Soal Manfaat Anak Ikut BKB, Plt Kaper BKKBN DIY: "Minimal Meningkat Kognetifnya dan Terhindar Stunting!"

Kamis (3/10) berlangsung kegiatan fasilitasi kemitraan tingkat provinsi di Ruang Kencana Perwakilan BKKBN DIY, Jl Kenari Yogyakarta. Wujud kegiatan tersebut adalah, "Workshop Penyuluh BKB-HI bagi Penyuluh KB," dimulai sejak jam 09.00 WIB pagi sampai sehabis zuhur. Peserta kegiatan tersebut adalah perwakilan PKB dari lima kabupaten/kota dan perwakilan kader BKB dari dua kabupaten/kota sampel.  

Tujuan kegiatan tersebut, menurut Zuhdi Astuti, Kasubbid Penetapan Parameter Kependudukan BKKBN DIY, adalah untuk menyampaikan adanya pembaruan dalam skedul pertemuan BKB-HI. Untuk cara terbaru, misalnya, bahwa volume pertemuan BKB untuk menyampaikan keseluruhan materi sekarang adalah 13 kali pertemuan, di mana setiap pertemuan sudah ada materinya sendiri-sendiri yang baku. Selain itu, diberikan juga materi tentang cara penggunaan APE Kotak Emas, yang memang secara khusus dirancang untuk diaplikasikan di forum BKB. Salah satu yang menarik dalam APE Kotak Emas ini adalah adanya permainan ular tangga yang akan sangat membantu pengetahuan kognitif para pemain (anggota BKB).

Dalam acara itu juga ada materi yang sifatnya refreshing, yakni tentang cara pengisian KKA (kartu tumbuh kembang anak), di mana kartu ini memang khas kegiatan BKB, yang tujuannya untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan setiap anak setiap bulannya. Untuk pertumbuhan dan perkembangan yang baik, maka harus dipastikan bahwa seorang anak berada di dalam grafik yang selalu naik dan di area hijau (atau setidaknya kuning), jangan sampai  di zona merah. Sebenarnya banyak PKB yang sudah paham dan tahu tata cara pengisian KKA, akan tetapi pengetahuannya di-refresh kembali, selain juga mengenalkan hal tersebut kepada beberapa yang lain yang belum tahu, serta kader-kader yang masih awam akan hal itu.
  

Dalam sambutannya, Plt Kaper BKKBN DIY, Rohdiana Sumariati, SSos, MSc, mengatakan bahwa ada dua hal yang digarap dalam BKB-HI, yakni pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan ini terkait dengan aspek fisik dan kesehatan balita atau anak didik, sehingga dalam hal ini wawasan tentang kesehatan balita amat penting dimiliki oleh kader BKB-HI. Untuk memperkaya wawasan atau materi seputar kesehatan balita ini, bidan pembina wilayah bisa berperan menjadi narasumber. Oleh karena itu, memang penting PKB pembina berkoordinasi dan bekerjasama dengan Puskesmas dalam memberikan pembinaan kepada BKB-HI. 

Selain pertumbuhan-- yang terkait dengan aspek fisik, ada juga perkembangan, hal mana ini terkait dengan aspek kognetif, bahas, emosi, dan sosial si balita. Dalam hal ini orangtua sangat disyaratkan memiliki wawasan tentang parenting yang baik. Di sinilah pentingnya PKB memberikan bekal tentang parenting kepada kader BKB-HI, karena merekalah yang akan menjadi edukator bagi para ibu balita pada saat pertemuan, sementara anak-anak mereka dalam pengasuhan tenaga didik PAUD.

Dengan mengikutkan anak dan ibu balita ke BKB-HI, tambah Rohdiana, memang belum tentu kelak benar-benar akan menghasilkan anak-anak yang pertumbuhan dan perkembangannya baik sebagaimana kita idealkan. Karena tentu saja ini terkait banyak hal yang dibutuhkan sebagai pendukungnya, baik dari pihak anak didik, kader, tenaga pendidik, orangtua, kelembagaan, dukungan pemangku kepentingan, dsb. "Akan tetapi, setidak-tidaknya minimal ada dua hal yang kita inginkan tercapai ketika seorang anak ikut dalam kegiatan BKB-HI, yakni kemampuan kognetifnya terasah dengan baik, serta terhindar dari stunting, atau setidak-tidaknya salah satu dari keduanya. Andaipun terpaksa stunting, jangan sampai kognetifnya rendah. Atau, jika pun kognetifnya rendah, setidaknya jangan stunting. Jangan sampai kedua-duanya kurang: sudah kognetifnya tidak bagus, stunting pula," pungkas Rohdiana.(*) [Sabrur Rohim, SAg, MSI, PKB Girisubo]
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine