Pertemuan BKB Mawar Kampung KB Tekik; "Cegah Anak dari Bahaya Gadget!"


Senin (21/10) Kampung KB Tekik melakukan pertemuan Posyandu Balita dan BKB HI di Balai Dusun Tekik, Ngloro, Saptosari. Pertemuan tersebut dihadiri oleh anggota BKB Mawar dan PKB Kecamatan Saptosari. 

Acara tersebut diawali dengan pengukuran berat badan balita, pengukuran tinggi badan balita dan kemudian dilanjutkan pemaparan materi dari Umi Yunastuti, SE, selaku pembina wilayah. Umi menjelaskan materi mengenai menjaga anak dari pengaruh media. Perkembangan digital dan media semakin pesat, anak-anak usia dini saja sudah pandai dan pintar memainkan gadget milik orangtuanya, ketika hal tersebut tidak dikontrol oleh orangtua maka dapat terjadi kecanduan gadget. Kegemaran bermain gadget atau smartphone yang berlebihan akan mengurangi anak melakukan hubungan sosial dengan teman-temannya sehingga dapat menghambat kemampuan EQ (emotional quentient)

Misalnya, Umi memberi contoh, kecerdasan emosional itu adalah rasa soliter dan kerjasama dengan teman, kemampuan berkomunikasi sesuai waktu, yang jika ini terganggu, maka anak akan tumbuh dengan kondisi kekurangan sosialisasi. Anak-anak juga dapat menjadi lebih sulit berkonsentrasi dalam dunia nyata. Hal ini dikarenakan anak-anak tersebut sudah terbiasa hidup dalam dunia digital. Anak usia dini adalah peniru ulung, maka dengan seringnya bermain video game yang biasanya para jagoan menyelesaikan masalah dengan cara memukul atau menembaki. "Hal ini secara tidak langsung mengajarkan perilaku kekerasan pada anak," kata Umi.


Berikut ini, papar Umi, kiat melindungi anak dari pengaruh media, yakni al:

1. Adanya pembatasan waktu dan aturan yang jelas mengenai lamanya menonton televisi, kapan dan jenis-jenis tayangan yang sesuai usia anak.

2.  Mengarahkan anak dari kegiatan lain, seperti olahraga, membaca, kegiatan budaya, kursus dan lain sebagainya.

3. Orangtua mendampingi anak saat menonton tayangan televisi dan menjadikan tontonan sebagai sebuah media pembelajaran.

4. Menghindari anak dari tontonan televisi yang mengajarkan pacaran dan tayangan yang dapat merangsang nafsu seksual.

Kemudian juga, lebih penting lagi, orangtua harus paham dengan smartphone yang dimilikinya jangan sampai anak malah lebih pandai dalam mengoperasikan smartphone tersebut, karena kontrol orangtua sangat diperlukan dalam mengawasi penggunaan smartphone atau gadget tersebut.

Menurut Umi, berdasarkan  penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan:

1. Efek positif dan negatif yang seolah-olah kontradiktif membuktikan bahwa dampak dari internet sangat tergantung dari penggunanya. Oleh karena itu kunci untuk menyeimbangkan efek positif dan negatif dari internet terhadap anak usia dini adalah  komunikasi yang efektif dari orangtua dan pendampingan saat anak bermain smartphone.

2. Melalui bimbingan yang tepat dari orang tua untuk memaksimalkan manfaat smartphone sambil meminimalkan sisi negatifnya, anak akan  menggunakan smartphone dalam meningkatkan pengalaman belajar dan menghasilkan efek yang positif.

Seusai penyampaian materi, acara diakhiri dengan diskusi bersama.(*) [Ahmad Harwanto, S.Sos./Ervina Budiati (PKB dan Pramusaji Kecamatan Saptosari]
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine