Tips Keluarga Menghadapi ODGJ



Oleh: Drs Edy Pranoto, Direktur BPKB Playen

Pengantar: Keluarga dalam Makna Ideal
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anak, atau ayah dan anak atau ibu dan anak. Definisi keluarga tersebut masih sebatas pada komposisi penduduknya. Pengertian lebih luas ternyata keluarga merupakan tempat bagi anggota keluarga untuk saling berbagi cinta-kasih, berbagi beban dan peran masing-masing, tempat untuk mendapatkan perlindungan, mendapatkan rasa aman, meneruskan keturunan serta sebagai tempat mendapatkan pemenuhan kebutuhan lahir dan batin.

Keluarga sejahtera sebagaimana dimaksud hanya akan dicapai bilamana seluruh anggota keluarga mampu menempatkan perannya masing-masing sehingga fungsi-fungsi keluarga berjalan dengan baik. Landasan dalam membangun keluarga sejahtera tidaklah cukup dibangun dengan rasa cinta, namun juga menyertakan adanya rasa tanggung-jawab  yang besar dari masing-masing anggota keluarga untuk menciptakan kebahagiaan. Di dalam tanggung-jawab terkandung pula unsur saling menghargai, saling menghormati, saling peduli, saling menyayangi, yang kesemuanya dibingkai dalam hubungan komunikasi yang indah sehingga melihirkan hubungan yang aman, tentram, serasi dan damai. Inilah keluarga yang dalam istilah agama Islam disebut sebagai keluarga sakinah, mawadah dan mendapatkan rahmah dari Allah SWT.

Dalam buku saku berjudul, Sosialisasi Kebijakan Ketahanan  Keluarga, yang diterbitkan oleh DP3AP2 Daerah Istimewa Yogyakarta (2019), disebutkan keluarga yang dikatakan berketahanan manakala memenuhi unsur keuletan dan ketangguhan didalam psikhis mental spiritual dan memenuhi kebutuhan fisik material. Keluarga ini akan tercipta bila mana mampu dalam menjalankan fungsi-fungsi keluarga, sehingga berbagai permasalahan yang datang menerpa dapat dihadapi dengan baik, yang akhirnya akan melahirkan keluarga yang harmonis.

Timbulnya Masalah dalam Keluarga
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapati berbagai bentuk keluarga. Ada keluarga petani, keluarga pedagang, keluarga nelayan, keluarga buruh, keluarga pegawai, keluarga pengusaha dan sebagainya. Keluarga dengan berbagai bentuknya ini tentu akan melahirkan gaya hidup, perilaku , kebiasaan sehari-hari dan bahkan mungkin sikap pandang yang berbeda didalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Dua individu yang berasal dari dua bentuk keluarga yang berbeda adat  budaya, ketika membangun sebuah rumah tangga atau keluarga baru tentunya akan menghadapi persoalan tersendiri dalam perjalanan hidupnya. Disinilah kadang bila tidak berhati-hati akan menimbulkan  kerawanan dan kerentanan berkeluarga. Kerawanan yang berkepanjangan dengan tidak mendapatkan solusi akan melahirkan keluarga yang  congkrah (saling bertengkar selalu)  dan bahkan menuju pada keluarga yang bubrah (perpecahan).

Kerawanan dalam keluarga banyak sekali penyebabnya, mungkin faktor ketidak cukupan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari; faktor tingginya perbedaan sikap kepribadian antar pasangan suami istri; faktor orang ketiga; atau mungkin faktor penyakit  psikis atau fisik yang serius dan berkepanjangan yang diderita oleh salah satu anggota keluarga sehingga menimbulkan beban yang amat berat dalam keluarga.  Dalam pandangan orang beriman, sebenarnya semua faktor permasalahan keluarga merupakan batu ujian yang diberikan Allah SWT pada hamba-Nya di dalam menjaga keutuhan keluarga.

Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Keluarga yang di dalamnya  ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan akan mempengaruhi kebahagiaan secara keseluruhan, karena orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ) akan menjadi beban tersendiri bagi anggota keluarga yang lain. ODGJ menjadi beban tidak hanya di bidang ekonomi, namun juga aspek mental psikologis, tenaga, waktu dan perhatian sepanjang masa kehidupan si ODGJ. Ini terjadi karena seorang ODGJ merupakan manusia berkebutuhan  ekstra khusus yang berbeda dengan merawat  seorang balita, lansia atau orang yang sakit secara fisik. Keadaan inilah yang menyebab kurang atau bahkan hilangnya  rasa keharmonisan di dalam keluarga.

Mengenal Lebih Dini Gejala  ODGJ
Menurut UU Kesehatan Jiwa No18 tahun 2014, ODMK adalah orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan dan atau kualitas hidup sehingga memiliki risiko mengalami gangguan jiwa. Sementara, ODGJ adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang bermanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan atau perubahan perilaku yang bermakna serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia. Seorang yang mengalami ODMK dalam taraf sederhana bisa berkembang menjadi stres sedang, berat, sampai menimbulkan depresi, dan bila tak tertangani dengan baik bisa mengarah ke skizofrenia.

Kalau seseorang sudah  mengalami depresi berat, akan mengganggu fungsi berfikir dan bertindak yang pada gejala awal nampak murung, menyendiri, sulit tidur, tidak mau makan,  berhalusinasi, kehilangan kontak dan lebih jauh mungkin timbul reaksi ingin lari, bunuh diri atau bahkan menyerang  pada orang lain.

Tips Menghadapi ODGJ dalam Keluarga
Ada beberapa tips yang bisa penulis bagikan pada pembaca agar kita tetap tegar dan bahagia didalam menjalani kehidupan berkeluarga.
  1.  Pertebal iman bahwa melayani anggota keluarga yang ada ODGJ-nya merupakan ibadah mulia
  2.  Yakinlah bahwa ODGJ merupakan penyakit yang bisa disembuhkan
  3.  Yakinlah bahwa ODGJ bukanlah penyakit yang menurun
  4.  Siapkan mental kesabaran yang lebih untuk menghadapi anggota keluarga yang berstatus ODGJ
  5.  Kenali lebih awal gejala ODGJ  jangan sampai memuncak menjadi penyakit jiwa yang berat
  6.  Turuti apa yang dikehendaki oleh seorang ODGJ, jangan membantah, menyalahkan, berikan dukungan, pujian, ajak komunikasi dengan cara yang tepat, berikan ketenagan dan perlindungan.
  7.  Kontrol secara rutin, dan usahakan semaksimal mungkin bisa minum obat penenang jiwa.
  8. Bila sudah sembuh, jangan terlena karena situasi yang sama  sebagai penyebab tekanan jiwa pada kesempatan lain bisa memicu kambuhnya penyakit.
  9. Jaga agar yang bersangkutan tidak mengalami tekanan jiwa yang berat, meskipun sudah dinyatakan sembuh.
  10. Berikan peringatan dini pada anggota keluarga, teman, tetangga agar ikut menjaga kondisi yang nyaman dan tenang sehingga tidak menimbulkan tekanan jiwa pada si penderita ODGJ.(*) 


0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine