H Sutono, Kades Kemadang: “Saya 8 Tahun Menjadi Akseptor, dan Semua Mitos Itu Tak Terbukti!”


Metoda Operasi Pria (MOP) KB pria memang belum begitu banyak dilakukan oleh warga Gunungkidul. Data yang diperoleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DP3AKBPM dan D) Kabupaten Gunungkidul menyebutkan sampai dengan tahun 2017 sekitar 4.400 pria di Gunungkidul sudah menjadi peserta KB pria. Dari 123.000 pria beristri usia subur di Gunungkidul, 3,6 persen diantaranya memilih ber-KB.
         

Salah satu di antara pria berusia subur di Gunungkidul yang menjadi peserta KB pria adalah H Sutono. Ia adalah suami dari Purwati, AMd Keb, yang dikaruniai 2 anak dalam kelaurga. Sebagai salah satu peserta Keluarga Berencana (KB) pria, H Sutono yang adalah Kepala Desa Kemadang, menjadi motivator KB pria dan terpilih menjadi Teladan Motivator KB tingkat nasional.
          Di antara aktivitasnya yang padat sebagai Kepala Desa dan persiapan lomba desa tingkat propinsi (2018), H  Sutono meluangkan waktu menerima kunjungan dan wawancara dengan redaksi Cahaya Keluarga di ruang kerjanya. Kepada redaksi Cahaya Keluarga, Sutono berbagi pengalaman mengikuti lomba motivator MOP. Setelah menang lomba motivator KB Pria tingkat provinsi, Sutono maju pada lomba Motivator KB Pria Tingkat Nasional Tahun 2017. Pada saat itu dilaksanakan acara verifikasi yang berlangsung di Balai Desa Kemadang, Tanjungsari, Gunungkidul. Acara ini dihadiri oleh tim verifikasi lomba Perwakilan dari BKKBN DIY. Yang mengesankan baginya, acara juga dihadiri oleh Bupati Gunungkidul, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DP3AKBPMD), Camat Tanjungsari, Kelompok KB Pria dan tamu undangan.
          Sebagai Kepala Desa, Sutono sangat paham mengenai kondisi masyarakat Desa Kemadang, termasuk dalam kaitannya dengan program Kependudukan, KB, dan Pembangunan Keluarga. Ia memutuskan melakukan KB pria/ MOP ini pada tahun 2010. Berawal dari kepedulian dan empatinya pada kaum perempuan, ia kemudian berusaha mendapatkan pengetahuan yang lebih luas tentang MOP dan metode kontrasepsi lainnya. Istrinya (Purwati, AMd Keb) yang adalah seorang bidan banyak memberikan informasi dan pengetahuan mendalam tentang MOP. Dukungan dan apresiasi positif dari istri, menguatkan tekad Sutono untuk memilih alternatif metode MOP dalam ber-KB.
          Selanjutnya ia memutuskan menjadi motivator KB pria metode MOP, karena ia sudah merasakan sendiri dampak positif dari penggunaan MOP. Dalam menggunakan MOP, dampak positifnya antara lain lebih nyaman dan tidak menganggu aktivitas dari penggunanya. Tidak ada efek samping yang berbahaya atau mengganggu dari metode ini. Selain itu kesetaraan gender dalam aktivitas program KB juga terwujud. Kenyamanan suami istri tentu menjadi penguat bagi visi untuk membangun keluarga bahagia dan sejahtera.
‘Salah satu visi saya adalah membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera, salah satunya dengan mengambil peran ber-KB melalui MOP,’ demikian penuturan Sutono kepada redaksi. Adapun dalam menjalankan perannya sebagai motivator MOP, ia melakukan pendekatan personal kepada tokoh masyarakat,  melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui banyak jalur diantaranya dengan jalur keagamaan, jalur kelompok serta jalur budaya.
          Menjawab pertanyaan redaksi tentang hambatan dan kendala yang ditemui sebagai motivator KB pria, Sutono mengakui memang banyak kendala untuk meningkatkan keterlibatan pria dalam KB. Penolakan dari pasangan usia subur bukan hal asing buat Sutono. Kebanyakan pria yang dimotivasi menolak dengan berbagai alasan. “Banyak yang takut pada mitos yang berkembang, bahwa kejantanan berkurang, badan jadi mudah capek, dan anggapan bahwa vasektomi sama dengan kebiri,” ujarnya. Padahal, ia sudah hidup sebagai akseptor MOP selama delapan tahun. Ia menyatakan bahwa tak satu pun mitos tersebut terbukti.
Kendala lain adalah pandangan sosial budaya bahwa pria belum lazim mengikuti KB dan kekhawatiran pihak istri. Menghadapi hambatan ini, ia tidak putus asa. Perannya sebagai kepala desa diakui membantu dalam upayanya memberi contoh kepada masyarakat. Dalam berbagai forum formal dan non formal, ia melakukan sosialisasi dan edukasi tentang MOP pada masyarakat. Hasil nyata ia dapatkan, dengan naiknya kesertaan KB metode MOP ini di wilayah Desa Kemadang, puluhan akseptor baru mengikuti jejaknya menjadi peserta KB MOP. Di akhir perbincangan, Sutono menyampaikan harapannya bisa memperluas perannya sebagi motivator KB tidak hanya di wilayah Desa Kemadang tapi juga di propinsi DIY dan nasional guna mendukung program pemerintah dalam program KB.(*) [S Yuliarto & AJL, kontributor Tanjungsari]


0 Viewers

Post a Comment

1 Comments

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)

The Magazine