Awali 2019 Sesepuh Kader Beri Semangat kepada IMP Bleberan


Acara pertemuan rutin kader dalam rangka Koordinasi Program KKBPK dan Kesehatan tingkat Desa Bleberan pada bulan Januari 2019 lalu tampak berbeda dari biasanya. Pertama, kalau biasanya para kader mengenakan pakaian formal seragam batik, namun pada pertemuan yang dilaksanakan rutin setiap tanggal 25 tersebut mereka kompak mengenakan pakaian seragam olahraga. Ke dua, biasanya acara dimulai pada pukul 10.00 WIB. Namun pada pertemuan tanggal 25 Januari lalu mereka hadir lebih awal. Pukul 08.30 WIB sebagian besar kader sudah berkumpul di komplek balai desa Bleberan.

Rupanya kader Desa Bleberan tersebut akan memanfaatkan momentum pertemuan rutin pertama di tahun 2019 yang kebetulan bertepatan dengan hari Jumat untuk melakukan olahraga bersama. Dimotori oleh pengurus Forum IMP tingkat desa, dengan mengenakan seragam olahraga yang baru, mereka akan melakukan senam anti stroke sebelum pelaksanaan rakor desa.

Pukul 09.00 WIB para kader telah bersiap untuk mengikuti senam. Bertempat di pendapa balai desa, mereka tampak antusias melakukan gerakan demi gerakan dengan mengikuti tayangan video yang ditampilkan di layar melalui LCD. Sesekali mereka bersorak sehingga menjadikan suasana terasa begitu meriah. Sekitar 15 menit waktu untuk melakukan senam yang didominasi oleh gerakan tangan dan kaki tersebut.

Jeda sebentar untuk istirahat setelah melakukan senam, pukul 09.30 WIB acara Rakor Desa dimulai. Telah menjadi kesepakatan bahwa untuk memupuk jiwa kebangsaan dan menambah semangat dalam mengikuti pertemuan, setelah pembukaan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Keluarga Berencana. Setelah menyanyikan kedua lagu tersebut kemudian sambutan dari Pemerintah Desa Bleberan. Dalam sambutannya, Kasi Pelayanan Desa Bleberan antara lain menyampaikan bahwa Pemerintah Desa Bleberan sangat berkomitmen pada program KB dan kesehatan. Hal tersebut diwujudkan dengan memberikan anggaran dana untuk penyelenggaraan rakor desa, operasional kader KB dan kader sehat, pemberian PMT untuk balita dan lansia, serta pengadaan sarana prasarana untuk posyandu. Pada tahun 2019, beberapa kegiatan akan dinaikkan anggarannya dengan tetap mengacu regulasi yang berlaku di Kabupaten Gunungkidul.

Acara ke empat adalah penyampaian paparan dari beberapa pemateri, yaitu Penyuluh Keluarga  Berencana, Penyuluh Sosial Masyarakat, dan Petugas dari Puskesmas Playen II. Mengawali paparannya, Penyuluh KB Kecamatan Playen wilayah Desa Bleberan menyampaikan apresiasi atas kreativitas pengurus Forum IMP Desa Bleberan yaitu telah mengawali kegiatan rakor dengan melakukan senam bersama. Kegiatan tersebut akan menjadikan kader semakin sehat sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih baik. Kegiatan tersebut bisa dijadikan agenda rutin, meskipun setahun hanya dua atau tiga kali. Para kader juga diharapkan untuk mensosialisasikan senam tersebut kepada warga di sekitarnya, misalnya melalui posyandu lansia.

Menjadi suatu keharusan bagi Penyuluh KB dalam rakor desa untuk menyampaikan pencapaian peserta KB baru. Bahwa selama tahun 2018, sesuai laporan dari klinik KB di Kecamatan Playen, terdapat 38 peserta KB baru dari Desa Bleberan. Metode kontrasepsi yang digunakan yaitu 5 IUD, 10 implant, dan 23 suntik. Diharapkan pencapaian peserta KB baru pada tahun 2019 akan meningkat. Oleh karena itu para kader supaya mengefektifkan kegiatan penyuluhan kepada PUS di wilayah masing-masing.

Pada pertemuan di awal tahun 2019 Penyuluh KB kembali mengingatkan tentang ketugasan kader IMP. Sebagaimana kita ketahui bahwa Institusi Masyarat Pedesaan (IMP) merupakan wadah pengelolaan dan pelaksanaan program KKBPK di tingkat desa, termasuk di dusun dan RT. Maka termasuk kader IMP adalah PPKBD di tingkat desa, Sub PPKBD di tingkat dusun, dan Kelompok KB di tingkat RT, serta kader kelompok bina-bina. Kader IMP menjadi mitra kerja Penyuluh KB dalam menggarap program KKBPK di lini lapangan.
Tugas utama kader IMP secara umum mencakup dua hal yaitu berupaya dan ngopeni. Ngupaya, yaitu berupaya, artinya kader sebagai penggerak berupaya mengajak PUS untuk menjadi peserta KB. Sedangkan ngopeni berarti memelihara, yaitu memelihara agar PUS yang sudah menjadi peserta KB tetap selalu menggunakan alat kontrasepsi. Untuk saat sekarang ini memelihara dapat pula diartikan memelihara kesertaan ber-KB melalui Kelompok bina-bina yaitu BKB, BKR, BKL, dan UPPKS.

Untuk dapat melaksanakan kedua tugas tadi, kader IMP harus melakukan penyuluhan atau KIE KB kepada PUS, baik secara kelompok maupun perorangan. Penyuluhan secara kelompok dapat dilakukan dengan memanfaatkan forum-forum yang ada, seperti posyandu, pertemuan PKK, pertemuan dasawisma, pengajian, atau arisan. Untuk dapat melakukan penyuluhan perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang program KKBPK, terutama tentang metode atau alat kontrasepsi. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dengan mengikuti rakor baik di tingkat kecamatan maupun tingkat desa. Pengetahuan juga dapat diperoleh dengan membaca buku, media KIE KB seperti leaflet, atau aplikasi di smartphone, misalnya aplikasi SKATA. Disamping itu, kader IMP juga harus memiliki data yang valid tentang PUS dan kesertaan ber-KB. Oleh karena itu, setiap awal tahun kader di tingkat RT (Kelompok KB) selalu diminta mengisi blangko R/I/PUS dan datanya harus di-update setiap bulan. Dari data pada R/I/PUS tersebut kemudian dibuat rekap untuk tingkat dusun dan tingkat desa.

Paparan selanjutnya disampaikan oleh Penyuluh Sosial Masyarakat Kecamatan Playen, Titik Hartari. Titik Hartati merupakan Penyuluh Sosial Masyarakat wilayah kerja Desa Bleberan, Getas, dan Ngleri. Dalam kesempatan tersebut Penyuluh Sosial Masyarakat menyampaikan materi tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Bahwa yang termasuk PMKS sudah disesuaikan dengan kondisi saat ini, antara lain balita terlantar, anak terlantar, anak berhadapan dengan hukum, anak jalanan, disabilitas, tuna susila, bekas warga binaan, orang dengan HIV/AIDS, korban penyalahgunaan NAPZA, korban traficking, perempuan rawan sosial ekonomi, fakir miskin, serta keluarga berumah tidak layak huni. 

Sumikem, dari Puskesmas Playen II menjelaskan tentang kegiatan di posyandu.
Meskipun telah mendengarkan paparan dari beberapa pemateri, namun para kader masih semangat dalam mengikuti rakor. Apalagi kemudian salah satu peserta rakor, yaitu Ny Ris Sagiyem didaulat untuk maju ke depan. Ny Ris atau biasa dipanggil Mbah Ris adalah sesepuh kader di Desa Bleberan, dalam rakor desa tersebut diminta untuk menyampaikan pengarahan dan berbagi pengalaman kepada para kader. Dengan penuh semangat Bu Ris mengajak para kader agar dapat mengerjakan tugas-tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Beliau mengungkapkan bahwa tanpa adanya pengorbanan, masyarakat tidak akan bisa maju. Beliau juga berpesan kepada para kader dan seluruh warga untuk menjaga keutuhan Desa Bleberan, yaitu dengan selalu menjaga kerukunan.

Sesi terakhir acara rakor desa diisi oleh Pengurus Forum IMP tingkat Desa Bleberan. Sumini selaku ketua Forum IMP menegaskan kembali tentang tugas kader untuk memantau kesertaan ber-KB di wilayah masing-masing dengan cara mengisi blangko R/I/PUS yang sudah dibagikan. Untuk R/I/PUS tahun 2018 yang sudah terkumpul akan diberikan kepada Penyuluh KB. Sementara Surati, sekretaris Forum IMP, menjelaskan tentang pemuakhiran data balita dan lansia yang berhubungan dengan penyusunan SPJ Dana PMT. Terakhir, Winarti yaitu bendahara Forum IMP, melaporkan tentang keadaan keuangan, kemudian dilanjutkan dengan pengumuman arisan.(*) [Slamet, Kontributor Kecamatan Playen]

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine