Inilah 4 Arti dari Logo Baru Program Banggakencana BKKBN!

"Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana dimulai dengan merencanakan keluarga secara baik dan matang," demikian diungkapkan Penyuluh KB Desa Bleberan, Slamet, dalam Rakor Desa Program KB dan Kesehatan, pada Jumat (24/01).

Hal tersebut sesuai dengan ‘paradigma’ baru BKKBN. Sebagaimana kita ketahui bahwa pada awal bulan Januari 2020 ini BKKBN telah melaunching logo baru. Menurut Kepala BKKBN Pusat, dr Hasto Wardoyo, SpOG (K), perubahan logo tersebut untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan yang demikian cepat. Berbagai upaya telah dilakukan agar BKKBN semakin relevan dengan perkembangan masyarakat saat ini dan ke depan.

Remaja dalam Perspektif BKKBN
Lebih lanjut, kata PKB,  Hasto juga menyatakan bahwa BKKBN ingin terhubung dengan generasi muda atau remaja. BKKBN memandang remaja dalam 2 perspektif. Pertama, remaja yang luar biasa harus tumbuh menjadi generasi yang berkualitas dan siap untuk bisa menjadi subjek pembangunan menuju Indonesia yang maju dan berkualitas. Kedua, remaja adalah calon pasangan usias subur (PUS) yang akan membentuk keluarga keluarga dan orangtua bagi anak-anaknya harus memiliki perencanaan dan kesiapan berkeluarga.

Terkait hal tersebut, Penyuluh KB mengistilahkan bahwa saat ini BKKBN mulai melirik generasi muda. Istilah melirik dapat diartikan melihat ke arah lain, maksudnya kalau selama ini yang menjadi sasaran utama program KB adalah pasangan usia subur dengan kesertaan ber-KB-nya, maka saat ini perhatian juga diberikan kepada kelompok lain yaitu remaja atau generasi muda yang notabene adalah calon PUS. Remaja sebagai generasi penerus perlu mendapatkan perhatian khusus karena merekalah yang akan membentuk keluarga. Mereka perlu memiliki perencaan dalam membentuk keluarga tersebut. Keluarga yang baik terbentuk dari perencanaan yang baik. Perencanaan untuk menjalankan kehidupan berkeluarga dilakukan ketika seseorang berada pada masa remaja.

Untuk membentuk suatu keluarga, kita perlu persiapan baik secara fisik dan non fisik. Persiapan fisik terkait dengan kematangan organ reproduksi, sedangkan persiapan non fisik adalah persiapan dari segi psikologis, pendidikan, dan pekerjaan atau perekonomian. Sehingga BKKBN menetapkan usia ideal menikah adalah 21 untuk perempuan dan 25 laki-laki. Para remaja diharapkan dapat mematuhi ketentuan tersebut, sehingga sebelum memasuki usia tersebut seorang remaja agar memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya guna menggapai cita-cita. Cita-cita hanya dapat diraih melalui perjuangan.

Perjuangan bagi seorang remaja dapat dilakukan antara lain dengan sungguh-sungguh dalam belajar. Remaja juga perlu membekali diri dengan ketrampilan. Dengan berbekal pendidikan dan ketrampilan yang memadai diharapkan dapat mencapai cita-citanya yaitu mendapatkan pekerjaan yang layak untuk persiapan memasuki pernikahan. Setelah remaja sukses mencapai cita-citanya, atau dalam perspektif BKKBN remaja bisa menjadi subjek pembangunan, misalnya menjadi guru, polisi, perangkat desa, atau lainnya, maka selanjutnya remaja tersebut juga sukses dalam menjalankan kehidupan berkeluarga.

4 Arti Logo Baru BKKBN
Terkait dengan logo, PKB menyebutkan bahwa logo baru BKKBN berbeda dengan logo sebelumnya. Kalau sebelumnya logo-logo BKKBN selalu melambangkan sebuah keluarga, maka untuk logo yang sekarang tidak lagi menggambarkan sebuah keluarga. Logonya sesuai zaman milenial. "Nah, inilah arti logo baru tersebut yang perlu kita ketahui," kata PKB di hadapan kader.

Logo baru BKKBN, menurut Slamet, tersusun dari beberapa komponen yang membentuk satu kesatuan harmonis yang saling mengisi dengan warna biru yang elegan yang melambangkan kestabilan BKKBN dalam menjadi partner perencanaan keluarga dan masyarakat. Logo tersebut mengandung beberapa arti.

Pertama mengandung arti love. Logogram diadopsi dari lambang cinta yaitu hati yang mempresentasikan bahwa awal dari sebuah perencanaan adalah dari kasih sayang keluarga yang didukung dengan lingkungan yang selalu mensupport.

Kedua, merangkul. BKKBN akan selalu berusaha untuk merangkul memfasilitasi dan menjadi partner dalam setiap perencanaan yang dilakukan oleh keluarga dan masyarakat dari masa kanak-kanak sampai dewasa.

Ketiga, kupu-kupu. Kupu-kupu adalah lambang perencanaan dan proses. Hal ini dapat dilihat dari proses mememorfosis kupu-kupu dari seekor ulat hingga menjadi kupu-kupu yang indah.

Keempat, tak terbatas, pencapaian harus direncanakan tanpa batas. Setiap jatuh harus bangun tanpa henti. Begitupun BKKBN tanpa lelah akan terus menjadi partner keluarga dan masyarakat.

Traget Akseptor di 2020 
Penyuluh KB juga menjelaskan tentang pencapaian peserta KB baru tahun 2019 dan target pencapaian peserta KB baru tahun 2020 untuk Desa Bleberan. Selama tahun 2019 diperoleh 46 akseptor KB baru, terdiri atas 8 IUD, 9 implant, 28 suntik, dan 1 pil. Untuk tahun 2020 ditarget memperoleh 124 akseptor KB baru, yaitu 16 IUD, 9 implant, 46 suntik, 25 pil, dan 28 kondom. Target tersebut cukup tinggi, sehingga meskipun sulit untuk tercapai, kita tetap berusaha agar pencapaian tahun 2020 lebih baik dibandingkan tahun 2019.

Sebelumnya, dalam rakor tersebut disampaikan sambutan dari Kepala Desa Bleberan, Supraptono. Kepala Desa menyoroti permasalahan yang sedang viral di Kabupaten Gunungkidul, yaitu tentang penyakit antraks. Belum lama ini kepala desa diundang oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terkait dengan berjangkitnya penyakit antraks di Kabupaten Gunungkidul.

Disebutkan bahwa penyakit antraks disebabkan oleh bakteri yaitu bacillus anthracis. Yang berbahaya, ketika bakteri tersebut keluar dari tubuh. Ketika terkontaminasi dengan oksigen maka akan membentuk spora. Spora tersebut mampu bertahan hidup 40-80 tahun. Oleh karena itu Kepala Desa berpesan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati. Salah satu upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan tidak membeli sapi dari daerah yang terjangkit antraks.

Uraian serupa juga disampaikan oleh bidan Pembina wilayah Desa Bleberan, Daris Wulandari. Bidan Wulan menyampaikan uraian tentang penyakit antraks, terkait dengan penyebab, gejala, dan pencegahannya. Disebutkan bahwa penyakit antraks ditularkan oleh hewan herbivora, seperti sapi, kerbau, kuda dan kambing. Penyakit antraks menyerang kulit, saluran pencernaan, dan pernafasan. Upaya yang perlu dilakukan adalah apabila menjumpai sapi atau hewan sejenis yang sakit jangan disembelih, tetapi segera dilaporkan kepada pihak terkait, yaitu Dinas Peternakan.(*)

  [Slamet, Kontributor & PKB Desa Bleberan Playen]
0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine