Sujoko: "Setelah Revisi UU No 1 Tahun 1974, Kader Harus Makin Serius Kampanyekan PUP!"


Rabu (25/09), Kampung KB Maju Makmur, Dusun Bulu, Bejiharjo, Karangmojo punya hajatan akbar dalam rangka menyukseskan program KKBPK di kampung tersebut, yakni, Peresmian Rumah Data Kependudukan. Lokasi kegiatan ini adalah di Balai Desa Bulu, yang notabane menjadi sentra kegiatan Kampung KB, dan sekaligus menjadi tempat atau lokasi Rumah Data Kependudukan itu sendiri.

Menurut Dinarsih, Koordinator PKB Karangmojo, tujuan kegiatan ini adalah untuk menandai progres yang telah dicapai oleh Kampung KB Bulu terkait dengan infografis bidang KKBPK. “Harapannya, setelah peresmian ini bagi pihak-pihak yang ingin berkepentingan dengan data-data kependudukan dan pembangunan keluarga bisa langsung melihat infografisnya di Rumah Data. Rumah Data ini menyediakan informasi tentang capaian-capaian pembangunan di tingkat dusun, sehingga bisa menjadi bahas monitor dan evaluasi. Data-data di sini akan terus kami update sesuai perkembangan-perkembangan terbaru,” tutur Dinarsih.

Hadir dalam acara ini tim dari Perwakilan BKKBN DIY, Kepala DP3AKBPMD Gunungkidul, Kabid KB, Camat dan Forkompinca, Kepala KUA Karangmojo, BPP Karangmojo, Kepala UPT Puskesmas Karangmojo, kepala desa se-Karangmojo, kader IMP se-Desa Bejiharjo, pengurus IMP Karangmojo, warga Dusun Bulu beserta tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Alternatif Selain Nasi
Dalam pra-acara, para peserta (terutama kader-kader IMP) mendapat penyuluhan dari BPP Karangmojo, yang diwakili oleh salah satu penyuluhnya, Dyan Sukmawati, STP. Dyan dalam paparannya mengajak para kader IMP se-Karangmojo, dan khususnya warga Kampung KB Bulu, untuk beralih ke menu selain nasi namun dengan kandungan karbohidrat yang sama, misalnya jagung, ketela, kentang, dan sejenisnya, demi menghindari gula yang berlebihan. Sebab, kata Dyan, kandungan gula dalam nasi sangat tinggi. Tentu saja nasi juga tetap makanan yang baik, tetapi menu lain seperti kentang juga tak kalah baik dari sisi kandungan karbohidrat. Dyan juga mengajak khususnya warga Kampung KB untuk menanam sayur dan bahan rempah sendiri di pekarangan rumah, karena akan menghemat pengeluaran, dan jelas lebih sehat, karena dirawat sendiri. Jenis yang ditawarkan adalah bawang merah, yang diketahui cukup cocok untuk ditanam di wilayah Gunungkidul. “Bakan,” kata Dyan, “kalau bisa bawang merah atau brambang ini bukan sekadar untuk dikonsumsi, melainkan juga bisa dijual untuk menambah penghasilan. Tentu saja, menanamnya harus banyak.”

Tugu Selamat Datang & Area Pemancingan
Kepala DP3AKBPMD Gunungkidul, Sujoko, SSos, MSi, hadir ke lokasi diikuti oleh Camat dan Forkompinca, Kepala KUA Karangmojo, beserta sejumlah awak media terlebih dulu melaksanakan seremoni peletakan batu pertama pembangunan tugu selamat datang ke Kampung KB Bulu, yang sebagian besar dananya bersumber dari BKK Kabupaten Gunungkidul. Setelah peletakan batu pertama, Sujoko beserta tim meresmikan tempat pemacingan ikan “Zivana Fun Fishing”, milik salah satu warga Bulu yang juga menjadi tempat kegiatan perekonomian warga Bulu, baik sebagai pekerja atau penjual aneka kebutuhan para pengunjung di sekitar lokasi pemancingan tersebut. Peresmian ini ditandai dengan acara tabur ikan dan mancing bersama-sama, lalu dilanjutkan acara menikmati minuman dan makanan tradisional. Seusai acara ini, Sujoko dan tim ke Balai Dusun Bulu untuk seremoni peresmian Rumah Data Kependudukan.

Tapak Jaran
Dalam paparan kegiatannya di hadapan peserta kegiatan, Dukuh Bulu, Agung Subekti, memaparkan gambaran umum Kampung KB Maju Makmur baik dari aspek geografisnya, demografisnya, khususnya kondisi-kondisi masyarakat yang terkait dengan kependudukan dan pembangunan keluarga. Secara umum, Dusun Bulu yang terdiri atas 12 RT, 357 KK, dan 1359 jiwa, awalnya adalah wilayah di Desa Bejiharjo yang belum tersentuh kemajuan dan pembangunan. Namun, berawal dari dicanangkan sebagai Kampung KB, Bulu kini semakin menunjukkan potensinya dan mengalami perkembangan yang luar biasa. Semua segmen masyarakat disasar oleh program KKBPK, dari Posyandu balita, BKB, Posyandu Lansia, BKL, BKR, PIK Remaja, UPPKS, dan masih banyak yang lain, yang intinya untuk mewujudkan kesejahteraan warga dusun dari semua kalangan dan usia. Kampung KB di Dusun Bulu, menurut Agung, adalah “Kampung KB Berbasis Wisata dan Budaya,” karena salah satu potensi wisata di Bulu adalah “Tapak Jaran”, yang menyediakan wisata sungai untuk selfie, pemancingan, perahu, lembah, dll. “Hanya saja, kita masih terkendala infrastruktur yang belum memadai ke lokasi,” kata Agung, sembari berharap ada pemangku kepentingan yang bisa memperhatikan masalah ini.

Pentingnya PUP
Sebelum peresmian, acara seremoni diisi pula dengan aneka penampilan kader, yakni menyanyikan lagu-lagu yel-yel dan gubahan program KKBPK oleh kader IMP se-Karangmojo. Acara juga diisi dengan pemberian BKB KIT kepada Kampung KB, sertifikat kepada desa berprestasi, serta majalah KIE Cahaya Keluarga kepada kader PPKBD, diberikan oleh Kepala DP3AKBPMD dan pejabat struktural Perwakilan BKKBN DIY.
Camat Karangmojo, Drs Marwatahadi, MSi, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang luar biasa kepada semua kader di wilayah Karangmojo untuk mensukseskan acara ini. Ini terbukti, kata Camat, dengan kehadiran semua perwakilan kader Kecamatan Karangmojo dalam acara ini. Secara khusus, Camat menyambut baik acara peresmian ini, dan berharap semoga data-data yang ada di Rumah Data Kependudukan bisa menjadi rujukan untuk berbagai kebijakan pembangunan di Desa Bejiharjo serta khususnya Dusun Bulu yang menjadi Kampung KB. Camat juga berharap, keberadaan Rumah Data di Bulu bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa atau dusun lain untuk melakukan hal yang sama.
Dalam sambutannya, Kepala DP3AKBPMD, Sujoko, SSos, MSi, merasa sangat berbahagia bisa hadir di acara ini, apalagi melihat hasil pembangunan yang luar biasa yang dicapai oleh Dusun Bulu setelah ditetapkan sebagai Kampung KB, dengan nama Kampung KB Maju Makmur. Menurut Pak Joko, panggilan akrabnya, kondisi program KKBPK di Bulu sudah bagus sebagaimana laporan yang diterimanya. “PB sudah bagus, PA sudah bagus, apalagi dengan potensi wisata yang sekarang tengah gencar dipromosikan, bisa semakin menambah daya tarik serta semangat untuk terus maju dan berkembang,” kata Sujoko.
Sujoko juga berterimakasih kepada semua kader yang hadir di acara tersebut, yang bukan saja dari kader Bulu dan Bejiharjo pada umumnya, tetapi bahkan seluruh kecamatan Karangmojo juga hadir, meski hanya perwakilannya. “Tanpa peran dan kontribusi para kader IMP semua, mustahil program KKBPK di Karangmojo bisa berhasil. Oleh karena itu, saya sangat berterimakasih, dan saya berharap, para kader terus memupuk semangat dalam bekerja untuk masyarakat,” ujar Pak Joko.
“Hanya saja, saya mendengar,” lanjut Sujoko, “bahwa angka pernikahan dini di Dusun Bulu ini masih muncul tahun ini. Saya sangat berharap kepada kader Bulu, agar bekerja lebih keras untuk meminimalkan kasus pernikahan dini. Ini penting saya utarakan, karena salah satu isu penting yang menjadi konsern Pemkab Gunungkidul adalah mencegah perkawinan usia anak. Kita sudah punya Perbup No 36 Tahun 2015, yang di situ mengamanahkan kepada semua pemangku kepentingan dari semua jenjang, untuk bersama-sama menanggulangi pernikahan dini di wilayahnya.”
“Apalagi,” sambung Sujoko, “sekarang UU No 1 tahun 1974 baru saja direvisi, di mana usia minimal seorang perempuan untuk diizinkan menikah adalah 19 tahun, sama dengan laki-laki, di mana sebelumnya (sebelum diamandemen) adalah 16 tahun. Ini menjadikan tugas kita semakin berat. Akan tetapi, ini merupakan kewajiban kita semua, apalagi para kader KB, untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pendewasaan usia perkawinan (PUP), karena tujuan akhirnya adalah kesehatan kaum perempuan juga, serta kesejahteraan keluarga.”

Keterlibatan Lintas Sektor
Kepala Perwakilan BKKBN DIY, yang diwakili oleh Kabid Dalduk, Witriastuti Susani Anggraini, SE, MM, dalam sambutannya sangat mengapresiasi diresmikannya Rumah Data Kependudukan di Kampung KB Maju Makmur, Dusun Bulu, ini. “Saya berharap, data dan informasi yang ada di Rumah Data ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Saya juga menyarankan, agar datanya harus singkron dan sinergis dengan data-data lain baik di tingkat desa ataupun kecamatan. Ini sesuai saran dan arahan dari Sekda DIY di Kampung KB Ngalangombo beberapa waktu lalu, agar ada sinergitas antara data di Kampung KB dengan konten data di sistem informasi di sektor-sektor lain,” kata Witriastuti.
“Saya juga sangat berharap,” lanjut Witriastuti, “semua lini dan lintas sektor di tingkat kecamatan, desa, dan dusun, bisa berkontribusi aktif dalam memajukan Dusun Bulu ini, sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Sebab, program Kampung KB sebenarnya adalah program yang mengharuskan keterlibatan semua lini, semua sektor, tidak hanya bidang KKBPK saja.”(*) [Sabrur Rohim & Dinarsih, melaporkan langsung dari Bulu, Bejiharjo]
  



0 Viewers

Post a Comment

1 Comments

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)

The Magazine