Rakordes Desa Bleberan, PKB dan Mahasiswa UNY Sampaikan Materi Harganas dan HAN


Pada bulan Juni-Juli ini ada 2 momentum penting yang berkaitan erat dengan program KKBPK, yaitu Hari Keluarga Nasional (Harganas) dan Hari Anak Nasional (HAN). Kedua momentum tersebut menjadi bahasan utama dalam Rakor Kader Desa yang dilaksanakan pada hari Kamis (25 Juli 2019). Seperti biasanya, materi rakor disampaikan oleh Penyuluh Keluarga Berencana dan petugas dari Puskesmas Playen II. Mengawali paparannya, Penyuluh KB menyampaikan tentang pencapaian peserta KB baru untuk Desa Bleberan dari bulan Januari sampai dengan Juni 2019. Selama enam bulan diperoleh 24 peserta KB baru, yaitu: 4 IUD, 4 implant, 15 suntik, dan 1 pil. Sebagai evaluasi bahwa pencapaian tersebut masih tergolong rendah, karena sesuai PPM Kecamatan Playen, untuk tahun 2019 ini dari Desa Bleberan ditarget memperoleh 82 peserta KB baru. Sehingga apabila dibandingkan dengan PPM tersebut baru tercapai 29 persen, sedangkan dalam waktu enam bulan seharusnya tercapai 50 persen. Oleh karena itu diharapkan agar pada bulan-bulan berikutnya perolehan peserta KB baru dapat meningkat sehingga sampai akhir tahun akan mencapai jumlah yang diharapkan.

Guna mewujudkan hal tersebut perlu kerjasama antara Penyuluh KB dengan kader IMP untuk memberikan penyuluhan dan motivasi kepada PUS yang belum ber-KB. Sasaran utamanya adalah PUS yang seharusnya ber-KB tetepi belum mendapatkan pelayanan KB, yaitu PUS ingin anak ditunda (IAT) dan tidak ingin anak lagi (TIAL). Disamping itu penyuluhan juga perlu diberikan kepada PUS yang diwaktu mendatang diharapkan dapat menjadi peserta KB, yaitu PUS yang sedang hamil. Penyuluhan dan pemberian motivasi dapat dilakukan secara langsung melalui kunjungan rumah, atau dengan memanfaatkan forum-forum yang ada, seperti posyandu, pertemuan PKK, arisan atau pertemuan dasawisma.

Selanjutnya Penyuluh KB mengingatkan kembali dua momentum penting yang terkait dengan Program KKBPK, yaitu Hari Keluarga Nasional yang diperingati setiap tanggal 29 Juni dan Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli. Sudah semestinya para kader KB mengingat kedua momentum tersebut karena keluarga dan anak adalah bagian penting dalam program KB. Keluarga, yaitu unit sosial terkecil yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam suatu tempat. Dalam program KKBPK juga dikenal adanya keluarga khusus, yaitu keluarga yang jumlah anggotanya hanya satu orang saja, baik laki-laki maupun perempuan yang tinggal sendirian di rumahnya. Keluarga khusus seperti ini banyak kita jumpai di masyarakat, misalnya seorang janda atau duda yang tinggal seorang diri karena tidak memiliki anak atau anak-anaknya tinggal terpisah. Dari pengertian tersebut, maka kita semua adalah bagian dari keluarga. Hal ini sejalan dengan tema Hari Keluarga tahun 2019 yaitu Hari keluarga, hari kita semua.

Dalam memperingati Hari Keluarga Nasional kita diharapkan dapat mewujudkan empat pendekatan ketahanan keluarga, yaitu keluarga berkumpul, keluarga berinteraksi, keluarga berdaya, serta keluarga peduli dan berbagi. Terkait dengan hal ini, Bapak Sujoko, SSos,MSi, selaku Kepala DP3AKBPM dan D Kabupaten Gunungkidul menyampaikan sebuah pesan untuk warga masyarakat Gunungkidul. Pesan ini disebut gerakan kembali ke meja makan, yaitu menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga paling tidak selama 20 menit perhari yang bisa dilakukan pada momentum makan bersama, terutama makan malam. Dalam kegiatan berkumpul bersama keluarga ini diharapkan bisa meluangkan waktu tanpa disibukkan dengan handphone, televisi, atau alat elektronik lainnya, sehingga bisa saling bercengkerama atau bertukar pengalaman dengan komunikasi yang lebih berkualitas.

Untuk materi terkait dengan peringatan Hari Anak Nasional, Penyuluh KB memberikan kesempatan kepada mahasiswa UNY yang sedang mengikuti Program PLP di Balai Penyuluh KB Kecamatan Playen. Dengan penuh semangat dan tanpa rasa canggung berbicara di forum yang dihadiri sekitar seratusan kader, Istnaini Lathifah memberikan materi tentang pola asuh anak. Dalam mendidik anak, setiap orangtua mempunyai pola asuh masing-masing. Tujuan dalam pola asuh anak beraneka ragam dan pastinya mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membimbing anak dan mendidik sehingga fungsi keluarga dapat dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Begitupun dalam pola asuh tidak hanya ibu namun juga disertai peran ayah dalam mendidik anak. Perilaku orangtua akan sangat menentukan arah kehidupan anaknya.

Secara umum pola asuh orangtua terhadap anak dibedakan menjadi tiga macam yaitu pola asuh permisif, pola asuh otoriter, dan pola asuh demokratis. Pola asuh permisif yaitu tindakan orang tua dalam mendidik anak adalah membiarkan anak melakukan sesuatu hal yang dia inginkan. Dalam pola asuh ini orangtua dapat cenderung tidak peduli dengan apa yang dilakukan anaknya dan menggangap semua yang dilakukan anaknya sudah benar sesuai kebutuhannya. Dampak positifnya anak mempunyai kebebasan mengasah kreatifitasnya dan mampu menerapkan sesuatu sesuai dengan kebutuhan diri. Namun dampak negatifnya adalah anak menjadi terlalu bebas jika tak punya kontrol diri maka akan mudah terjerumus dalam kegiatan yang tidak baik. Apabila dibiarkan akan terpelosok pada pergaulan bebas, Anak tidak punya kendali diri sehingga akan merasa apa yang dilakukan sudah benar dan tidak memikirkan resiko.

Pola asuh otoriter adalah mendidik anak dengan kendali yang kuat, semua harus sesuai dengan keinginan orangtuanya. Dalam pola asuh ini keputusan mutlak ditangan orangtua dan anak harus patuh serta taat pada perintah orangtua. Kegiatan anak banyak dikendalikan oleh orangtua, anak tidak mempunyai pilihan lain. Sisi positif dalam pola asuh ini, jika orangtua memang memberikan pendidikan yang baik dan anak mampu melakukan maka ia akan menjadi orang yang sukses karena orangtua pasti menginginkan anaknya sukses. Sisi negatif dalam pola asuh ini, anak menjadi berkurang kognitif kreatifnya karena tidak dilatihkan untuk berfikir, dan mempunyai rasa takut yang berlebihan sehingga dapat berpengaruh dalam psikologis yang dapat berpengaruh dalam sikap sosial, cenderung enggan untuk bersosial kepada masyarakat. Anak cenderung merasa tidak nyaman dengan apa yang dikerjakan dan terasa terkekang oleh orang tuanya sendiri.

Pola asuh demokratis adalah pola asuh orang tua yang mendidik anak dengan berlandaskan musyawarah antara orangtua dengan anak. Dalam pola asuh ini orangtua sering mengajak musyawarah dan bertanya bagaimana pendapat anak. Dalam memutuskan sesuatu merupakan kesepakatan antara orangtua dengan anak sehingga kegiatan dilakukan atas kesepakatan bersama. Orang tua cenderung sering menanyakan dan mengajak diskusi anak baik mengenai keinginan anak maupun keinginan orang tua sehingga timbul diskusi untuk menggabungkan pendapat anak dan orangtua atau menerima pendapat anak dan mengizinkan anak melakukan yang dia mau. Dalam hal ini kuncinya adalah saling memahami dan saling tahu sehingga tidak timbul rasa tidak suka dan tidak setuju. Sisi positif dalam pola asuh ini adalah anak lebih merasa dapat melakukan yang dia mau namun orangtua juga mengetahui sehingga tidak lagi ada rasa was was. Anak merasa mendapat dukungan dari kedua orangtua. Anak cenderung lebih percaya diri dan meningkatkan kognitif psikomotor dan afektif. Sehingga dalam pola asuh ini peran orang tua dan anak menjadi satu kesatuan dalam menentukan segala keputusan.

Sejalan dengan tema Hari Keluarga Nasional dan Hari Anak Nasional, Petugas dari Puskesmas Playen II juga memberikan materi terkait anak dan keluarga. Bidan Daris Wulandari selaku Pembina wilayah Desa Bleberan menyampaikan informasi bahwa Puskesmas Playen II akan menggelar lomba balita sehat. Diharapkan semua dusun dapat mengirimkan peserta, dengan ketentuan antara lain: balita tersebut anak pertama atau ke dua, saat melahirkan anak pertama usia ibu di atas 21 tahun, ibu menjadi peserta KB, dan imunisasi anak tidak pernah terlambat. Sementara Bidan Heni Kustarini menyampaikan bahwa untuk memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat, Puskesmas memiliki program posyandu, baik posyandu balita maupun posyandu lansia. Posyandu balita memberikan pelayanan bagi balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan Pasangan Usia Subur. Posyandu lansia diperuntukkan bagi penduduk lansia, yaitu usia 50 tahun ke atas. Disamping posyandu, saat ini juga ada program lain yaitu posbindu, pos pembinaan terpadu. Sasaran posbindu adalah penduduk yang belum tersasar oleh program posyandu balita dan posyandu lansia, yaitu usia 15 sampai 59 tahun. Posbindu ini juga penting karena untuk mendeteksi penyakit tidak menular (PTM), seperti hipertensi, diabetes, dan stress. Namun saat ini belum semua dusun terdapat posbindu. Untuk Desa Bleberan baru ada satu, yaitu di dusun Menggoran I.

Permasalahan tentang anak dan keluarga juga disinggung dalam sesi sambutan dari Pemerintah Desa Bleberan yang disampaikan oleh Kasi Pelayanan sebelum paparan materi rakor. Dalam sambutannya Nur Arifin antara lain berpesan kepada para orangtua untuk mengawasi putra-putrinya, terutama yang masih berusia remaja agar tidak terjerumus pada pergaulan yang tidak sehat. Nur Arifin juga mengajak kepada para kader untuk mendukung program pemerintah dalam pencegahan stunting. Diharapkan para kader untuk memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan anak balita agar dapat terpenuhi kebutuhan gizinya. Tidak lupa Kasi Pelayanan juga menyampaikan informasi bahwa dalam upaya mewujudkan keluarga yang sehat jasmani dan rohani, Pengurus IMP Desa Bleberan telah memprogramkan kegiatan senam sehat yang dilaksanakan setiap hari Ahad pagi, bertempat di halaman balai desa. Kegiatan ini sudah berjalan sekitar sebulan, dan diharapkan para kader untuk dapat mengikutinya.

Sesi terakhir diisi oleh Pengurus Forum IMP tingkat desa Bleberan. Surati selaku sekretaris IMP memberikan informasi bahwa Forum IMP merencanakan untum mengadakan perlombaan bagi para kader dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2019. Kegiatan tersebut rencananya akan diadakan bersama Rakor Kader Desa bulan depan, yaitu tanggal 23 Agustus 2019. Surati juga menyampaikan informasi yang diperoleh dari mengikuti kegiatan-kegiatan, baik yang diadakan oleh puskemas maupun kegiatan di tingkat kecamatan. Sebagai penutup bendahara IMP, Winarti, menyampaikan informasi tentang kondisi keuangan kader IMP Desa Bleberan.(*) [Slamet, PKB Bleberan, Kontributor Kecamatan Playen]

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine