Pembelajaran Perdana Sekolah Ayah "Jalu Mituhu" di Kalurahan Pacarejo

Oleh: Rizky Anjasmoro, AMd (PKB Kapanewon Semanu)

SEMANU | Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, mencatat sejarah baru pada Kamis, 4 September 2025. Bertempat di balai kalurahan, berlangsung even penting yang menjadi pusat kegiatan warga yang penuh semangat. Pagi itu, di hadapan puluhan peserta dan tamu undangan, secara resmi diluncurkan Sekolah Ayah Jalu Mituhu. Ini merupakan program pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dirancang khusus untuk memperkuat peran ayah dalam keluarga.


Sebuah Kehormatan

Kepala Sekolah Ayah Jalu Mituhu, Sumaryadi, membuka acara dengan pengantar yang hangat. Ia menuturkan bahwa Jalu Mituhu sejatinya lahir pada 13 Mei 2025, kemudian mendapatkan legitimasi lebih kuat ketika disahkan bertepatan dengan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas), yang dilaksanakan di aula Kapanewon Semanu pada 23 Juli 2025.

“Sekolah Ayah ini merupakan yang pertama di Gunungkidul, bahkan di DIY. Sekolah Ayah ini adalah ikhtiar kita untuk mengembalikan ayah ke rumah, bukan sekadar hadir secara fisik, tetapi juga secara emosional dan spiritual mendampingi istri (ibu) dalam memberi pengasuhan yang baik kepada anak-anaknya,” ujarnya.

Kebanggaan itu juga dirasakan oleh Lurah Pacarejo, Suhadi. Dalam sambutannya, Suhadi menekankan betapa berartinya Pacarejo dipilih sebagai lokasi perdana. “Ini kehormatan sekaligus tanggung jawab. Semoga dengan keberadaan Sekolah Ayah ini, Pacarejo akan menjadi teladan, menjadi insprasi tentang bagaimana ayah bisa benar-benar berperan bagi ketahanan keluarga,” kata Suhadi.


Dukungan Para Pemangku Kepentingan

Acara berlanjut dengan sambutan dari Drs Sujarwo, MSi, Kepala DPMKP2KB Kabupaten Gunungkidul, yang sekaligus membuka kegiatan secara resmi. Ia menyebut kehadiran Sekolah Ayah Jalu Mituhu di Semanu, bahkan di Gunungkidul, sebagai bagian penting dalam strategi pembangunan keluarga. Sujarwo sangat berharap dukungan penuh dari Pemerintah Kalurahan Pacarejo, juga lintas sektor terkait, agar kelompok kegiatan Sekolah Ayah ini bisa benar-benar berdampak dan akan menjadi contoh bagi kalurahan atau kapanewon lain di Gunungkidul.

Sementara itu, Rohdiana Sumariati, SSos, MSc, Sekretaris Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN DIY, dalam sambutannya menekankan bahwa pembentukan Sekolah Ayah ini bagian dari program GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia) yang nota bene satu di antara Quick Wins Kemendukbangga/BKKBN. Rohdhiana menyinggung soal fenomena fatherless yang kini menjadi perhatian global. “Banyak anak tumbuh tanpa figur ayah yang hadir utuh. Padahal, keberadaan ayah sangat menentukan arah tumbuh kembang anak. Melalui Sekolah Ayah, kita ingin mengikis masalah ini sejak dini,” tegas Rohdhiana.


Dukungan dari Lintas Sektor

Komitmen penguatan keluarga ini tidak berdiri sendiri. Joko Suryanto, SPd, MPd, Ketua Konsorsium Komunitas Ayah Rumah Besar Semanu, hadir penuh mendukung. Begitu juga dengan Koordinator PKB Kapanewon Semanu, Asar Janjang Lestari, SPsi, MAP, jajaran PLKB, dan tenaga honorer lapangan (THL), yakni Rizky Anjasmoro, AMd dan Nurjanah.

Tak hanya itu, untuk memperkuat keseriusan, dilakukan penandatanganan commitment building (pakta integritas)oleh seluruh peserta. Momentum ini menjadi simbol tekad bersama untuk menghadirkan ayah yang lebih hadir, peduli, dan bertanggung jawab dalam keluarga.


Kelas Perdana

Setelah seremoni, kegiatan berlanjut ke inti: pembelajaran pertama Sekolah Ayah. Ayu Friztyana Putri, SPs, mahasiswa Psikologi Profesi UGM, membuka kelas perdana dengan materi tentang “Peran Ayah dalam Pengasuhan”. Dengan bahasa sederhana, ia mengajak para ayah untuk memahami bahwa kehangatan, komunikasi, dan kehadiran adalah kebutuhan utama anak.

Sebanyak 26 ayah resmi menjadi murid angkatan pertama. Wajah mereka memancarkan semangat baru—sebuah harapan bahwa keluarga di Pacarejo, bahkan Gunungkidul, akan tumbuh lebih sehat dan berkualitas.

Acara ditutup dengan penyerahan pakta integritas dan sesi foto bersama. Namun lebih dari sekadar simbol, kegiatan ini menandai langkah awal sebuah gerakan. Dari Pacarejo, gema Jalu Mituhu diharapkan menjalar ke seluruh DIY, menghadirkan ayah-ayah yang tidak hanya mencari nafkah, tetapi juga menjadi pendidik, pelindung, dan teladan sejati di rumah.(*)
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine