Apa 8 Fungsi Keluarga dan Bagaimana Penerapannya? Ini Pemaparan Nani Asfiah

Kontributor: Nur Istiqomah (penyuluh KB Kapanewon Purwosari)

PURWOSARI | Kamis, 25 November 2021, bertempat di Balai Kalurahan Giritirto telah dilaksanakan sosialisai delapan (8) fungsi keluarga dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY. Hadir dalam acara tersebut anggota DPR DIY dari fraksi Partai Golkar, Rani Hidayati , SE, MM.

Dalam materinya, Rani menyampaikan pandemi di dua tahun terakhir banyak berpengaruh pada ketahanan keluarga , baik diwilayah perkotaan maupun pedesaan semua terdampak, antara lain kesehatan, ekonomi, keamanan maupun pendidikan. Karenanya, katanay, peran keluarga dalam menyikapi masalah ini perlu kerjasama yang baik dan kuat antar anggota keluarga agar tetap bertahan dalam situasi yang seperti ini. "Penerapan delapan fungsi keluarga yang baik dan benar akan mampu mempertahankan keutuhan rumah tangga," katanya.

Menurut Rani, kunjungannya kali ini merupakan kunjungan kerja sekaligus sebagai upaya menjalin komunikasi dengan warga dan memantau kegiatan sosialisasi ketahanan keluarga yang ada di wilayah Kapanewon Purwosari.

Materi kedua dari Heru Triyono, SKM, dari DP3AP2 DIY. Dalam Perda DIY no 7 tahun 2016 tentang Pembangunan Ketahanan Keluarga, papar Heru, yang dimaksud keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Sedangkan ruang lingkup ketahanan keluarga adalah upaya membangun keluarga tangguh melalui pembangunan ketahanan keluarga tidak dapat dilakukan secara instan. "Hal ini mengingat pembentukan keluarga tidak bisa dilakukan secara instan dan harus melalui tahapan dan setiap tahap memiliki kerentanan yang berbeda," tekan Heru.

Heru melanjutkan, bahwa WHO menyebutkan ada empat tahapan yang perlu diperhatikan dalam pembentukan keluarga, masa masa sebelum melahirkan (prenatal), masa anak-anak (early years), masa bekerja (woking age), dan masa tua (older age).

Dari beberapa konsep di atas ruang lingkup ketahanan keluarga dibagi dalam dua tahapan besar. Pertama, pra pernikahan, yang difokuskan pada masa perkembangan semenjak usia anak anak samapai dewasa dan secara khusus calon pasangan yang akan melaksanakan pernikahan. Pada fase ini kita mengarahkan pada pemberian bekal yang cukup pada individu sehingga memiliki pemahaman yang baik tentang keluarga kecintaan terhadap keluarga sehingga persiapan berkeluarga menjadi hal yang penting dilakukan oleh remaja.

Kedua, pasca pernikahan, pasangan awal menikah, prenatal, saat memiliki anak diusia remaja hingga saat usia lanjut. Pada lingkup pengarahannya pada pemberian bekal kepada orangtua sehingga memiliki bekal yang memadai dalam pengasuhan dimulai dari bayi, anak, remaja dan dewasa agar memiliki kesiapan dalam berkeluarga serta kesiapan kehilangan pasangan hidup.

"Maka akan penting dan bersifat wajib keharusan adanya perencanaan keluarga sebelum nikah , mau menikah di usia berapa, rencana jumlah anak yang akan dimiliki dan pengasuhan setelah mempunyai anak agar kualitas generasi yang dilahirkan berkualitas baik fisik maupun psikis," tegas Heru.

Lebih lanjut, Heru memaparkan lima pilar yang perlu dipersiapkan dalam berkeluaga, yakni:

1. Legalitas, yakni aspek legalitas penting pernikahan harus dilakukan secara sah berdasarkan hukum yang berlaku

2. Keutuhan keluarga, hal ini perlu diupayakan secara bersama sama jangan memandang gender. Karena keutuhan keluarga merupakan tujuan membina rumah tangga dan pernikahan.

3. Ketahanan fisik, hal juga sangat penting karena dengan fisik yang kuat dan sehat rumah tangga akan mampu memenuhi kebutuhan keluarga sehingga akan terwujud keluarga bahagia dan sejahtera.

4. Ketahanan ekonomi, ini tentu menjadi hal yang krusial jika masing-masing mempunyai visi yang berbeda ihwal bagaimana mengelola perekonomian keluarga, maka anggota keluarga perlu menyamakan persepsi tujuan dan aturan dalam keluarga.

5. Ketahanan psikis dan mental spiritual, artinya bahwa setiap keluarga harus dan mampu memenuhi kebutuhan spiritualnya agar tercipta suasana aman damai sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Mahaesa.

Materi ketiga di sampaikan oleh Nani Asfiah, SSos, MSi, Kabid Dalduk dan KB DP3AKBPM dan D Gunungkidul. Poin pentingnya, Nani, panggilan akrabnya, menyampaikan keprihatinannya karena masih tingginya angka kehamilan remaja di wilayah DIY. Maka penting, tekan Nani, setiap keluarga melaksanakan 8 fungsi keluargnya dengan baik. Dalam PP 87 Tahun 2014, delapan fungsi keluarga dan penerapannya kurang lebih gambarannya sbb:

1. Fungsi keagamaan, bahwa anggata keluarga dibiasakan beribadah secara bersama sama;
2. Fungsi sosial budaya, yakni adanya penerapan budaya ungah ungguh dalam setiap keluarga;
3. Fungsi cinta kasih, bahwa menumbuhkan cinta kasih diantara anggota keluarga;
4. Fungsi perlindungan, yakni bagaimana menciptakan rasa aman dan nyaman diantara anggot keluarga;
5. Fungsi reproduksi, yakni terpenuhinya kualitas keturunan yang dihasilkan, bukan semata-mata kuantitas;
6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan, yakni pengajaran ketrampilan hidup dan bersosialisasi sejak dini;
7. Fungsi ekonomi, yakni bagaimana memperoleh dan mengelola sumber daya ekonomi untuk kepentingan keluarga, serta
8. Fungsi pembinaan lingkungan, yakni bagaimana ikut aktif dalam aktivitas sosial di lingkungan tempat tinggal.

Jika setiap keluarga melaksanakan dan memahami kedelapan fungsi di atas, maka akan terbentuk keluarga yang tangguh dan harmonis di mana pembagian peran dan komunikasi antar anggota keluarga berjalan dengan baik, saling menghormati dan saling melengkapi. Keluarga tangguh akan berkomitmen untuk selalu mengatasi persoalan internal maupun eksternal yang terjadi dalam keluarga .

"Saya mengajak, mari biasakan orangtua menjadi teman dalam proses belajar anak di rumah dan yang tidak kalah penting mengamati perkembangan anak agar anak tumbuh kembang optimal dan terhindar dari stunting dengan memanfaatkan posyandu di lingkungan masing-masing sebagai pintu utama untuk mengetahui kesehatan balita," pungkas Kabid KB Dalduk baru dari DP3AKBPM dan D ini.(*)