Baksos Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan Ponjong Berhasil Gaet 55 Implan dan 24 IUD

PONJONG - Dalam rangka evaluasi Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan tahun 2019 di mana sebagai sampelnya adalah Desa Bedoyo, Ponjong, maka dilaksanakanlah acara Bakti Sosial Program KB untuk warga Kecamatan Ponjong, semua tanpa kecuali, dengan lokasi pelayanannya di UPT Puskesmas Ponjong II Bedoyo Ponjong, Gunungkidul, pada Kamis (21/11) pagi hingga siang hari. 

Acara digelar sejak jam 08.00 WIB, tetapi sejak pagi warga masyarakat calon akseptor IUD dan implan sudah antre di bawah tenda yang disediakan panitia. "Mereka datang pagi karena ingin dapat nomor antrean awal, supaya bisa dilayani lebih awal," ujar Kusumanto Dewobroto, salah satu penyuluh KB di Kecamatan Ponjong.  Disampaikan oleh Pak Dewo, panggilan akrabnya, bahwa calon akseptor dalam kegiatan ini diberi fasilitas antar jemput. Mereka menunggu di balai desa masing-masing menunggu mobil jemputan dari kecamatan. Setelah itu, selesai pelayanan, akan diantarkan kembali ke desa masing-masing. Sebagai koordinator lapangan antar jemput calon akseptor ini adalah Jamingan, mantan PLKB Ponjong yang baru saja memasuki purna tugas tahun ini beberapa bulan yang lalu.

Menurut Koordinator PKB Ponjong, Suka Priyono, kegiatan ini merupakan buah kerjasama antara Perwakilan BKKBN DIY, DP3AKBPM dan D Gunungkidul, BPKB Ponjong, IBI Gunungkidul, dan BPKB Kecamatan Ponjong. 

Tim dari Perwakilan BKKBN DIY langsung datang ke lokasi untuk memantau kegiatan pelayanan ini kira-kira jam 10.00 WIB. Sihino, Kasubbid Bina Kesertaan KB Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus Perwakilan BKKBN DIY menanggapi secara positif kegiatan ini.  "Saya sampaikan terimaksih karena antusiasme dari masyarakat luar biasa. Ini begitu saya masuk tadi sudah disambut masyarakat yang berjejer di kelurahan. Sehingga ini luar biasa sekali menurut saya. Ini ada etika dari warga masyrakat untuk menyambut kami dengan ramah. Yang kedua, ini dalam pelayanan juga diikuti oleh perserta yang lumayan banyak. Ini artinya di dalam kegiatan Kesatuan Gerak PKK KKBPK ini mendapat respons yang luar biasa. Ini mudah-mudahan menjadi inspirasi bagi warga masyrkat untuk kedepannya. Sehingga nanti masyarkat akan mengikuti program pemerintah khususnya, baik itu KB mapupun kegiatan lain, dsb," kata Sihono.

Selain itu, Sihono juga berharap  agar kegiatan ini bisa dilanjutkan ke depannya karena sebagai evaluasi sekaligus sebagai motivasi bagi warga masyrakat untuk meningkatkan kepekaan KB maupun untuk kesehatan, karena ini menyangkut masa depan wilayah itu sendiri. "Selain itu, dengan adanya lomba Evaluasi Kesatuan Gerak PKK-KKBPK Kesehatan ini, tentu ada motivasi khusus dari warga masyarkat yang antusias dalam berpartisipasi. Karena biasanya memang orang kalau sudah dilombakan ada rasa senang.  Antusiasme itu ada karena ada keinginan untuk menang," lanjut Sihono.

Ketua Tim Penggerak PKK Ponjong, yang juga sekaligus Kabid PPPA DP3AKBPM dan D, Dra Rumi Hayati, mengaku sangat bangga dan senang dengan kegiatan pelayanan baksos KB pada hari itu. "Luar biasa kegiatan hari ini," ujar Bu Rumi, panggilan akrabnya. "Sambutan dari masyarakat cukup responsif, alhamdulillah semua berjalan lancar insya Allah, dan ini masih menunggu dari desa-desa yang lain yang tengah dijemput oleh mobil antar jemput dari BPKB."

Ketika ditanya oleh Pimred Cahaya Keluarga, Sabrur Rohim, ihwal apa yang mungkin bisa menjadi masukan untuk pihak BPKB, Puskesmas atau mungkin Dinas tentang kegiatan seperti ini, Bu Rumi menegaskan bahwa  kegiatan hari ini cukup bagus karena harapannya tentu bisa meningkatkan capaian, karena bagaimana pun juga selama ini angkanya masih rendah untuk tahun 2019 ini. 

"Makanya dengan sistem jemput bola barangkali membantu, dan ternyata memang sangat membantu untuk menyemangati pasien, dan dengan itu secara tidak langsung  juga membantu meningkatkan capaian KB. Kalau misalkan harus berangkat sendiri ke lokasi Puskesmas, mungkin jauh bagi sebagian orang. Nah, dengan sistem jemput bola, ini bagus, karena dengan dijemput secara masal, menjadi tambahan semangat tersendiri bagi calon akseptor. Kalau bisa setiap ada baksos kita terapkan sistem seperti ini, jemput bola," tambah Bu Rumi.

Di sisi lain, Bu Rumi juga mengaitkan kegiatan ini dengan soal keterlibatan pria yang menurutnya untuk konteks program KB justru masih harus ditingkatkan. "Kita tahu, bahwa dalam program KB ini, yang lebih banyak menjadi pesertanya adalah kaum ibu. Dinas juga sudah sering memberangkatkan calon akseptor MOp, tetapi jumlah pesertanya masih sedikit. Kesertaan kondom di beberapa kecamatan juga masih sangat sedikit. Nah,  ini menjadi tugas teman-teman PLKB ini bagaimana mensosialisasikan KB pria. Ya kalau perlu PLKB yang pria itu memberi contoh. Kalau kita melihat perempuan kurang berdaya, itu sebenarnya salah besar, karena kalau kita lihat hari ini, yang justru berpastisipasi aktif dalam pemberdayaan masyarakat itu bisa dikatakan 50% lebih ada di perempuan," tegas Bu Rumi.

 "Jadi," kata Bu Rumi, "ke depan perlu banyak lagi KIE pada masyarakat tentang KB pria, bukan cuma perempuan saja. Karna begini, sekadar informasi, untuk MOP di Gunungkidul masih rendah sekali, yakni masih di kisaran  2%, digabung dengan kondom juga masih di kisaran tersebut. Maka saya berharap KIE semakin digencarkan. Lantas, kalau bisa kita bantu masyarakat, kita permudah mereka untuk bisa akses terhadap layanan  yang di antaranya adalah  seperti yang kita lakukan kali ini, kita antar jemput." 

Salah satu akseptor yang sukses mendapat pelayanan IUD, Ani Wijayanti, 32 tahun, asal Turi, Sidorejo, Ponjong, memberikan testimoni yang positif atas kegiatan ini. "Saya merasa terbantu dengan adanya kegiatan ini, karena dilayani dengan baik, diantar jemput oleh mobil kecamatan. Banyak juga peserta dari desa saya yang ikut. Mereka bersemangat dengan adanya pelayanan massal ini, karena dengan bersama-sama menjadi lebih bersemangat, apalagi di antar jemput," ujar ibu beranak dua yang sebelumnya memakai alokon suntik.

Menurut Suka Priyono, Koordinator PKB Ponjong, pelayanan baksos hari itu berhasil menggaet 55 akseptor implan dan 24 akseptor IUD, jadi total sebanyak 79 tahun. Dari jumlah itu, 10 peserta IUD merupakan peserta baru, dan 12 peserta implan merupakan peserta baru, sisanya merupakan peserta aktif, baik ganti cara maupun ulang.(*) [Sabrur Rohim, SAg, Pimred Cahaya Keluarga & Suka Priyono,  PKB Ponjong] 
0 Viewers

Post a Comment

3 Comments

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)

The Magazine