Sujoko: “Prestasi yang Diraih Kabupaten Gunungkidul Berkat Kerja Kita Semua!”


Salah satu agenda rutin bidang KB DP3AKBPMD Gunungkidul adalah Radalgram KKBPK. Kegiatan ini merupakan sebentuk kegiatan pembinaan tingkat kabuaten, dan tajuknya adalah, Rapat Pengendalian Program (Radalgram).  Setidaknya sebulan sekali ada kegiatan seperti ini, di mana semua PKB baik koordinator maupun yang lain wajib hadir di acara ini. Hadir dalam acara ini dari bidang KB adalah Kabid Dra Dwi Iswantini beserta kasi-kasi. Sembilan puluh persen PKB hadir. Beberapa yang tidak hadir disebabkan suatu kepentingan yang mendesak.

Sebagai praacara, dilaksanakan kegiatan rapat IPeKB yang dipimpin langsung oleh Ketua DPC IPeKB Gunungkidul, Edy Subambang, SSos, dan sekretaris Kukuh Budi Prasetyo, membahas tentang rencana bakti sosial dalam rangka HUT IPeKB ke-12. Disepakati bahwa lokasi baksos di kecamatan zona barat, meski belum ada kejelasan soal persisnya, masih dalam pembicaraan oleh jajaran pengurus. Yang sudah pasti adalah kepastian jumlah iuran PKB, yang dibagi menjadi 3 kelompok, yakni: golongan II sebesar Rp 50.000,00, golongan III sebesar Rp 100.000,00, dan golongan IV sebesar Rp 200.000,00. Bakti sosial akan diwujudkan air bersih dan sembako. Akan ada bantuan tambahan sebanyak 5 tangki air bersih dari IPeKB DIY, serta bantuan dari DP3AKBPM dan D Gunungkidul. Yang juga sudah ada kejelasan, bahwa kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada Agustus (bulan depan).

Berlanjut ke acara Radalgram, sambutan pertama oleh Kabid Dwi Iswantini. Beliau memaparkan bahwa meski Gunungkidul sudah tidak di zona merah (ranking 4), namun dalam konteks DIY, capaian masih rendah yakni di kisaran 30%. Oleh karena itu, ujar Dwi, harus ada penggerakan yang aktif kepada masyarakat untuk mengikuti program KB demi mendongkrak capaian, khususnya PB (peserta baru).

Masalah yang juga dihadapi oleh Gunungkidul (dan juga kabupaten lain), adalah tingginya PPM yang ditarget oleh pemerintah. Unmet need sesungguhnya di angka 11 ribuan, tetapi targetnya di kisaran 14 ribuan. Belum lagi beberapa kecamatan di Gunungkidul berbatasan dengan kabupaten dan provinsi lain, sehingga ada potensi migrasi catatan kesertaan KB baru. “Ini menjadi tantangan kita tersendiri untuk makin inovatif dan energik dalam menggerakkan masyarakat,” ujar Dwi.

Sebagai tambahan informasi, sambung Dwi Iswantini, pencapaian tertinggi diperoleh Kecamatan Wonosari, sedangan terendah adalah Rongkop.

Kasi KB-KR, Drs Mahmud Khumaidi, dalam sambutannya menyambung apa yang sebelumnya disampaikan Dwi Iswantini, bahwa selain kita sudah tidak berada di zona merah, capaian PB kita sudah di angka 30%, dan capaian MKJP di posisi 3 (40,20%). PA kita, kata Mahmud, di posisi 2 (88,60%) dibanding PPM, untuk MKJP/PPM Gunungkidul berada di ranking 1 ketimbang kabupaten/kota yang lain, dan PA/PUS kita tertinggi di DIY, yakni di posisi 77,57%, dan Alhamdulillah unmet need kita terendah se-DIY.

Hal yang memprihatinkan, sambung Mahmud, adalah kondisi pencapaian KB Pria kita yang di posisi terbawah dalam konteks DIY, di mana untuk MOP masih 0%. Oleh karena itu, demi mendongkrak kesertaan MOP, Mahmud menginformasikan perihal akan diadakannya baksos MOP dan MOW pada bulan September, Oktober, dan November tahun ini. “Rencana tempat baksosnya di RS DKT, atau jika tidak di RS Bhayangkara. Info persisnya nanti tunggu lebih lanjut,” pungkas Mahmud.

Kasi KB-KS Muh Amirudin, SSos, memberi sambutan singkat di antaranya tentang rencana pelatihan kader BKB Kampung KB yang akan dilaksanakan besok Senin-Rabu (29-31 Juli), bertempat di DP3AKBPM dan D. Amir menghimbau agar PKB memastikan kehadiran setiap kader Kampung KB dalam kegiatan tersebut. Amir juga menekankan kepada semua PKB agar memastikan majalah Cahaya Keluarga sebagai media KIE dan advokasi program KKBPK bisa sampai kepada orang, person, atau instansi yang sudah ditentukan. Terakhir, Amir menginformasikan tentang rencana seminar tentang kesehatan jiwa yang akan dilaksanakan pada Kamis, 8 Agustus 2019 di STAIYO Wonosari. Semua PKB akan diundang, dan rencana akan menghadirkan narsum dari PSKK UGM, dr Ida Rochmawati, dan Alissa Wahid.

Dalam kesempatan Radalgram kali ini juga ada pemaparan ringkas tentang analisis dan evaluasi ilmiah atas pencapaian kesertaan KB (PB dan PA) tingkat kabupaten oleh 2 (dua) orang PKB Madya, yakni Ir Sihana Yuliarto dan Dra Lilih Eryani.

Terakhir adalah sambutan Kepala DP3AKBPM dan D Gunungkidul, Sujdoko, SSos, MSi, yang menyampaikan sejumlah hal penting. Pertama, Kadin memberi kabar gembira tentang predikat KLA (Kabupaten Layak Anak) kategori Madya yang baru saja dicapai oleh Gunungkidul. Meski pencapaian ini ajeg, tetapi setidaknya harus kita syukuri, karena ada kabupaten lain yang malah turun ke level pratama. Pencapaian prestasi yang diraih Gunungkidul ini, ujar Sujoko, sesungguhnya bukan kerja dia pribadi, tetapi berkat kerjasama kita semua, termasuk jajaran PKB, khususnya dalam hal pencegahan nikah dini.

Kedua, Kadin mengapresiasi pendekatan baru di dalam Radalgram kali ini, yakni dengan memberi kesempatan kepada PKB Madya untuk menyampaikan materi berupa analisis pencapaian. Di lain waktu mungkin bisa dengan materi yang lain.  Yang jelas, ujar Sudjoko, ini sesuatu yang baru, yang menunjukkan bahwa kita semua bisa berkontribusi dalam berbagi ilmu dan informasi menyangkut program KKBPK. “Ini bisa menjadi daya pemantik, di mana PKB dan bidang KB bisa saling melengkapi dalam menyukseskan program KKBPK di Gunungkidul,” ujar Sudjoko.

Ketiga, hal lain yang disampaikan adalah soal pramusaji, pemeliharaan roda dua, dan pemeliharaan. Tentang pramusaji, karena belum ada kejelasan teknis pendanaannya dari Pusat, maka untuk sementara dipending dulu. Tentang pemeliharaan roda dua, merujuk pada bendahara dinas, Suharti, SE, akan ada dana sebesar Rp 250.000,00 per motor untuk pemeliharaan.  Dan terakhir, soal pemeliharaan gedung BPKB, akan diadakan cek fisik oleh tim dinas.(*) [Sabrur Rohim, PKB Girisubo, pimred Cahaya Keluarga]





0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine