Zulhijja, SAg: Nikah Butuh Persiapan Ilmu, Mental, Spiritual, dan Fisik

Pada Senin (27/8) di Kecamatan Tepus dilaksanakan Rapat Koordinasi Program KKBPK yang dihadari oleh OPD Tingkat Kecamatan, PKK Tingkat Kecamatan dan Desa dan Kader PPKBD serta Sub  PPKBD. Rapat buka oleh pembawa acara dengan berdoa bersama-sama. Selanjutnya Edy Subambang, SSos, selaku Koordinator PKB Kecamatan Tepus mengucapkan selamat datang dan  sekaligus melaporkan pelaksanaan program KKBPK di Kecamatan  Tepus. Pencapaian Peserta KB Aktif di Kecamatan Tepus sejumlah 5192 , dengan menurut metode sebagai berikut: IUD  581, MOW 142, MOP 11, Kondom  134, Implant 1374, Suntik 1962, dan pemakaian pil 988. Adapun  jumlah PUS nya 6361, dengan prosentase pencapaian 81,62%.






Koordinator PKB mengajak para Kader IMP untuk meningkatkan pencapaian Peserta KB Baru dengan alat Kontrasepsi MKJP.

Dilanjutkan pengarahan Azis Budiarto, SSos,  Camat Tepus. Kata Azis, kader adalah sebagai tangan pemerintah untuk mensukseskan program pembangunan dengan mengajak, mengarahkan dan memotivasi  kepada masyarakat dan tidak kalah pentingnya sebagai panutan masyarakat.

Selanjutnya disampaikan materi dari Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Tepus oleh Zulhijja, SAg, dengan judul materi, Program Persiapan Menikah
Papar Zullhijah, bahwa sebelum menikah harus mempersiapkan 4 poin, yakni: 
1. Persiapan ilmu, yaitu ilmu tentang pernikahan, baik ilmu tentang pra nikah, waktu acara pernikahan maupun paska nikah.
2. Persiapan mental, untuk kelangsungan dalam pernikahan calon manten harus mempersiapkan mental yang baik dan menata hati serta emosi yang bagus.
3. Persiapan spiritual, calon mempelai laki-laki dan perempuan semakin mendekatkan diri kepada Allah.
4. Persiapan fisik, calon mempelai sebelum melaksanakan pernikahan agar memoersiapkan fisik yang baik dalam hal kesehatan.

Kemudian dilanjutkan penyampaian materi dari DP3AKBPM dan Desa Kabupaten Gunungkidul oleh Drs Mahmud Khumaidi. Kata Mahmud, pelaksanaan program KKBPK khususnya untuk pencapaian peserta aktif di Kabupaten Gunungkidul sudah diatas rata-rata Propinsi DIY dan Nasional. Lanjut Mahmud, yang perlu  penggarapan saat ini adalah PUP kepada generasi muda untuk pencegahan pernikahan dini , bagi wanita minimal umur 21 tahun dan bagi laki-laki umur 25 tahun. Mahmud mengajak para peserta rapat agar memberikan motivasi kepada PUS  unmet need untuk melaksanakan KB dengan metode MKJP.
Mahmud mengakiri paparannya  bahwa pemenuhan kebutuhan alat kontrasepsi disediakan oleh BKKBN DIY yang didroping lewat DP3AKBPM dan Desa Kabupaten Gunungkidul.

Kemudian dilanjutkan pemaparan materi dari Bidan  Puskesmas Tepus I, dengan judul materi, Pemilihan Kontrasepsi Rasional, yang disampaikan oleh Ori Divi Astati, AMd Keb.
Kata Ori, bahwa untuk melaksanakan KB kepada Pasangan Usia Subur ( PUS ) ada 3 fase yaitu : 
1. Fase menunda kehamilan dengan alat kontrasepsi yang dipakai: pil, IUD, suntikan dan implan.
2. Fase menjarangkan kehamilan yaitu alat kontrasepsi yang  dipakai antara lain: IUD, suntikan, pil, implan, dan steril.
3. Fase tidak hamil Lagi, dengan alat kontrasepsi yang dipakai: steril, IUD, implan, suntikan, dan pil.

Lanjut Ori, bahwa maanfat ber KB untuk keluarga PUS sangat banyak yaitu, bisa meningkatkan kesehatan bagi ibu, memiliki waktu yang cukup untuk mengasuh dan mendidik anak, dapat melaksanakan aktivitas untuk peningkatan perekonomian keluarga serta tidak kalah pentingnya adalah meningkatkan keharmonisan keluarga. Demikian Ori mengakiri paparanya.
Kemudian rapat Program KKBPK diakhiri dengan berdoa bersama-sama yang dipimpin oleh panitia.(*) [Edy Subambang, Tepus]
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine