SAPTOSARI | Salah satu program "Quick Wins" dari Kemetrian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN yang fokus pada pemberdayaan lansia agar mereka tetap sejahtera di masa senja adalah SIDAYA (Lansia Berdaya); Sebuah program yang digagas untuk meningkatkan kualitas hidup lanjut usia (lansia).
Program ini bertujuan memastikan lansia tetap aktif, sehat, dan produktif melalui berbagai kegiatan dan dukungan, termasuk pelatihan, pemeriksaan kesehatan, serta peningkatan partisipasi sosial mereka.
Salah satu program turunan dari SIDAYA adalah keberadaan Sekolah Lansia (SL) yang sekarang lebih dikenang dengan istilah SELANTANG (Sekolah Lansia Tangguh).
Sekolah Lansia (SL) adalah program pendidikan non-formal yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup para lanjut usia (lansia) agar menjadi lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat). Program ini bertujuan memberikan informasi, edukasi, pelatihan, dan permainan edukatif yang mencakup berbagai aspek kehidupan lansia, seperti kesehatan fisik, psikologis, sosial, spiritual, ekonomi, serta keterampilan teknologi.
Di Kapanewon Saptosari, Sekolah Lansia (SL) berada di Padukuhan Tritis Kalurahan Planjan Kalurahan Saptosari yang embrionya dari Poktan BKL (Bina Keluarga Lansia) Manunggal Asih. Sekolah Lansia (SL) Manunggal Asih (MA) Tritis Planjan, diketuai oleh Ibu Wasih dan dibantu oleh kader-kader yang menyelenggarakan pertemuan rutin setiap tanggal 10 dalam setiap bulannya, dan beanggotakan 54 lansia. Sekolah Lansia (SL) Manunggal Asih di Padukuhan Tritis Kaluraha Planjan Saptosari berdiri sejak tahun 2020, dan dalam periode awal mendapat pendampingan langsung dari LSM IRL (Indonesia Ramah Lansia) dan Perwakilan BKKBN DIY.
Dalam upaya meningkatkan kesertaan anggota lansia dalam kegiatan Sekolah Lansia (SL), Bu Wasih, sapaan akrabnya, selaku ketua Sekolah Lansia Manunggal Asih (SL MA) Tritis berinovasi untuk memasukkan program kesenian karawitan dan esenian gejok lesung dalam menu kegiatan SL. Di sela-sela kegiatan pembinaan poktan SL MA pada hari Kamis (10/07), Bu Wasih menceritakan, “Awal mula pembentulan Sekolah Lansia (SL) tantangannya luar biasa. Yang utama adalah pemikiran sebagian besar lansia di padukuhan Tritis ini yang rata-rata masih kolot, misalnya pandangan, ‘ikut kegiatan lansia hanya buang-buang waktu, lebih baik untuk pergi ke ladang akan lebih bisa menghasilkan’. Tapi kami kader dan pengurus SL MA tidak menyerah, kami berusaha memahamkan kepada masyarakat terutama lansia dan keluarganya tentang pentingnya upaya pembinaan dan pendampingan lansia agar lansianya sehat, mandiri dan tangguh. Untuk lebih menarik minat lansia, pengurus dan kader memasukkan kesenian karawitan dan gejog lesung dan menu kegiatan, dan hasilnya luar biasa, hampir 95% lansia di Padukuhan Tritis telah menjadi anggota Sekolah Lansia Manunggal Asih (SL MA)."
Sekolah Lansia (SL) adalah program pendidikan non-formal yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup para lanjut usia (lansia) agar menjadi lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat). Program ini bertujuan memberikan informasi, edukasi, pelatihan, dan permainan edukatif yang mencakup berbagai aspek kehidupan lansia, seperti kesehatan fisik, psikologis, sosial, spiritual, ekonomi, serta keterampilan teknologi.
Di Kapanewon Saptosari, Sekolah Lansia (SL) berada di Padukuhan Tritis Kalurahan Planjan Kalurahan Saptosari yang embrionya dari Poktan BKL (Bina Keluarga Lansia) Manunggal Asih. Sekolah Lansia (SL) Manunggal Asih (MA) Tritis Planjan, diketuai oleh Ibu Wasih dan dibantu oleh kader-kader yang menyelenggarakan pertemuan rutin setiap tanggal 10 dalam setiap bulannya, dan beanggotakan 54 lansia. Sekolah Lansia (SL) Manunggal Asih di Padukuhan Tritis Kaluraha Planjan Saptosari berdiri sejak tahun 2020, dan dalam periode awal mendapat pendampingan langsung dari LSM IRL (Indonesia Ramah Lansia) dan Perwakilan BKKBN DIY.
Dalam upaya meningkatkan kesertaan anggota lansia dalam kegiatan Sekolah Lansia (SL), Bu Wasih, sapaan akrabnya, selaku ketua Sekolah Lansia Manunggal Asih (SL MA) Tritis berinovasi untuk memasukkan program kesenian karawitan dan esenian gejok lesung dalam menu kegiatan SL. Di sela-sela kegiatan pembinaan poktan SL MA pada hari Kamis (10/07), Bu Wasih menceritakan, “Awal mula pembentulan Sekolah Lansia (SL) tantangannya luar biasa. Yang utama adalah pemikiran sebagian besar lansia di padukuhan Tritis ini yang rata-rata masih kolot, misalnya pandangan, ‘ikut kegiatan lansia hanya buang-buang waktu, lebih baik untuk pergi ke ladang akan lebih bisa menghasilkan’. Tapi kami kader dan pengurus SL MA tidak menyerah, kami berusaha memahamkan kepada masyarakat terutama lansia dan keluarganya tentang pentingnya upaya pembinaan dan pendampingan lansia agar lansianya sehat, mandiri dan tangguh. Untuk lebih menarik minat lansia, pengurus dan kader memasukkan kesenian karawitan dan gejog lesung dan menu kegiatan, dan hasilnya luar biasa, hampir 95% lansia di Padukuhan Tritis telah menjadi anggota Sekolah Lansia Manunggal Asih (SL MA)."
Harapannya, lanjut Bu Wasih, setelah terbentuk kelompok lansia akan ada pembinaan yang rutin dan berkelanjutan untuk menginternalisasikan 7 dimensi lansia tangguh, agar nanatinya lansia di Padukuhan Tritis khususnya dan Kalurahan Planjan pada umumnya menjadi lansia yang sehat, mandiri dan berdaya.
Yang dimaksud dengan 7 (tujuh) dimensi lansia tangguh adalah kerangka kerja untuk mewujudkan lansia yang sehat, mandiri, aktif, dan produktif, yang meliputi dimensi: Spiritual, Intelektual, Fisik, Emosional, Sosial Kemasyarakatan, Profesional/Vokasional, dan Lingkungan. Dimensi-dimensi ini membantu lansia untuk beradaptasi secara positif dengan proses penuaan dan menjaga kualitas hidup yang baik.
Pada awal perjalananan Sekolah Lansia Manunggal Asih (SL MA) Tritis, pendampingan dan pembinaan dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Indonesia Ramah Lansia (IRL) yang merupakan mitra strategis dari Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta.
Yang dimaksud dengan 7 (tujuh) dimensi lansia tangguh adalah kerangka kerja untuk mewujudkan lansia yang sehat, mandiri, aktif, dan produktif, yang meliputi dimensi: Spiritual, Intelektual, Fisik, Emosional, Sosial Kemasyarakatan, Profesional/Vokasional, dan Lingkungan. Dimensi-dimensi ini membantu lansia untuk beradaptasi secara positif dengan proses penuaan dan menjaga kualitas hidup yang baik.
Pada awal perjalananan Sekolah Lansia Manunggal Asih (SL MA) Tritis, pendampingan dan pembinaan dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Indonesia Ramah Lansia (IRL) yang merupakan mitra strategis dari Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ervina Budianti, SAP, yang ikut membersamai pembentukan Sekolah Lansia menceritakan bahwa, “LSM IRL dalam pendampingannya pada SL MA memberikan banyak materi, salah satunya adalah senam keseimbangan. Senam ini penting bagi lansia seiring usia lanjut pada anggota SL MA Tritis, di mana semakin tua usia seseorang maka akan terjadi pengurangan massa otot yang merupakan proses alami yang dialami oleh setiap orang. Ini selaras dengan salah satu dimensi lansia tangguh yakni, dimensi fisik yang harus dipahami, dipersiapkan dan diantisipasi agar tidak berdampak buruk pada lansia”.
Terakhir, SL MA Tritis Saptosari mencoba untuk mengimplementasikan kegiatan PJP (Perawatan Jangka Panjang) Lansia, yang merupakan hasil dari pelatihan selama 2 hari yang diselenggarakan oleh Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Juli di Balai Kalurahan Karangasem, Paliyan.
Terakhir, SL MA Tritis Saptosari mencoba untuk mengimplementasikan kegiatan PJP (Perawatan Jangka Panjang) Lansia, yang merupakan hasil dari pelatihan selama 2 hari yang diselenggarakan oleh Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Juli di Balai Kalurahan Karangasem, Paliyan.
PJP Lansia adalah pendampingan Perawatan Jangka Panjang bagi lanjut usia, yaitu proses memberikan bantuan dan dukungan berkelanjutan kepada lansia yang mengalami keterbatasan fisik atau mental sehingga tidak dapat merawat diri sendiri. Tujuannya adalah meningkatkan derajat kesehatan lansia, memberikan pendampingan profesional maupun informal, serta membantu mengidentifikasi dan memecahkan kebutuhan dan masalah mereka.
Purwadi SHI, selaku pembina wilayah di SL MA Tritis menyampaikan, “Dengan menambahkan layanan yang ada di Sekolah Lansia Maunggal Asih, diharapkan semakin bisa memfasilitasi kebutuhan lansia anggota SL MA, supaya terwujud lansia yang sehat, tangguh dan berdaya.”
0 Comments