Koresponden CNN Bekali Jurnalisme Berbasis TI kepada PKB dan Kader PIK-R Gunungkidul


Untuk menguatkan wawasan PKB dan kader PIK Remaja tentang jurnalistik mobile, DPC IPeKB bekerjasama dengan bidang KB DP3AKBPM & D Gunungkidul menyelenggarakan kegiatan orientasi jurnalistik berbasis TI (teknologi informasi). Tujuannya, agar PKB dan kader PIK Remaja bisa memproduksi konten-konten gambar bergerak (video) dengan menggunakan sarana hp android, sebagai cara baru untuk mempromosikan kegiatan KKBPK di wilayahnya masing-masing.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat (12/7) bertempat di ruang “Bhakti Praja” Lt 2 gedung DP3AKBPM dan D Gunungkidul. Pesertanya adalah utusan PKB dari semua kecamatan masing-masing 2 orang, dan kader PIK Remaja masing-masing 1 orang per kecamatan. Jadi total ada 54 orang peserta, karena di Gunungkidul ada 18 kecamatan. Kegiatan ini dipandu oleh Kasi KS, Muh Amirudin, dan dibuka oleh Kabid KB Dra Dwi Iswantini.  Kabid mengatakan bahwa kegiatan seperti ini penting sebagai bekal pengetahuan teknis bagi PKB dan kader PIKR untuk melaksanakan KIE kepada masyarakat dengan sarana medsos. Kabid yakin bahwa semua orang memiliki sarana smartphone (telepon pintar), jadi itu sebagai modal utama untuk mulai membuat video-video pendek sebagai sarana KIE. Kabid juga berharap, PKB dan kader PIKR bisa sungguh-sungguh dalam menerima materi, dan selepas pelatihan ini ada mendapatkan ilmu yang berguna dan bisa praktik segera.

Sebagai pemateri dalam acara pelatihan ini adalah Hendrawan Setiawan, reporter CNN Indonesia, pegiat komunitas Gawai Piawai Yogyakarta, yang belakangan ini konsern dalam dunia mobile journalism, didampingi PKB Gunungkidul yang juga konsern di jagat blog dan vlog lokal (Gunungkidul), Sabrur Rohim. Pemateri menyampaikan tips-tips praktis nan mudah bagaimana mengedit gambar dan video sehingga menjadi hasil karya videografis yang bagus dan layak dinikmati. Selama kurang lebih 2 jam, peserta (PKB dan kader PIKR) dilatih dan dibimbing bagaimana menginput foto dan video ke aplikasi video editor berbasis sistem android, mengkrop (cropping), mengatur transisi, memberi musik (audio), memberi caption (teks) plus latarnya, mengisi suara pribadi (dubbing), dst, dan akhirnya cara menyimpan (export) dan mengatur resolusi video tersebut, untuk kemudian di-share melalui media sosial seperti WA, Youtube, IG, Facebook, dll.
Selama materi berlangsung, terjadi dialog interaktif, tanya jawab, antara peserta dan pamateri, untuk memperdalam materi itu sendiri sehingga benar-benar bisa dikuasai. Akhirnya, setelah semua tips dan trik disampaikan, alhamdulillah, semua peserta bisa memahami dan mengerti cara mengedit video. Semua peserta pun diharuskan oleh panitia untuk membuat satu video hasil editan mereka sendiri, kemudian dikirimkan ke panitia atau bidang KB, sebagai syarat untuk memperoleh sertifikat kegiatan.
Hendrawan memberikan sebuah poin penting dalam even ini, bahwa tidak ada video yang benar atau salah, yang baik atau buruk. Orang menilai suatu video baik atau buruk, misalnya, maka dia harus menunjukkan dulu bahwa dia bisa membuat video yang lebih baik. Maka dari itu, tekan pemateri yang lain, Sabrur Rohim, semua peserta hendaknya produktif membuat video (gambar bergerak), dengan tujuan selain sebagai sarana atau wahana untuk KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) program KKBPK kepada masyarakat, juga sebagai dokumen atau warisan pribadi yang akan dikenang oleh generasi mendatang, karena dengan adanya sarana medsos (Youtube, IG, dan FB, misalnya) memungkinkan karya-karya videografis kita menjadi abadi sampai kapan pun.(*) [Sabrur Rohim, Pimred Cahaya Keluarga & PKB Girisubo]
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine