dalam konteks program KB, belakangan ini kita sedikit menghadapi kendala. Sekarang ada pergeseran paradigma di tengah masyarakat. Jika dulu program pemerintah, apa pun, termasuk program KB, lebih mudah program diterima oleh masyarakat, tanpa protes dan kritik. Sedangkan sekarang, ada protes, ada interupsi dari masyarakat. Tetapi, menurut saya ini tidak masalah. Ini justru menjadi tantangan dan tugas PKB bagaimana meyakinkan masyarakat bahwa program KB itu penting dan bagus.  Dan saya yakin, PKB tentu tahu bagaimana cara menyampaikan materi kepada masyarakat, meyakinkan mereka, meski level mereka berbeda, meski paradigma di masyarakat semakin berkembang dan berbeda dengan dulu."

Yang penting, kata Sekda, "PKB jangan bossy, jangan berlagak bos, tetapi sebaliknya, PKB harus menjadi mitra dan teman bagi masyarakat, bahkan lebih dari itu, penyuluh KB tak ubahnya sebagai keluarga. Perkembangan atau dinamika yang terjadi di masyarakat, harusnya ini bukan menghambat tugas, tetapi justru menjadi tantangan dalam bertugas. Misalnya saja adanya media sosial, seperti WA, FB, dan sejenisnya, harusnya  bisa dimanfaatkan oleh PKB untuk penyampaian pesan-pesan  yang  tidak bisa lakukan secara tatap muka. PKB sudah mendapatkan kesan, bahwa perannya sangat sentral dan kunci, yang pendapatnya dianut dan diikuti masyarakat. Ini sebuah modal sosial yang bagus dan harus bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan masyarakat."

Seusai memberikan sambutan pengarahan, Sekda DIY, didampingi Plt Kepala Perwakilan BKKBN DIY dan Dandim dari 5 kabupaten/kota, memukul gong tanda dimulainya kegiatan pertemuan koordinasi tingkat provinsi.

Selanjutnya, acara memasuki sesi penyampaian materi oleh dua narasumber, yakni Kabid Adpin BKKBN DIY, Dra Ita Suryani, MKes, yang menyampaikan materi tentang, "Pengorganisasan Pendataan Keluarga 2020," dan Ketua DPP IPeKB Indonesia yang juga PKB Kota Yogyakarta, Triyana, SE, yang menyampaikan materi tentang, "Kesiapan Peran Kader dan IPeKB Mensukseskan Pendataan Keluarga 2020".

Kebijakan baru dalam PK2020
Disampaikan oleh Ita tentang evaluasi pelaksanaan PK2015 yang memiliki sejumlah kelemahan sbb: (1) keterbatasan formulir dan sarana prasarana lainnya; (2) pengolahan dilakukan oleh pihak ketiga, sehingga data hilang, rusak, dll; (3) kader tidak terlatih, tidak kompeten, dan tidak melaksanakan pengumpulan data secara standar. Berbeda dengan kebijakan Pendataan 2015, pada PK 2020 mencakup poin-poin utama kebijakan sbb: (1) terkait dengan lokus pelaksanaannya dibagi menjadi 2, yakni [a] pengumpulan data secara keseluruhan di 6 provinsi, yaitu: Sumatera Utara, Jabar, DKI Jakarta, Kalbar, Sulbar, dan Maluku; (2) terkait dengan metode pengumpulan datanya, dibagi ke dalam dua cara yaitu [a] menggunakan paper and pencil interviewing (PAP): 40% wilayah, dan [b] menggunakan computer assisted personal interviewing (CAPI): 60% wilayah; serta terkait dengan ruang lingkup data, mencakup 4 macam, yakni [a] data kependudukan, [b] data KB, [c] data pembangunan keluarga--yang selanjutnya dijadikan indikasi untuk pengukuran indeks pembangunan keluarga (IPK), dan [d] data pembangunan lainnya.

Sementara itu, dalam paparannya, Triyana pertama-tama menyampaikan kesiapan jajaran penyuluh KB di seluruh DIY untuk bersama-sama mensukseskan Pendataan Keluarga 2020, karena IPeKB memiliki tujuan untuk berperan aktif dalam mewujudkan visi, misi pembangunan, dan tujuan serta sasaran program KKBPK. Disampaikan oleh Tri, sapaan akrabnya, bahwa kunci keberhasilan PK2020 terletak pada enam komponen, yakni:  (1) adanya komitmen dari instansi pembina, pengurus IPeKB, IMP, dan Pemerintah Daerah; (2) pemanfaatan data secara maksimal dalam rangka mengetahui peta masalah dan potensi desa; (3) adanya partisipasi aktif seluruh pengurus dan anggota IPeKB; (4) integrasi lintas sektor yang terlibat dalam kegiatan PK2020; (5) adanya partisipasi aktif dari semua kader IMP; serta (6) adanya monitoring dan evaluasi serta pembinaan secara berjenjang.

Terakhir, menutup acara penyampaian materi, Kaper BKKBN DIY, Rohdiana Sumariati, SSos, MSc, dalam sambutannya mengatakan bahwa berbeda dengan pendataan keluarga 2015,  pelaksanaan pendataan 2020 nanti dilaksanakan secara online (dalam jaringan, daring).  "Maka saya meminta teman-teman penyuluh KB agar mempersiapkan diri dari sekarang dalam memanfaatkan teknologi informasi.  Kami berharap  para penyuluh dari sekarang sudah membiasakan diri dengan latihan-latihan melalui smartphone, karena nanti inputnya melalui HP  kemudian langsung masuk ke server pusat. Terakhir sekali, kami  mohon dukungan di wilayah mana pun di DIY, mari semuanya kita  sukseskan Pendataan Keluarga 2020," pungkas Rohdiana.(*) [Sabrur Rohim, SAg, MSI, pimred Cahaya Keluarga dan PKB Girisubo, Gunungkidul]

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine