Dari Pengukuhan Pengurus Forum GenRe Kabupaten Gunungkidul, Kepala DP3AKBPM dan D Gunungkidul: "Nikah Dini Sebabkan Stunting!"

Kontributor: Sabrur Rohim, SAg, MSI (Girisubo)


PURWOSARI 
| Di dalam rangka meningkatkan KIE/penyuluhan Banggakencana di wilayah Gunungkidul, maka sangat diperlukan peran serta poktan (kelompok kegiatan) yang ada di masyarakat. Dalam hal sasaran penyuluhan kaum remaja, yang diharapkan berperan aktif dalam kegiatan sosialiasi, penyuluhan, KIE adalah para insan GenRe (generasi berencana), dan umumnya mereka adalah para remaja yang aktif dalam kegiatan PIK Remaja di masing-masing wilayah (kecamatan).

Wadah yang menghimpun para remaja yang peduli dengan isu-isu Banggakencana di komunitas remaja itu adalah Forum GenRe (Generasi Berencana), yang kepengurusannya ada di tingkat provinsi sampai ke kabupaten/kota. Di tingkat Provinsi DIY dinamakan Forum GenRe Provinsi DIY, sedangkan di masing-masing kabupaten kota ada Forum GenRe kabupaten/kota. 

Dalam kerangka itulah, pada Rabu (21/10) Pengurus Forum GenRe Kabupaten Gunungkidul periode 2020-2022 dikukuhkan. Jajaran pengurus Forum GenRe Gunungkidul terdiri dari pegiat GenRe di 18 kapanewon se-Gunungkidul, dengan sususan antara lain: Rika Nur Cahyati (Ketua), Dimas Adiputra (Wakil Ketua), Irma Rahmawati (Sekretaris 1), Nur A Purnamasari (Bendahara 1), dst. Pengukuhan dilaksanakan di Balai Kalurahan Giripurwo, Purwosari, Gunungkidul. Pengukuhan itu sendiri dilakukan oleh Kepala DP3AKBPM dan D Gunungkidul, Sujoko, SSos, MSi, dihadiri oleh Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Dr Ukik Kusuma Kurniawan, SKM, MPS, MA, Forkompinca Purwosari, Ketua Koalisi Kependudukan Gunungkidul, Forum GenRe DIY, para Kabid di lingkungan DP3AKBPM dan D Gunungkidul, PKB Purwosari, serta kader IMP Purwosari dan Panggang.

Panewu Purwosari, Purwono, SIP, MSi, dalam sambutannya sangat mengapresiasi dan mendukung penuh acara pengukuhan Forum GenRe Kabupaten Gununungkidul yang lokasinya di Balai Kalurahan Giripurwo, Purwosari. "Kegiatan ini sangat penting, dan saya sangat mengapresiasi, karena ini dalam rangka mempersiapkan generasi kita yang akan datang agar menjadi generasi yang berkualitas. Kita harus menyiapkan sumber daya manusia yang tangguh menyongsong Indonesia Emas 2045, dan anak-anak kita sekarang inilah yang akan menjadi penentunya," kata Purwono.


Nikah Dini dan Stunting

Dalam kata sambutannya seusai pengukuhan, Sujoko mengharapkan peran dan kontribusi aktif para pengurus dan anggota Forum GenRe Gunungkidul dalam mensosialisasikan program Banggakencana di kalangan remaja. Secara khusus Sujoko berpesan ihwal pentingnya pencegahan nikah dini, karena ini yang masih menjadi masalah penting dan krusial di Gunungkidul. Melalui banner-banner yang tersebar di semua kapanewon, Pemkab Gunungkidul mensosialisasikan tagline, "Gendong Tas Dulu, Baru Gendong Bayi", sebagai upaya penyadaran masyarakat (khususnya orangtua dan remaja) tentang pentingnya PUP (pendewasaan usia perkawinan). "Nah, saya berharap," tegas Sujoko, "yang sudah dicanangkan oleh pemerintah ini diteruskan, dikuatkan, melalui peran aktif para insan GenRe di tengah masyarakat, sehingga angka pernikahan dini di Gunungkidul bisa terus ditekan."

Ditambahkan oleh Sujoko pula, bahwa maraknya pernikahan dini ini juga berdampak pada tingginya angka stunting di Gunungkidul. "Pernikahan dini menyumbang kasus stunting. Karena, pasangan yang menikah dini belum kemampuan yang baik di dalam mengasuh anak-anak mereka. Akibatnya, anak kurang nutrisi yang maksimal, dan dampaknya adalah stunting. Maka peran dan kontribusi Forum GenRe ini akan memiliki hasil yang ganda, yakni selain menurunkan angka pernikahan dini di satu sisi, di sisi lain juga akan berdampak pada turunnya angka stunting yang sekarang memang menjadi program prioritas di Gunungkidul," ujar Sujoko yang akan memasuki purna tugas per 1 November 2020 itu.


5 Transisi Kehidupan Remaja

Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Dr Ukik Kusuma Kurniawan, SKM, MPS, MA, di dalam sambutannya mengamini apa yang ditekankan oleh Kepala DP3AKBPM dan D ihwal pentingnya mengkampanyekan pendewasaan usia perkawinan (PUP). Ukik mengingatkan kembali kepada para pengurus Forum GenRe untuk mensosialisasikan kepada remaja agara menghindari Triad KRR (tiga ancaman dasar kesehatan reproduksi remaja), yakni seks bebas, pernikahan dini, dan narkoba. Ukik sepakat bahwa pernikahan dini menjadi salah satu faktor penyebab kasus stunting. 

Ukik mengajak hadirin untuk mengajak remaja agar sukses dalam melewati 5 transisinya. Yang pertama, remaja harus menyelesaikan pendidikannya setinggi mungkin; tidak hanya lulus sekolah menengah, tetapi kalau bisa sampai ke jenjang perguruan tinggi. 

Kedua, selepas menyelesaikan pendidikannya, remaja harus mendapatkan pekerjaan, apa pun jenis pekerjannya tidak masalah, sebagai bekal untuk memasuki kehidupan berumahtangga.

Ketiga, setelah mendapatkan pekerjaan, remaja menginjak ke fase kehidupan yang berikutnya, yakni membangun bahtera rumahtangga, menikah, untuk membentuk keluarga yang diidam-idamkannya.

Keempat, setelah memasuki kehidupan berkeluarga, remaja harus bisa beradaptasi dengan lingkungan sosialnya, hidup bermasyarakat, menjadi orangtua, menjadi bagian dari masyarakat ataupun komunitas di sekitarnya.

Kelima, yang tidak kalah penting, dalam mengarungi kehidupan sosialnya, baik secara pribadi, ataupun di rumah, juga dalam kehidupan sosial di masayarakat lingkungannya, remaja harus mewujudkan perilaku hidup yang bersih dan sehat. 


Relawan Pencegahan Covid-19 

Dalam kesempatan itu juga dilaksanakan ikrar relawan pencegahan Covid-19 (RESPEC) yang terdiri atas kader IMP Kapanewon Panggang, IMP Kapanewon Purwosari, serta Forum GenRe. Poin penting ikrarnya adalah kesiapsediaan kader dalam mensosialisasikan gerakan 3 M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, serta menjauhi kerumunan), serta komitmen untuk menjadi teladan di keluarga, di masyarakat, di dalam gerakan pencegahan Covid-19 menuju era kenormalan baru.

Setelah ikrar dibaca secara bersama-sama oleh tiga perwakilan kader, kemudian ikrar ditandatangani oleh 2 perwakilan kader IMP dan seorang kader Forum GenRe, serta  kemudian diketahui oleh Kepal DP3AKBPM dan D Gunungkidul disaksikan oleh Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Forkompinca, serta Ketua Koalisi Kependudukan Gunungkidul, Drs H Muh Ilyas, MSi.


Edukasi Melalui Medsos

Para insan GenRe yang notabene adalah kaum milenial tentu saja memiliki sarana dan cara tersendiri dalam mensosialisasikan program Banggakencana kepada masyarakat. Dalam hal ini, yang dominan menjadi media remaja menyampaikan pesan-pesan penyuluhan (KIE)-nya adalah media sosial seperti Facebook, Youtube, WA, twitter, dan sebagainya.

Sebagai bekal kemampuan untuk hal itu, maka sebelum acara pengukuhan tersebut dilaksanakan penyuluhan materi jurnalisme media sosial yang disampaikan oleh Erwin Alfianto, pemilik akun YT Miwir Channel, serta Sabrur Rohim, SAg, MSI, pemimpin redaksi majalah Cahaya Keluarga

Erwin memaparkan pengalaman-pengalamannya di dalam mengelola channel YouTube-nya, terutama bagaimana suka-duka membuat konten film pendek yang mendidik. Ditegaskan oleh Erwin, bahwa sejauh ini motifnya belum ke soal materi (hasil penayangan iklan), tetapi lebih ke karya dan pengabdian di dalam mengedukasi publil. Erwin berharap para insan GenRe bisa mengikuti jejaknya mengedukasi publik dengan tema-tema Banggakencana melalui media sosial, dalam hal ini YouTube. Erwin juga tidak menolak jika di antara peserta forum GenRe yang tertarik untuk join/gabung dengan channel-nya, menjadi salah satu pemain. 

Sementara itu, di dalam materinya, Sabrur menyampaikan paparan tentang bagaimana menulis berita, yakni dengan menggunakan rumus 5W+H. Bahwa sebuah berita yang lengkap itu mencakup penjelasan di kisaran unsur What (berita tentang apa), Why (kenapa suatu berita/kejadian/peristiwa bisa muncul, apa latar belakangnya), Where (di mana persisnya peristiwa itu terjadi), When (kapan peristiwa itu terjadi), Who (siapa saja yang terlibat di dalam peristiwa/kejadian tersebut), serta How (bagaimana proses, kronologi, dari kejadian/peristiwa tersebut).

Sabrur mengajak para pegiat forum GenRe untuk menyampaikan berita-berita yang positif, yang mendidik, kepada khalayak luas seputar program Banggakencana, khususnya berkisar tentang bagaimana menghindari Triad KRR bagi para remaja. Melalui akun-akun media sosial, kemampuan merangkai berita dengan rumus 5W+H itu bisa diterapkan di dalam mengunggah narasi, foto, video, dan sebagainya.

Sabrur juga memberikan rumus tentang bagaimana menumbuhkan inspirasi dalam dunia tulis-menulis, yakni ada tiga: pertama, memposisikan diri sebagai bagian dari suatu permasalahan yang dihadapi; kedua, memaksakan diri untuk selalu menulis secara tertib dan kontinu, serta ketiga, harus memupuk diri dengan sumber-sumber bacaan, artinya harus banyak baca supaya berwawasan luas.(*)

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine