Dalam rangka mendukung gerakan
nasional percepatan perbaikan gizi prioritas 1000 hari pertama kehidupan,
diperlukan usaha bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui penggalangan
partisipasii dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi.
Tujuannya adalah demi mewujudkan peningkatan status gizi masyarakat, khususnya
generasi muda dan WUS (wanita usia subur). Yang menjadi sasaran utama kegiatan
ini, di antaranya, adalah kaum remaja putri, mengingat dewasa ini remaja putri
yang mengalami kekurangan gizi (anemia) proporsinya cukup besar, yakni 30
persen. Kegiatan ini melalui model pemberdayaan masyarakat, di mana masyarakat
sebagai sasaran sekaligus pelaksana kegiatan. Harapannya melalui kegiatan ini,
perilaku gizi maupun lingkungan hidup akan mengalami perubahan ke arah yang
lebih baik.
Kegiatan ini berlangsung pertama-tama
pada Kamis (13/7) di Desa Nglegi, Kecamatan Patuk, dengan mengambil sampel
Dusun Nglegi, Desa Nglegi. Setelah itu akan diadakan bimbingan teknis selama 3
hari, yakni tanggal 14-16 Juli 2017, dengan fokus di Dusun Nglegi tersebut.
Kegiatan yang diprakarsai oleh
Dinas Kesehatan Gunungkidul ini melibatkan lintas sektor lain misalnya unsur
Muspika, PPL, jajarab Penyuluh KB, TP PKK, UPT Puskesmas Patuk, Karangtaruna Desa, Perngkat
Desa, serta Kadet Yandu dan KB.
Narasumber kegiatan ini ada tiga: dr
Waryana, SKM, MKes, dari Poltekes Kemenkes Yogyakarta yang menyampaikan materi,
“Penanggulangan Anemia Remaja melalui Program Pemberdayaan Masyarakat”;
perwakilan Dinkes DIY dengan materi, “Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga melalui e-PPGM”; serta Kabid Kesmas Dinkes Gunungkidul yang
menyampaikan materi, “Dukungan Pemerintah Daerah dalam Percepatan Perbaikan
Gizi di Desa.”
Kegiatan ini berlangsung melalui
diskusi dan tanya jawab. Para peserta cukup antusias dalam sesi tanya jawab,
begitupun narasumber yang bersemangat dengan memberikan jawaban-jawaban yang
memadai.
Koordinator PKB Patuk, Drs Anggoro Triatmojo, mengatakan, "Program ini sangat bagus, dan tentu saja jajaran PKB siap mendukung kegiatan tersebut. Apalagi PKB selama ini sudah berkiprah dalam usaha membentuk pola asuh yang baik kepada balita sejak usia 0 tahun, melalui kegiatan BKB di dusun-dusun binaan."
"Lebih penting lagi, Patuk baru-baru ini sudah merilis Kampung KB, di mana ini menjadi wahana yang strategis untuk pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan juga pelbagai lintas sektor dalam penggarapan program KKBPK," pungkas Anggoro. (*)
Sri Wahyuningsih (Kontributor Patuk)
0 Comments