DP3AP2 DIY Dan DP3AKBPM & D Gelar Pelatihan Bagi PIK Remaja Se-Gunungkidul


Dinas Pemberdayan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) Daerah Istimewa Yogyakarta bekerjasama dengan DP3AKPM dan D Gunungkidul belum lama ini mengadakan kegiatan Pelatihan PIK Remaja, bertempat di Rumah Makan “Bu Tiwi Tan Tlogo”, Mijahan, Semanu, Gunungkidul. Acara digelar selama 3 hari, yakni Rabu sd Jumat, 13 sd 15 Februari 2019. Sebagai narasumber acara akbar ini adalah sbb:



  •  Sujoko, SSos, MSi (Kepala DP3AKBPMD )
  • Tomy Darlinanto, SH, MHum (Kasi PA DPAKBPMD)
  • Retno Nurmawati (DP3AP2 DIY)
  • Dra Dwi Iswantini (Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan KB DP3AKBPMD)
  • Eni Nurwidiastuti (Kapolres Gunungkidul)
  • Rasyid Budiman (DP3AP2 DIY)
  • Ani Hidayati (Dinkes Gunungkidul)
  • Endah (LPT Inspirasi)
  • Sestanto Rukminto (Forum PIK Remaja Gunungkidul)
  • Endah (PIK Remaja Tunas Harapan )
  • Rubiyo (DP3AP2 DIY)


Jumlah partisipan acara ini ada 25 orang yang merupakan perwakilan PIK-R dari seluruh kecamatan se- Gunungkidul.

Menurut Kasi KS DP3AKBPM dan D, Muh Amirudin, SSos, latar belakang acara ini adalah dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi anggota PIK Remaja agar mampu menjadi pendidik sebaya yang baik dan terlatih. DP3AP2 DIY dan DP3AKBPMD Kabupaten Gunungkidul melaksanakan pelatihan PIK Remaja sebagai pendidik sebaya.

Adapun tujuannya, masih menurut Amir, bahwa diharapkan melalui pelatihan ini diharapkan para narsum dapat memberikan ketrampilan kepada peserta, dan peserta memahami prisip dasar pembentukan PIK Remaja dan menyiapkan diri menjadi penddik sebaya yang berkualitas, sehingga mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada remaja saat ini serta terwujudnya tegar remaja yaitu remaja yang berperilaku sehat terhindar dari resiko triad KRR.

Dalam paparannya, Kadin Sujoko, SSos, MSi menyampaikan tentang masalah-masalah remaja yang ada pada Kabupaten Gunungkidul di antaranya: angka penceraian di Gunungkidul masih tinggi, angka gantung diri masih tinggi, dan angka masalah remaja Gunungkidul no 1 se-DIY. Sujoko berharap, para insan Genre menjadi pionir dan teladan di garda depan dalam menanggulangi masalah-masalah ini, minimal di lingkungannya sendiri. “Ini masalah-masalah yang berkaitan dengan ketananan keluarga yang masih menjadi keprihatinan kita bersama. Mari kita semua, pemerintah dan masyarakat, bekerjasama mencegahnya. Adik-adik anggota PIK-R ini nanti akan dilatih menjadi pendidik sebaya. Nanti di rumah ilmunya dimanfaatkan untuk mengedukasi teman-teman sebayanya agar bisa berubah menjadi remaja yang berkualitas,” tegas Sujoko.

Tomy Darlinanto menyampaikan materi tentang konsep gender antara laki-laki dan perempuan, juga seputar organ biologisnya antara perempuan dan laki-laki serta peran laki-laki dan perempuan di dalam kehidupan sehari hari di masa yang akan datang (ketika sudah masuk ke bahtera pernikahan). Menariknya, penyampaian materi ini di sampaikan ke peserta dengan metode diskusi antar kelompok, dengan maksud perserta di bagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok mempunyai tugas yang berberbeda-beda. Dinamikanya sangat hidup dalam materi ini. Ada pengalaman dan pengetahuan baru yang didapat peserta.
Retno Nurmawati menyampaikan tentang konsep ketahaan keluarga yang bertujuan untuk menyiapkan keluarga dan masa depan yang baik. Beliau juga menyampaikan langkah menjadi orang sukses di antaranya: terlatih, jujur, melangkah, pantang menyerah.

Sementara itu, Dwi Iswantini menyampaikan tentang R/R PIK Remaja. Pada materi ini, Dwi mengenalkan dan menjelaskan tentang bentuk dan macam laporan, buku induk, buku keuangan, buku ekspedisi, buku kegiatan, agenda surat, buku notulen, dll dalam organisasi PIK Remaja.

Eni Nurwidiastuti (Kapolres Gunungkidul) menyampaikan materi tentang Napza. Ini materi yang menarik bagi peserta. Beliau menjelaskan tentang pengertian Napza , jenis Napza, tentang P4GN  (pencegahan, pemberantasan, dan peredaran gelap narkoba), dll.

Rasyid Budiman menyampaikan tentang PUP (pendewasaan usia perkawinan), suatu materi yang sudah sangat familiar di kalangan pegiat PIK Remaja. Poin penting Rasyid adalah, untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, usia ideal menikah adalah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki.

Ani Hidayati menyampaikan tentang HIV/AIDS, yaitu tentang pengertiannya, penularannya, pejalanan penyakit HIV, Peraturan  Pemerintah tentang hal itu, dll. Sementara itu, Endah (dari LPT Inspirasi) menyampaikan tentang motivasi dan inspirasi kita sebagai remaja untuk lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu apa pun, serta menanamkan rasa tegar remaja yaitu remaja yang berperilaku sehat terhindar dari resiko Triad KRR.

Sestanto Rukminto menyampaikan tentang bagaimana cara mebentuk PIK Remaja yang baik dan mampu berkembang, dalam artian tidak hanya sekadar membentuk PIKR, tetapi dalam pembentukan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi remaja. Sedangkan Endah (yang sekaligus mewakili PIK Remaja Tunas Harapan) memnyampaikan cara menjadi pendidik sebaya yang baik dan benar dan menjelasakan bagaimana cara menyampaikan informasi secara baik dan benar sehingga mampu diterima oleh orang lain. Narsum terakhir, Rubiyo dari DP3AP2 DIY menyampaikan tentang cara melakukan konseling yang baik dan dijelasakan tentang tahapan melakukan konseling di antaranya: tahap perkenalan, tahap identifiksi masalah, tahap penyelesaian, dll.(*) [Rudi Purwanto/Sabrur Rohim, Girisubo]

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine